Neurosains Kognitif
Firyal Nabila 16410143
Dalam
mempelajari psikologi kognitif, tentunya sebelum itu kita perlu mempelajari dan
memahami psikologi faal, hal ini diperlukan untuk menjembatani ilmu psikologi
kognitif yang berkaitan dengan otak manusia. Pada bab pertama, psikologi
kognitif mempelajari ilmu yang disebut Neurosains Kognitif.
Neurosains
Kognitif adalah pendekatan dalam psikologi kognitif yang memusatkan kajiannya
pada otak. Ilmu ini adalah ilmu yang menggabungkan psikologi kognitif dengan
neurosains sehingga disebut sebagai neurosains kognitif. Neurosains kognitif
berupaya untuk melokalisir bagian-bagian otak sesuai dengan fungsinya dalam
kognisi. Sehingga neurosains ini berfokus pada otak dan sistem saraf yang
berkaitan dengan fungsi otak.
Neurosains
kognitif juga berperan menjadi wadah proses pembelajaran manusia. Dikarenakan
neurosains mengkaji ilmu mengenai kesadaran, dan proses-proses yang berkaitan
dengan kognisi dan pembelajaran manusia. Neurosains dapat membuat hubungan
proses kognitif pada otak yang berkaitan dengan tingkah laku yang akan
dihasilkan oleh manusia. Hal ini juga dimaksud sebagai perintah yang telah
diproses oleh otak sehingga otak mampu mengaktifkan bagian-bagian penting otak.
Dalam
membahas neurosains, tentunya kita akan membahas mengenai sistem syaraf pada
manusia. Sebelum menjelaskan mengenai sistem syaraf yang berkaitan dengan
kognisi manusia, disini saya akan menjelaskan mengenai kognisi, kognisi adalah
keyakinan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir.
Proses yang dilakukan adalah memperoleh pengetahuan dan memanipulasi
pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai,
menalar, membayangkan dan berbahasa.
Pembahasan
selanjutnya adalah sistem saraf yang berkaitan dengan neurosains kognitif.
Sistem saraf pusat dibagi menjadi dua yaitu otak dan saraf tulang belakang.
Otak menjadi central nervous system dikarenakan
otak berfungsi untuk menerima, memproses, menginterpretasikan dan menyimpan
informasi sensoris yang datang. Pada neurosains kognitif kita akan banyak
membahas mengenai otak, hal ini disebabkan otak menjadi sistem saraf pusat yang
di dalamnya terdiri dari kumpulan massa neuron yang berfungsi untuk menerima
dan kemudian mengirimkan impuls neural ke ribuan neuron lainnya sebagai proses
kognitif.
Neuron
yang terdapat pada otak manusia merupakan unsur dasar pembentuk CNS (Central Nervous System), yakni sebagai
sel khusus yang ada dalam otak yang berfungsi mengirimkan informasi sepanjang
sistem syaraf dimana neuron ini memiliki jumlah yang sangat banyak. Adapun
beberapa bagian utama dari neuron antara lain, dendrit, tubuh sel, akson dan
terminal prasinaptik.
Dendrit
mempunyai fungsi yaitu menerima impuls neural dari neuron yang lain. Sedangkan
tubuh sel adalah bagian neuron yang memiliki fungsi menjaga kondisi dasar dari
neuron itu sendiri. Bagian selanjutnya adalah akson. Akson merupakan
serabut-serabut yang bertugas membawa dan menghantarkan impuls dari tubuh sel
ke neuron yang lain. Kemudian yang terakhir adalah terminal prasinaptik yaitu
merupakan terminal tempat berakhirnya akson yang letaknya sangat dekat dengan
permukaan dendrit pada neuron lain. Meski tidak bersambung dengan dendrit,
terminal sinaptik juga mampu membuat sinapsis. Tugas sinapsis adalah
menyampaikan informasi neotransmitter terhadap lainnya.
Dalam
proses berpikir, manusia lebih banyak menggunakan korteks serebral yang diduga
menjadi peran penting karena berkaitan dengan proses kognitif dan banyak
melibatkan area (lobus) di otak. Adapun lobus-lobus tersebut sedikitnya
terdapat empat lobus yakni lobus frontal, lobus temporal, lobus parietal dan
lobus oksipital. Lobus –lobus tersebut telah memiliki fungsi atau perannya
masing-masing.
Oleh
karena itu, neurosains kognitif sangat memberi manfaat dalam memahami proses
kognitif manusia. Sehingga hubungan antar neurosains dengan psikologi kognitif
membawa manfaat yang salah satunya adalah menjadi sasaran klinis untuk
menemukan patologi otak dan perilaku.
Adapun
alat-alat yang digunakan para ilmuwan neurosains adalah Electroence Phalogram (EEG) , Computed
Axial Tomography (CT), Positron
Emission Tomography (PET), dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar