Selasa, 12 September 2017

Firyal Nabila

Neurosains Kognitif
Firyal Nabila 16410143
          Dalam mempelajari psikologi kognitif, tentunya sebelum itu kita perlu mempelajari dan memahami psikologi faal, hal ini diperlukan untuk menjembatani ilmu psikologi kognitif yang berkaitan dengan otak manusia. Pada bab pertama, psikologi kognitif mempelajari ilmu yang disebut Neurosains Kognitif.
          Neurosains Kognitif adalah pendekatan dalam psikologi kognitif yang memusatkan kajiannya pada otak. Ilmu ini adalah ilmu yang menggabungkan psikologi kognitif dengan neurosains sehingga disebut sebagai neurosains kognitif. Neurosains kognitif berupaya untuk melokalisir bagian-bagian otak sesuai dengan fungsinya dalam kognisi. Sehingga neurosains ini berfokus pada otak dan sistem saraf yang berkaitan dengan fungsi otak.
          Neurosains kognitif juga berperan menjadi wadah proses pembelajaran manusia. Dikarenakan neurosains mengkaji ilmu mengenai kesadaran, dan proses-proses yang berkaitan dengan kognisi dan pembelajaran manusia. Neurosains dapat membuat hubungan proses kognitif pada otak yang berkaitan dengan tingkah laku yang akan dihasilkan oleh manusia. Hal ini juga dimaksud sebagai perintah yang telah diproses oleh otak sehingga otak mampu mengaktifkan bagian-bagian penting otak.
          Dalam membahas neurosains, tentunya kita akan membahas mengenai sistem syaraf pada manusia. Sebelum menjelaskan mengenai sistem syaraf yang berkaitan dengan kognisi manusia, disini saya akan menjelaskan mengenai kognisi, kognisi adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir. Proses yang dilakukan adalah memperoleh pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa.
          Pembahasan selanjutnya adalah sistem saraf yang berkaitan dengan neurosains kognitif. Sistem saraf pusat dibagi menjadi dua yaitu otak dan saraf tulang belakang. Otak menjadi central nervous system dikarenakan otak berfungsi untuk menerima, memproses, menginterpretasikan dan menyimpan informasi sensoris yang datang. Pada neurosains kognitif kita akan banyak membahas mengenai otak, hal ini disebabkan otak menjadi sistem saraf pusat yang di dalamnya terdiri dari kumpulan massa neuron yang berfungsi untuk menerima dan kemudian mengirimkan impuls neural ke ribuan neuron lainnya sebagai proses kognitif.
          Neuron yang terdapat pada otak manusia merupakan unsur dasar pembentuk CNS (Central Nervous System), yakni sebagai sel khusus yang ada dalam otak yang berfungsi mengirimkan informasi sepanjang sistem syaraf dimana neuron ini memiliki jumlah yang sangat banyak. Adapun beberapa bagian utama dari neuron antara lain, dendrit, tubuh sel, akson dan terminal prasinaptik.
          Dendrit mempunyai fungsi yaitu menerima impuls neural dari neuron yang lain. Sedangkan tubuh sel adalah bagian neuron yang memiliki fungsi menjaga kondisi dasar dari neuron itu sendiri. Bagian selanjutnya adalah akson. Akson merupakan serabut-serabut yang bertugas membawa dan menghantarkan impuls dari tubuh sel ke neuron yang lain. Kemudian yang terakhir adalah terminal prasinaptik yaitu merupakan terminal tempat berakhirnya akson yang letaknya sangat dekat dengan permukaan dendrit pada neuron lain. Meski tidak bersambung dengan dendrit, terminal sinaptik juga mampu membuat sinapsis. Tugas sinapsis adalah menyampaikan informasi neotransmitter terhadap lainnya.
          Dalam proses berpikir, manusia lebih banyak menggunakan korteks serebral yang diduga menjadi peran penting karena berkaitan dengan proses kognitif dan banyak melibatkan area (lobus) di otak. Adapun lobus-lobus tersebut sedikitnya terdapat empat lobus yakni lobus frontal, lobus temporal, lobus parietal dan lobus oksipital. Lobus –lobus tersebut telah memiliki fungsi atau perannya masing-masing.
          Oleh karena itu, neurosains kognitif sangat memberi manfaat dalam memahami proses kognitif manusia. Sehingga hubungan antar neurosains dengan psikologi kognitif membawa manfaat yang salah satunya adalah menjadi sasaran klinis untuk menemukan patologi otak dan perilaku.
          Adapun alat-alat yang digunakan para ilmuwan neurosains adalah Electroence Phalogram (EEG) , Computed Axial Tomography (CT), Positron Emission Tomography (PET), dan lain-lain.
         


Tidak ada komentar:

Posting Komentar