Memori Jangka Panjang VS Memori Jangka Pendek
Oleh : Nur amalia hamida
16410046
“memori adalah lemari kaca tempat khayalan disimpan, peti
harta tempat logika dijaga, pintu depan tempat kesadaran masuk, dan sekaligus
sebuah dewan penasihat bagi pikiran – pikiran kita” – St. Basile
Dalam mempelajari bagian-bagian spesifik otak yang
berhubunga dengan memori, para ahli telah menggunakan alat bantu berupa PET,
MRI, dll. Bagian otak yang teridentifikasi berhubungan dengan memori adalah
korteks serebral, sereblum dan hipokampus. Selain itu, analisa terhadap data
yang diterima dari PET menunjukkan bahwa area prontal kiri di otak terlibat
dalam pemrosesan mendalam.
Memori jangka pendek, memori jangka panjang dan memori
kerja merupakan bagian-bagian memori yang memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Memori jangka pendek memiliki kapasitas lebih kecil dari pada
memori jangka panjang. Memori jangka
panjang mampu menyimpan informasi yang detail dalam jangka waktu yang lama. Meskipun
memori jangka pendek memiliki keterbatasan, namun ia mampu menangani informasi
dalam jumlah besar karena diperlacar oleh kemampuan manusia melakukan chunking
(mengubah inforrmasi menjadi kata bermakna). Penggunaan chungking dalam pemrosesan
memori jangka pendek membutuhkan kontribusi memori jangka panjang. Dimana memori
jangka pendek mengakses informasi dari memori jangka panjang.
Memori jangka pendek sangat berhubungan dengan kemampuan
kita mengingat kejadian-kejadian masa kini dan dapat dikatakan bersifat
sementara. Sedaangkan kemampuan kita untuk memahami kejadian-kejadian masa lalu
dan menggunakan informasi tersebut untuk mengolah kejadian masa kini merupakan
kemampuan memori jangka panjang.
Informasi-informasi yang terdapat dalam memori jangka
pendek dapat berbentuk informasi auditorik, visual, dan sematik. Informasi
audiotorik adalah jenis informasi yang paling dominan dalam memori jangka
pendek. Pengambilan memori jangka pendek bekerja secara menyeluruh dan berhenti
bekerja setelah mendapatkan informasi yang ditemukan.
Ada tiga bentuk kinerja dari memori jangka panjang yakni.
Pertama, prinsip penyediaan mnmonic yang berubungan dengan
pengorganisasian. Hal ini berhubungan dengan proses chungking yang tejadi pada pemrosesan
memori jangka pendek. Kedua, prinsip struktur pengambilan informasi
dimana berhubungan dengan pengerjaan tugas yang familiar yang sewaktu-waku
memudahkan dalam pengambilan informasi. Ketiga, Prinsip percepatan yang
berhubungan dengan kecepatan. Keceepatan
ini merujuk terhadap tingkat intensitas latihan yang terus menerus
sehingga seolah tidak terbatas.
Selain
memori jangka panjang dan pendek, dikenal juga memori jangka sangat panjang
atau biasa disebut dengan very long term memory, dimana informasi
bertahan sangat lama dan bahkan dapat di-recall kembali setelah 34 tahun
meurut penelitian Bahrick &Wittlinger (1975). Terlepas dari semua itu, kita
dapat megasumsikan bahwa kondisi memori tunggal berada dalam memori jangka
panjang. Tulving (1972) mengklasifikasikan memori ke dalam dua jenis yakni,
memori episodik dan memori semantik.
Memori
episodik merupakan memori yang sangat rentan dengan kelupaan. Namun memori ini
memegang peranan penting sebagai dasar pengenalan peristiwa sehingga
memungkinkan seorang mengingat masa lalunya. Sedangkan memori semantik menurut
Tulving (dalam Solso, 2007) adalah sebuah kamus mental, sebuah pengetahuan
terorganisasi yang dimiliki seseorang, mengenai kata – kata dan simbol – simbol verbal lainnya, makna dan acuannya; menenai
hubungan antara simbol-simbol verbal beserta peraturan-peraturan, rumus, dan
algoritma yang digunakan dalam pemanipulasian terhadap simbol-simbol,
konsep-konsep, dan hubugan-hubungan tersebut.
Dalam model
koneksionis mengenai memori, dikenal sebuah model yakni PDP atau parallel
distributed processing. Model ini mempercayai keberadaan unit-unit
pemrosesan yang memiliki sejumlah kesamaan dengan neuron. Proses-proses mental,
termasuk memori berlangsung dalam sebuah sistem yang terdiri dari unit-unit
yang berhubungan satu sama lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar