ADHETIO
RINOLVA PUTRA
16410162
1. Sistem saraf
pusat.
Ketika pertama kali
memegang pisau tentu kita terkadang merasa kalau melakukannya adalah hal yang
sangat sulit karena belum terbiasa dan belum mendapatkan cara yang benar dalam
memegang sebuah pisau. Dan ketika memotong
sesuatu terkadang kita melakukan kesalahan dan yang sering kita lakukan adalah
mengiris tangan kita sendiri secara tidak sengaja. Setelah pisau itu melukai
tangan kita respion dasar yang kita berikan adalah mengeluarkan suara dan
memegang tangan yang teriris tadi. Selain rasa sakit pernahkah kita bertanya
bagaimana kita bisa merasakan sesuatu, bagaimana kita bisa mendengar atau
bagaimana kita bisa melihat mencium bau dan meresakan sensasi dikulit. Semua
itu kita dapat dari stimulus yang dialirkan sampai kepada otak. Dengan
mekanisme stimulus yang datang ditangkap oleh cabang – cabang dendrit mendapat
proses awal pada inti sel menuju kepada axon dan pada terminal axon yang
menghubungkan antara dua sel terdapat sebuah celah. Celah ini memerlukan aliran
listrik yang berulang – ulang agar dapat berpindah menuju sel saraf selanjutnya
guna melanjutkan penyampainan informasi agar sampai kepada otak untuk diproses
lebih lanjut.
Contoh kasus diatas
merupakan cerita dari bagaimana sistem saraf tepi menangkap sebuah informasi
dan menyampaikan kepada otak, dan yang akan kita bahas kali ini adalah sistem
saraf pusat. Sistem saraf pusat atau yang lebih dikenal dengan central nervous sistem ( CNS ) terdiri
dari dua cabang.
A. Otak
Bagian ini merupakan inti dari semua proses
yang ada dalam tubuh manusia karena semua hal yang ditangkap oleh dendrit akan
dialirkan menuju otak melalui saraf dan diotak akan menentukan bagaimana sebuah
stimulus yang datang itu akan direspon atau diabaikan.
a. Lobus Frontalis
Daerah
ini berperan dalam koordinasi dan pengendalian gerak otot dan berpikir,
belajar, memori, pandangan ke depan, analisis logis, kreativitas, dan
beberapa emosi bergantung kepada kegiatan saraf di lobus frontalis. Berdasarkan
sebuah penelitian ternyata Kerusakan
pada lobus frontalis dapat mengakibatkan perubahan pada perilaku manusia. Pada
penelitian yang sudah dilakukan pada manusia ditemukan ternyata kerusakan ini
mengakibatkan karakter seseorang yang sebelumnya tenang dan
bersungguh-sungguh bisa berubah menjadi sembrono, tidak bertanggung jawab, resah,
kepala batu, dan tidak sopan.
b. Lobus Parientalis
Daerah
ini terletak di bagian belakang. Antara lobus frontalis dengan lobus
parientalis terdapat lekukan atau parit yang disebut dengan sulkus sentralis
atau celah Rolando. Lobus parientalis ini berfungsi untuk menerima rangsang
panas, dingin, tekanan, dan sentuhan.
c. Lobus Temporalis
Bagian
ini berperan sebagai pusat pendengaran. Adanya bunyi dapat meningkatkan
metabolisme daerah pembicaraan pada lobus temporalis
d. Lobus Osksipitalis
Daerah
ini berperan penting terhadap penglihatan. Seseorang yang mengalami kecelakaan
dan mengalami kerusakan pada bagian ini, maka akan mengalami kebutaan. Apabila
kita membuka mata dan melihat suatu pemandangan, jumlah radioaktifnya sangat
meningkat di daerah penglihatan pada lobus oksipitalis. (Solso, 2008, p. 46)
B. Medulla spinalis
Bagian ini biasa dikenal sebagai sumsum
tulang belakang. Bagian ini adalah terusan dari otak kecil dibelakang tubuh
yang merupakan bagian tulang yang menegakan tubuh manusia.
Bagian ini memiliki fungsi yang berbeda
dengan otak, pada otak stimulus yang akan diberikan timbal balik atau respon
dapat dipikirkan dengan baik atau memiliki beberapa pilihan, sedangkan stimulus
yang datang dan direspon oleh medulla
spinal diberikan secara reflek, jadi gerakan reflek yang kita berikan dari
sebuah stimulus adalah hasil dari proses yang diberikan oleh sumsum tulang
belakang.
2. Neurosains kognitif.
Neurosains kognitif adalah pendekatan dalam
psikologi kognitif yg memusatkan kajiannya pada otak. Ilmu yg menggabungkan psikologi
kognitif dengan neurosains kemudian disebut neurosains kognitif. Penelitian-penelitian awal tentang lobotomi,
frenologi, dan lokalisasi fungsi adalah pendahulu ilmu neurosains kognitif
modern. Ilmuwn neurosains adalah para ilmuwan yang mempelajari neurosains atau
cabang dari ilmu yang meliputi studi terhadap neuroanatomi, neurofisiologi,
fungsi otak, dan model cara kerja otak dari disiplin psikologi. Bidang ilmu ini
adalah cabang ilmu yang sangat berjasa dalam bagaimana menentukan bagian mana
yang berfungsi pada sebuah perilaku. Dalam kasus lobotomi atau perbaikan
langsung pada bagian otak seorang pasien penyakit jiwa dengan langsung mengotak
- atik.
3. Psikologi kognitif
dan neurosains kognitif.
Karena pada dasarnya sebuah kasih saying, cara berpikir,
perhatian, memori, persepsi, perhatian dan berbagai aspek psikologi serta
kecendrungan kepribadian dan pengambilan keputusan serta cara bertindak adalah
hasil dari proses yang dilakukan oleh otak berupa pemberian perintah untuk
melakukan suatu hal.
Selain itu proses eksperimen yang dilakukan salah
satunya oleh seorang ahli psikologi asal Portugal tahun 1935 bernama Antonio Ergas Moniz dengan
membuat dua lubang pada tengkorak manusia lalu kemudian membuat sebuah
instrument dengan menghancurkan jaringan – jaringan saraf pada bagian
prefrontal ( Wade, 2016, p 305) hal tersebut membuat pembedahan selanjutnya
lebih sering dilakukan dari pada sebelum – sebelumnya oleh orang – orang yang
berkecimpung pada bagian itu.
4. Peralatan para ilmuwan neurosains.
A. Pemindai
CT ( computed axial tomography ) adalah sebuah pemindaian dengan menscan otak
lalu dicetak dalam dalam bentuk dua dimensi.
B. Magneteonchepholgy
adalah aktivitas otak dengan mendeteksi medan elektromagnetik.
C. TMS
( transcranial magnetic stimulus ) merupakan proses evaluasi otak dalam hal
persepsi dan berpikir.
D. EEG
( elektroenchepalography ) merekam sinyal neural di otak menggunakan
serangkaian elektroda yang menempel di otak.
E. PET
( position emission emmography ) ialah sebuah proses pemakaian zal gula di otak
yang merupakan intensitas kerja otak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar