Neurosains
kognitif
Neurosains
kognitif adalah studi
ilmiah yang mempelajari hubungan antara psikologi kognitif dan neurosains.
Banyak beberapa alasan di balik hubungan erat psikologi kognitif dengan
neurosains. Beberapa alasan tersebut adalah kebutuhan untuk menemukan
bukti-bukti fisik yang mampu menunjang karakteristik-karakteristik teoratis
pikiran yaitu kebutuhan para ilmuwan neurosains untuk menemukan model otak dan
perilaku ynag lebih konprehensif, kebutuhan untuk menemukan hubungan antara
pathologi otak dan perilaku, dll. Pendekatan
dalam psikologi kognitif yang memusatkan kajiannya pada otak. Manusia selalu
memiliki keingintahuan tentang apa saja yang ada di dunia ini. Pada masa lalu,
para ahli seperti Columbus, lewis dan clark serta cook menemukan suatu hal baru
yang menakjubkan. Pada masa kini, para ilmuwan mengalihkan penelitiannya bukan
ke luar namun lebih ke dalam, yang ternyata hal tersebut lebih penting dari
geografi bumi ini. Para ilmuwan meneliti sesuatu yang lebih dekat dengan kita serta
begitu menakjubkan. Teritori ini yang menjadi sasaran penjelajahan dan penemuan
para ahli neurosains kognitif yaitu otak manusia dengan segala yang ada di
dalamnya otak tersebut.
Sejarah
perjalanan neurosains kognitif pada akhir tahun 1970-an neurosains kognitif
baru dikatakan sebagai disiplin ilmu di New York oleh Michael Gazzaniga yang
mempunya guru bernama George Miller seorang psikolog kognitif terkemuka.
Isu
pikiran tubuh telah di perdebatkan selama berabad-abad. Istilah pikiran sendiri
mengacu pada fungsi-fungsi tubuh khususnya otak. Hal yang paling membuat
bingung para filsuf adalah cara tubuh bergerak. Descartes memberikan sebuah
contoh tentang seseorang yang tanpa sadar meletakan tangannya di atas api dan
ketika merasakan sengatan panas maka seketika akan menarik tangannya tanpa
berpikir. Dengan demikian bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Lalu pakah hal
tersebut terjadi secara otomatis? Ataukah sebenarnya di dahului oleh proses
berfikir?. Descartes sendiri meyakini adanya semacam filament yang menghubungkan
tangan dengan otak. Sedangkan sampai sekarang masih belum bisa terselesaikan.
Sistem
saraf pusat
Sistem
saraf pusat /CNS bukan hanya terdiri dari filamen atau cairan belaka. CNS
terdiri dari saraf tulang belakang dan otak, namun saat ini kita hanya membahas
tentang otak.
Unsur
dari pembentukan CNS adalah neuron yaitu sebuah sel khusus yang mengirimkan
informasi sepanjang sistem saraf. Otak manusia tersusun dari massa
neuron-neuron yang sangat padat. Beberapa ahli memperkirakan jumlah neuron
dalam otak manusia melebihi 100 miliar. Setiap neuron mampu menerima dan
mengirimkan implus neural ke neuron lain. Sistem ini lebih rumit dari pada
seluruh sistem di semesta alam.terdapat
empat bagian utama dalam neuron yaitu :
1- Dendrit
yang menerima implus neural dari neuron lain.
2- Tubuh
sel yang bertanggung jawab menjaga kondisi dasar neuron.
3- Akson
yakni sebuah jalur panjang berbentuk tabung yang menghubungkan tubuh sel dengan
sel-sel lain melalui semacam persimpangan yang di sebut sinapsis.
4- Akson
berakhir di terminal prasinaptik, terminal-terminal ini terletak dekat
permukaan dendrit pada neuron lain.
Terdapat
juga korteks selebral, yang dalam setiap incinya manusia berisi sekitar 10.000
mil neuron, yang saling menghubungkan sel-sel antar neuron dalam otak manusia.
Pada setiap saat sejumlah besar neuron kortikal berada dalam kondisi aktif, dan
diasumsikan bahwa fungsi-fungsi kognitif seperti persepsi, berfikir, kesadaran
dan memori, kesemuanya dilaksankan denagn penembakan neuron-neuron secara
serempak sepanjang jaringan neuran ynag rumit tersebut.
Lobus-lobus
di korteks selebral
1- Lobus
frontal. Bagian ini terlibat dalam pengendalian implus, pemecahan masalah,
pengendalian dan pelaksaan perilaku, dan pengorganiasian serta kompleks.
2- Lobus
temporal. Bagian ini memproses sinyal-sinyal auditori, pendengaran, suara dan
pengenalan wajah.
3- Lobus
parietal. Bagian ini mengintegrasikan informasi sensoris dari panca indra,
pemanipulasian objek, pemrosesan visual spasial.
4-
Lobus oksipital. Bagian
ini terlibat dalam pemrosesan visual, yakni penerimaan informasi visual dari
retina, memproses informasi tersebut dan mengirimkannya ke area-area yang
relavan. Lobus oksipital disebut juga korteks striat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar