MENGENAL
NEUROSAINS KOGNITIF. . . .
Oleh : indah noor mazaya (16410079)
Otak merupakan sistem paling
rumit yang dikenal oleh manusia, karena terdapat jaringan neuron yang sangat
rumit dan saling terhubung satu sama lain,
otak mengatur dan mengkoordinir gerangkan tingkah laku, perilaku dan
fungsi tubuh. Otak manusia bertanggung jawab terhadap seluruh badan dan
pemikiran manusia. Neurosains merupakan pendekatan dalam psikologi kognitif yang
memusatkan kajian pada otak.
Dalam sistem saraf neuron
berperan penting dalam mengirimakan informasi sepanjang sitem saraf, di dalam diri manusia terdapat milyaran neuron
yang mampu menerima dan mengirimkan implus neural ke ribuan neuron lain. Sistem
saraf pusat atau CNS terdiri dari saraf tulang belakang dan otak, neuron
memiliki empat bagian utama yaitu : dendrit, yang menerima implus neural
dari neuron lain. Tubuh sel, bertanngung jawab menjaga kondisi dasar neuron. Akson,
menghubungkan tubuh sel dengan sel-sel lain melalui persimpangan sinapsis. Akson
berakhir di Terminal prasinapatik, terletak dipermukaan dendrit pada neuron
lain (yang bersifat reseptif) terminal prasinaptik dan dendrit bersama-sama
membentuk sinapsis. Salah satu tugas terpenting dari sinapsis yaitu tempat
pertukaran informasi yang berupa sinyal kimiawi yang ditukar menjadi
neurotransmiter. Neurotransmiter adalah pesan kimiawi yang diaktifkan di
nembran dendrit di neuron penerima, neurotransmiter sendiri memiliki dua sifat
yakni sifat inhibitoris dan eksitatoris. Untuk efek inhibitoris mencegah neuron
menerima menembakkan implus, untuk efek eksitatoris yakni merangsang neuron
menerima menembakkan implus. Bayi yang baru lahir telah memiliki seluruh neuron
namun hubungan antar neuron belum lengkap dan terus tumbuh hinnga jumlahnya
mencaapai milyaran.
Setelah memahami tentang
neuron,mari kita memahami anatomi otak, para ahli zaman dahulu menemukan
struktur dan fungsi organ organ dengan melakukan pembedahan, pada saat membedah
tempurung manusia mereka menemukan otak yang dibelah menjadi dua, yaitu
hamister sebelah kiri dan kanan yang lebih dikenal dengan sebutan otak kiri dan
kanan,keduanya memiliki fungsi yang berbeda, otak kiri berfungsi dalam hal hal
yang berhubungan dengan logika, kemampuan menulis serta membaca. Sementara otak
kanan berfungsi dalam sosialisasi, komunikasi serta pengendalian emosi dll.
Kedua hamister tersebut diselubungi oleh lapisan korteks serebral yang
diasumsikan sebagai pusat proses berfikir dan kognisi. Korteks serebral dibagi
menjadi empat bagian utama :
1. Lobus frontal, tempat pemecahan masalah,
pengendalian dan pelaksanaan perilaku dan pengorganisasian yang kompleks
2. Lobus temporal, bagian ini memproses
sinyal-sinyal auditori, pendengaran, berbicara, pengenalan wajah
3. Lobus parietal, mengintegrasikan informasi
sensoris dari pancaindra, pemanipulasian objek, pemrosesan visual- spasiall
4. Lobus oksipital atau korteks striat, bagian
ini terlibat dalam pemrosesan visual,
Psikologi kognitif dan danneurosains
kognitif saling mendukung satu dengan lainnya, ada beberapa alasan yang membuat
para psikolog konteporer meminjam informasi dan teknik-teknik dari neurosains
begitu juga sebaliknya. Bagaimana kedua ilmu tersebut mendukung? Berikut
penjelasannya :
1. Kebutuhan untuk menemukan bukti-bukti fisik
yang mendukung struktur pikiran
2. Kebutuhan para ilmuan neurosains untuk
menghubungkan penemuan-penemuan mereka dengan model fungsi otak dan kognisi
yang lebih komperehensif
3. Sasaran klinis untuk menemukan korelasi
antara pathologi otak dan perilaku
4. Meningkatnya keterlibatan fungsi neurologis
dalam model model yang mengambarkan kinerja pikiran
5. Upaya para ahli komputer untuk membuat
simulasi kognisi dengan mengembangkan piranti lunak yang mampu berperilaku
seperti otak manusia
6. Berkembangnya teknik yang memungkinkan para
ilmuan untuk “mengintip” kedalam otak manusia dan mengungkap struktur dan
proses yang belum pernah dilihat sebelumnya.
Sampai saat ini peralatan yang digunakan
para ilmuan neurosains mengenai teknik pengambilan cintra aktivitas otak dengan
grafik yang memiliki resolusi tinggi, tekniktersebut meliputi : MRI, PET, dan
CT scan, serta beberapa prosdur pencitraan yang lain.
Sumber : solso L. Robert DKK, psikologi
kognitif. Jakarta : Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar