NEUROSAINS
KOGNITIF
Oleh Arini Rusda
Dalam
kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai otak manusia ; daerah yang
belum dijelajahi dalam diri manusia.
Sebelumya,
apa itu neurosains kognitif?
Neurosians kognitif adalah
pendekatan dalam psikologi kognitif yang memusatkan kajiannya pada otak. Dalam
batasan-batasan tertentu, neurosains kognitif adalah ilmu yang menyediakan
dasar-dasar untuk lebih jauh lagi menyelidiki isu-isu lama terkait pikiran dan
tubuh, mengingat bagaimana jerih payah para ilmuwan neurosains dalam melakukan
eksperimen-eksperimen guna menyelidiki hakikat neurosains. Istilah neurosains
kognitif sendiri berasal dari “kognisi” yaitu proses mengetahui dan
“neurosains” yaitu ilmu yang mempelajari sistem saraf. Neurosains kognitif
berperan dalam menglokalisir bagian-bagian otak sesuai dengan fungsinya.
Sejatinya
manusia adalah makhluk yang memiliki keingintahuan yang besar tentang apa saja
yang ada disekitarnya. Maka dari itu, otak manusia mempunyai kemampuan yang tak
terbatas dalam memproses informasi yang didapatnya. Dalam otak manusia terdapat
jaringan neuron yang saling terhubung satu sama lain dan merupakan sistem
paling rumit yang dikenal manusia. Kemampuan otak manusia dalam menganalisis
perhitungan terhadap sinyal-sinyal sensoris dan pemahamannya sungguh rumit.
Otak
memiliki karakteristik-karakteristik fisik. Otak terdiri dari neuron-neuron.
Otak manusia selalu bekerja, tidak pernah beristirahat, dan senantiasa dipenuhi
aktivitas elektrokimia. Meskipun demikian, struktur arsitektural otak relatif
stabil.
Sistem Saraf Pusat.
Sistem
saraf pusat atau CNS (Central Nervous
System) terdiri dari tulang belakang dan otak. Unsur dasar pembentuk CNS
adalah neuron, sebuah sel khusus yang mengirimkan informasi sepanajng sistem
saraf. Setiap neuron mampu menerima dan mengirimkan impuls neural ke ribuan
neuron lain. Sistem ini lebih remit daripada seluruh sistem yang ada di alam
semesta ini.
Berikut
merupakan empat bagian utama dalam neuron.
1. Dendrit, berfungsi untuk menghubungkan impuls saraf menuju
ke badan sel saraf. Dendrit berbentuk seperti pohon (arborized), lengkap dengan cabang dan ranting.
2. Tubuh sel, yag bertanggung jawab menjaga kondisi dasar
neuron. Tubuh sel menerima nutrisi dan melenyapkan limbah organikdengan
menyaring limbah tersebut melalui dinding sel yang permeabel.
3. Akson (axon), yaitu sebuah jalur panjang
menyerupai tabung, yang menghubungkan tubuh sel dengan sel-sel lain melalui
sinapsis (semacam persimpangan).
4. Akson yang
terhubung berakhir di terminal
prasinaptik (presynaptic terminals). Terminal-terminal ini terletak dekat
dengan permukaan dendrit pada neuron lain (yang bersifat reseptif).
Ilmu neurosains
kogniti merupakan hasil perkawinan antar dua bidang ilmu. Lalu bagaimana kedua
ilmu ini dapat saling mendukung satu dengan yang lain? Beberapa psikolog
kontemporer kedapatan meminjam informasi dan teknik-teknik dari neurosains, dan
begitu sebaliknya.
Para ilmuwan
neurosains hanya memiliki sedikit peralatan dan teknik yang dapat digunakan untuk
mengamati dan mengeksplorasi otak manusia secara langsung. Sedangkan di sisi
lain, psikolog menemukan beragam teknik yang mampu mengungkap misteri pikiran. Menyatunya
dua bidang ilmu tersebut secara signifikan mempercepat pemahaman tentang otak
dan telah menghasilkan generasi ilmuwan baru yang merupakan gabungan ilmuwan
neurosain dengan psikolog kognitif.
Electroencephalography
(EEG) merekam sinyal-sinyal elektrik dari aktivitas neural di otak,
menggunakan serangkaian elektroda-elektroda yang ditempelkan di kulit kepala.
Sinyal-sinyal yang direkam oleh elektroda dikirik ke instrumen yang menayangkan
sinyal-sinyal tersebut. EEG dapat menunjukkan jumlah waktu yang dibutuhkan
untuk memproses stimuli.
Pemindai
CT (Computed axial tomography) adalah proses yang dilakukan oleh komputer, yang
menghasilkan citra struktur otak tiga dimensi pada gambar X-ray yang datar (dua dimensi).
Pemindai
PET (positron emission tomography) digunakan untuk memindai penggunaan glukosa di
dalam otak. PET menggunakan detektor-detektor untuk mengukur partikel-partikel
radioaktif dalam aliran darah, untuk mengukur aliran darah selebral regional.
Pemindai MRI (magnetic resonance imaging)
menghasilkan citra-citra tak bergerak struktur otak. Dalam teknologi MRI, tubuh pasien dikelilingi oleh
elektromagnet amat kuat yang meluruskan nuklei atom-atom hidrogen yang
ditemukan dalam air.
MEG
(magnetoencephalography)
menggunakan sebuah mesin yang mengukur aktivitas otak dari luar kepala dengan
cara mendeteksi medan magnetik yang samar-samar dihasilkan oleh aktivitas otak.
TMS
(transcranial
magnetic stimulation) digunakan bersamaan dengan EEG atau MEG untuk
mengevaluasi efek-efek perubahan aktivitas elektrik otak dalam proses persepsi
dan berpikir. Muatan magnetik dialirkan ke otak melalui sebuah tongkat yang
diletakkan di kepala dan diarahkan ke lokasi spesifik di otak dalam jangka
waktu yang sangat pendek.
Sumber :
Solso, Robert
L., Maclin, Otto H., & Maclin, M. Kimberly. (2007). Psikologi Kognitif. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar