Pengenalan
Objek
A. Teori- Teori perceptual.
Para psikolog telah mengembangkan dua teori utama tentang cara
manusia memahami dunia yakni,
1. Teori persepsi konstruktif, menyatakan bahwa manusia mengkonstruksi
persepsi dengan cara memilih stimuli dan menggabungkan sensasi dengan memori.
Dalam teori ini persepsi kostruksi disusun berdasarkan anggapan bahwa selama
persepsi kita membentuk dan menguji hipotesis- hipotesis yang berhubungan
dengan persepsi berdasarkan apa yanga kita indera dan apa yang kita ketahui.
Dengan demikian, persepsi adalah efek kombinasi dari informasi yang diterima
system sensorik dan pengetahuan yang kita pelajari yang kita pelajari tentang
dunia yang kita dapatkan dari pengalaman. Dalam teori ini juga terdapat interferensi bawah-sadar
yakni sebuah proses ketika kita aecara spontan mengintegrasikan informasi dari
sejumlah seumber, untuk menyusun suatu interpretasi.
2. Teori persepsi langsung, menyatakan bahwa persepsi terbentuk
dari perolehan informasi secara langsung dari lingkungan. Dalam teori persepsi
langsung menyatakan bahwa informasi dalam stimuli adalah elemen penting dalam
persepsi dan bahwa pembelajaran dan kognisi tidaklah penting dalam persepsi
lingkungan karena telah mengandung cukup informasi yang dapat digunakan untuk interpretasi.
B. Pengenalan Pola Visual
Orgasasi Subjektif
Sebuah keanehan dalam karakteristik
penglihatan manusia adalah tendensi untuk “melihat” objek- objek yang tidak
eksis didunia fisik, ilusi- ilusi tersebut selain dari sensasi yang diinderakan
tapi juga dari predisposisi system visual/ kognitif yang mendistorsi imaji dari
dunia nyata. Ilusi yang menggambarkan cara pikiran mengorganisasikan stimuli
visual sekaligus menggambarkan pentingnya pikiran dalam pengenalan objek adalah
ilusi yang disebut kontur ilusoris.
C. Teori Gestalt
Beberapa pola stimuli, menurut Max Wetheimer, tampaknya
diorganisasikan secara natural atau secara spontan. Beberapa hukum gestalt
yaitu, hokum keterdekatan, hokum kesamaan, hkum penutupan, hokum simetri, hokum
kontinuitas, dan hokum nasib bersama
D. Perspektif Kanonik
Adalah sudut pandang terbaik untuk merepresentasikan
(menggambarkan) suatu objek, suatu citra yang pertama muncul di pikiran saat
mengingat suatu bentuk. Representasi kanonik dibentuk melalui pengalaman dengan
anggota- anggota sejenis dari suatu kategori, atau disebut eksemplar.
E. Pemrosesan Bottom-Up Vs Pemrosesan Top-Down
Pemrosesan Bottom-Up adalah teori yang mengajukan gagasan bahwa
proses pengenalan diawali oleh identifikasi terhadap bagian- bagian yang
spesifik dari suatu pola, yang menjadi landasan bagi pengenalan pola secara
keseluruhan.
Pemrosesan Top-Down adalah teori yang mengajukan gagasan bahwa
proses pengenalan diawali oleh suatu hipotesis mengnai identitas sutu pola,
yang diikuti oleh pengenalan terhadap bagian- bagian pola tersebut, berdasarkan
asumsi yang sebelunnya telah dibuat.
F. Pencocokan Template
Pencocokan Template (tori mula- mula tentang cara otak
mengnali pola dan objek). Teori ini adalah sebagai sebuah teori pengenalan
pola, memiliki kekuatan dan kelemahan. Kekuatan: agar kita mampu
mengenali sautu bentuk, suatu huruf, atau suatu wujud visual, otak perlu
melakukan pembandingan stimuli visual tersebut dengan suatu bentuk internal
yang tersimpan dalam memori. Kelemahan: suatu interpretasi harafiah dari
teori pencocokan template akan menghadapi suatu kesulitan.
Teori Geon (Geometrical Ions)
Sebuah alternative untuk mengatasi kekauan teori pencocokan
template adalah sebuah teori yang mempostulatkan bahwa sistem pemrosesan
informasi menusia memiliki sejumlah bentuk geometrik sederhana yang terbatas,
yang dapat diaplikasikan pada bentuk- bentuk yang rumit.
Teori ini memandang pola atau objek yang ada merupakan
kumpulan geon yang tersusun. Misalnya sebuah cangkir, bentuk cangkir yang
semikian adalah terdiri dari dua geon, yakni silinder dan sebuah elips.
Selinder membentuk badan cangkir sedangkan elips adalah pada bagian pegangan
cangkir. Biedreman mengajukan gagasan dalam teori geon bahwa pengenalan
terhadap suatu objek seperti telepon, koper atau bahkan bentuk yang lebih lebih
rumit terdiri dari “recognitions by componen” (
pengenalan berdasar komponen) yakni pengenalan bentuk kompleks menjadi bentuk
sederhana.
G. Pencocokan Template, Analisis Fitur,
dan Pencocokan Prototipe
·
Pencocokan
template adalah teori tentang
cara otak mengenali pola dan objek
·
Analisis
fitur adalah sebuah
pendekatan terhadap problem bagaiamana kita menyaring informasi dari stimuli
rumit.
·
Pencocokan
prototype adalah diasumsikan
bahwa, alih-alih membentuk template yang spesifik atau bahkan membentuk
fitu-fitur berbagai ragam pola yang harus kita identifikasi.
H. Pengenalan Pola pada Pada Pakar
Para Pemain Catur
Chase dan simon menggunakan eksperimen
orang yang bermain catur antar orang yang memang professional dalam bermain
catur dengan orang yang hanya amatiran, analisis lebih lanjut terhadap
eksperimen ini adalah bahwa kemampuan menyusun bongkahan-bongkahan informasi
(chunks) atau kelompok-kelompok (cluster) yang bermakna, berdasarkan posisi
buah-buah catur, memampukan pemain catur professional lebih banyak informasi
dalam waktu yang disediakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar