NEUROSAINS
KOGNITIF
Neurosains Kognitif adalah pendekatan dalam
psikologi kognitif yang memusatkan kajiannya pada otak. Pada masa kini, para ilmuan neurosains kognitif mengalihkan
penjelajahannya kepada hal tetitori, yakni otak manusia, dengan segala
kerumitannya. Otak manusia memiliki ukuran kecil strukturnya yang lunak seperti
tahu, beratnya hanya sekitar tiga pon. Namun, keampuannya dalam memproses
informasi sangat tidak terbatas. Jaringan neuron dalam otak manusia yang saling
mnghubungkan satu sama lain adalah sistem paling rumit yag dikenal manusia.
Kemampuan manusia dalam menganilis dan memperhitungkan keadaan dalam sinyal- sinyal sensoris sungguh
sangatlah rumit. Sekalipun struktur kasar otak manusia sudah diketahui, fungsi-
fungsi bagian spesifik pada otak masih terus dipelajari. Para ilmuan telah
berusaha mmembuat peta otak dengan memetakan area- area yeng terlibat dalam
prosesan visual, analisis semantik, iterpretasi auditori dan lain- lain.
Sistem
Syaraf Pusat.
Sistem syaraf pusat terdiri dari syaraf
tuang belakang, otak filamen dan cairan-
cairan lainnya. Neuron adalah sebuah sel khusus yang mengirikan
informasi sepanjang sistem saraf. Setiap neuron mampu menerima dan mengirimkan
impuls beural ke ribuan neural lainnya. Sistem ini lebih rumit dibandingkan
seluruh sistem alam semesta.
Otak memilki karakteristik-
karakteristik fisik, otak terdiri dari neuron- neuron, otak selalu bekerja tidak
pernah beristirahat dan dipenuhi dengan aktivitas elektrokimia. Kita dapat
mengubah pikiran kita dengan cepat tanpa adanya perubahan struktural yang
ketara pada otak. Bahkan pola transmisi elektrokimia otak dapat berubah dengan
sangat dinamis. Neuron memeiliki empat
bagian:
1. Dendrit, yang menerima impuls neural dan
neuron lain. Dendrit berbentuk seperti pohon, lengkap dengan cabang dan
ranting.
2. Tubuh sel, yang bertanggung jawab mmenjaga
kondisi dasar neuron. Tubuh sel menerima nutrisi dan melenyapkan limbah organik
dengan menyaring limbah tersebut.
3. Akson,
sebuh jalur panjang berbentu tabung yang menghubugkan tubuh sel dengan
sel- sel yang lain melalui semacam persimpangan yang disebut sinapsis.
Pengetahun manusia tidak disimpan dalam
satu neuron saja. Proses kognisi manusia berlangsung di pola- poa besar
altivitas neural yang terdistribsi di selruh otak, yang berfungsi secara
pararel, dan beroperasi melalui koneksi eksitatoris dan inhibitoris.
Anatomi Otak.
Para ahli menemukan struktur dan fungsi organ- organ
binatang maupun manusia dengan melakukan pembedahan pada binatang atau manusia
yang telah menjadi mayat. Dengan melakukan pembedahan tersebut para lahi dapat
mengamati berbagai organ yang ada pada mayat serta menghasilkan berbagai informasi berharga mengenai struktur dan
fungsi tubuh terutama pada otak manusia.
Selama
berabad- abad manusia telah menyadari bahwa hubungan antar kognisi dan otak,
melalui penelitian terhadap pasien yang menderita gagar otak, tumor otak,
stroke, dll. Sayangnya hubungan otak dengan dan pikiran baru bisa diketahui
setelah pasien meninggal dan membuka tempurung kepala jenazah dan melakukan
reka ulang perilaku jenazah semasa hidup.
Setelah itu,
muncullah teori Medan Agregat, yaitu teori yang menentag lokalisasi dan
mendukung pandangan bahwa otak bekerja sebagai sebuah organ yang holistik, yang
memproses aktivitas- aktivitas kognitif secara merata di seluruh bagian otak.
Neurosains
Kognitif
Neurosains
kognitif mendapatkan namanya pada akhir tahun 1970-an di kursi sebuah taksi di
New York, Michael Gazzaniga dan George Miller seorang psikolog kogmitif
terkemuka yang mana para lmuan tersebut telah berdiskusi tentang detail- detail
ilmu ini, baik bagaimana neurosains kognitif dapat diterapkan pada dikotomi
pikiran- tubuh dan bagaiman disiplin ilmu baru ini di uji ulang oleh ilmuan-
ilmuan modern menggunakan teknologi pencitraan.
Beberapa filsuf menyatakan bahwa satu-
satunya dunia yang nyata adalah dunia pikiran, dan dunia fisik hanyalah ilusi.
Sedangkan ada filsuf lain yan mengaakan satu- satunya dunia nyata adalah dunia
fisik dan dunia pikiran hanyalah sebuah proses dari aktivitas otak. Ilmuan
memepercayai bahwa tubuh dan pikiran dapat eksis bersama- sama. Pandangan ini
memunculkan sebuah masalah yakni bagaimana pikiran dapat terhubung dengan tubuh
atau sebaliknya.
Kondisi otak yang dinamis, secara konstan
berubah adalh hal yang menginspirasi William Jams untuk menyamakan pikiran dengan aliran kesadaran. Selain
dinamis pikiran juga memiliki konsistensi, yaitu cara berfikir kita pada
umumnya, sikap kita terhadap agama, cita- cita kita, pandangan ita mengenai keluarga
adalah relatif stabil.
Dengan hasil jerih payah para ilmuan
neurosains, kontruksi- kontruksi seperti memori, persepsi, pemecahan masalah,
pemrosesan bahasa menjadi lebih mudah untuk dipelajari. Neurosains kognitif
adalah ilmu yang menyediakan dasar- dasar dan menyelidiki isu- isu lama terkait
pikiran dan tubuh.
Psikologi Kognitif dan Neurosains
Kognitif
Ada beberapa alasan mengapa para
psikolog kontemporer meminjam informasi dan teknik- teknik neurosains atau
sebaliknya, yaitu:
1.
Untuk
menemukan bukti- bukti fisik yang mendukung struktur pikiran dengan
perkembangan alat- alat canggih agar ilmuan dapat memunculkan bukti- bukti yang
mendukung.
2.
Meningkatkan
fungsi- fungsi neurologis dalam model- model yang menggambarkan kinerja
pikiran.
3.
Untuk
meenmukan korelasi antara pathologi otak dan perilaku.
4.
Berkembangnya
teknik- teknik yang memungkinkan para imuan untuk mengetahui otak manusia dan
mengungkapkan struktur- struktur dan proses- proses yang belum pernah diketahui
sebelumnya.
Peralatan Para Ilmuan Neurosains.
Lima puluh tahun yang lalu para ilmuan
neurosains hanya memiliki sedikit sekali peralatan untuk mengamati dan
mengekplorasi otak manusia. Namun, kemudian instrumen- instrumen atau
teknologi- teknologi baru telah ditemukan dan telah mempercepat pemahaman
tentang otak hingga menghasilkan generasi- generasi ilmuan baru yang merupakan
ilmuan gabungan dari neurosains dan kognitif. Peralatan ilmuan neurosain yaitu:
1.
EEG (Electroencephalography)
Merekam sinyal- sinyal elektrik dari dari
aktivitas neural di otak, menggunakan serangkaian elektroda- elektroda
noninvasif yang ditempelkan di kulit kepala.
2.
Pemindai
CT (Computed Axial Tomography)
Adalah
proses yang dilakukan oleh komputer, yang menghasilkan citra struktur otak tiga
dimensi pada media gambar X-ray yang datar (dua dimensi). Mesin CT berputar
mengelilingi tempurung kepala, menghujani kepala dengan berkas- berkas sinar X
yang tipis.
3.
MEG
(Magnetoencephalograpgy)
Menggunakan
sebuah mesin yang mengukur aktivitas
otak dari luar kepala dengan cara mendeteksi medan magnetik yang samar- samar
dihasilkan oleh aktivitas otak. MEG menghasilkan sebuah peta aktivitas atau
citra kerja otak.
4.
TMS (
Transcranial magnetic stimulation)
Untuk mengevaluasi efek- efek perubahan
aktivitas elektrik otak dalam proses persepsi dan berfikir. Muatan magnetik
dialirkan ke otak melalui sebuah tongkat yang diletakkan di kepala dan di
arahkan ke lokasi spesifik di oatk dalam jangka waktu yang sangat singkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar