Annisa Trihastuti
16410205
Kemampuan Manusia:
Pengenalan Objek
Manusia
memiliki kemampuan yang unik, yaitu mengenali objek yang familiar bagi kita.
Manusia memiliki Pengenalan pola atau (pattern recognition) yang dalam
sehari-hari melibatkan interaksi rumit antara persepsi, sensasi, memori, dan
pencarian kognitif dengan tujuan pengenalan terhadap pola tersebut. Terdapat
juga teori-teori yang membantu kita memahami
manusia mengenal objek. Diantaranya adalah
Teori Perseptual:
1.
Persepsi
konstruktif (constructive perception)
·
Menyatakan
bahwa manusia mengkonstruksi persepsi dengan secara aktif memilih stimuli dan
menggabungkan sensasi degan memori.
·
Persepsi
manusa membentuk dan menguji hipotesis-hipotesis yang berhubungan dengan
persepsi berdasar informasi yang diterima indra.
·
Proses
terjadi karena ada efek kombinasi dari informasi yang diterima sensorik dan
pengetahuan yang kita pelajari tentang
dunia.
·
Hal
diatas terjadi karena adanya interferensi bawah-sadar: proses secara spontan.
2.
Persepsi
langsung (direct perception)
·
Menyatakan
bahwa persepsi terbentuk dari perolehan informai secara langsung dari
lingkungan.
·
Informasi
dan stimuli elemen penting dalam persepsi. Lingkungan telah mengandung
informasi yang dapat digunakan untuk interpretasi.
·
Terdapat
teori yang mengatakan bahwa Keankearagaman lapisan optiksama beragamnya dengan
keanekaragaman dalam dunia ini.
Pengenalan Pola Visual
Dalam
pengenalan pola visual, manusia mempunyai kemampuan organisasi subjektif dimana
terdapat kontur ilusioris (illusory contour). Kontur ilusiori merupakan
ilusi yang menggambarkan cara pikiran mengorganisasikan stimuli visual
sekaligus menggambarkan pentingnya pikiran dalam pengenalan objek.
Disamping itu
terdapat inhibisi lateral (lateral inhibition) timbulnya efek kontur yang
disebabkan oleh tendensi dari elemen-elemen neural yang saling berdekatan dalam
retina untuk merintangi sel-sel disekelilingnya.
Teori Gestalt
Gestalt
mempunayi pendapat tentang pengenalan objek ini. Organisasi Pola atau pattern
organization merupakan kerjasama seluruh stimuli dalam menghasilkan sebuah
kesan yang melampaui gabungan seluruh relasi. Diantara hukum gestalt itu yakni:
1.
Hukum
keterdekatan (law of similiarity)
2.
Hukum
penutupan (law of closure)
3.
Hukum
kesamaan (law of symmetry)
4.
Hukum
kontinuitas (law of continuity)
5.
Hukum
nasib bersama (law of commonfate)
Anggapan
yang mencolok dari psikolog gestalt
adalah pengorganisasian spontan terhadap suatu pola adalah suatu fungsi neutral
dari stimulus itu sendiri dan hanya sedikit berhubungan dengan pengalaman masa
lalu terkait objek tersebut.
Perspektif Kanonik
Perspektif
kanonik adalah penggambaran suatu objek yang pertama kali muncul dipikiran
manusia saat mengingat bentuk.
Pemrosesan Bottom-up versus pemrosesan top-down
Teori
pemrosesan bottom up dan top-down berkaitan dengan kemampuan mengenali uatu
pola. Pemrosesan bottomup mengajukan gagasan bahwa proses pengenalan diawali
oleh identifikasi terhadap bagian spesifik terhadap suatu pola, yang menjadi
landasan pengenalan secara keselutuhan. Sedangkan pemrosesan top down
mengatakan proses pengenalan diawali oleh suatu hipotesis mengenai identitas
suatu pola.
Selain itu
terdapat beberapa teori yaitu, teori pencocokan template, analisis fitur, dan
pembentukan prototipe. Sehingga manusia mempunyai kemampuan unik dalam
mengenali objek yang ia indera. Kemampuan yang kompleks dan melibatkan proses
kognisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar