NAMA : Dina Rahmawati
NIM : 16410089
KELAS : Psikologi Kognitif “D”
PENGENALAN OBJEK
TEORI-TEORI PERSEPTUAL
Setiap hari kita melihat objek-objek
di luar dengan berbagai macam karakteristik dan dengan mudahnya kita bisa
mengenalinya dengan cepat. Pernahkah kita berfikir bagaimana kita bisa dengan
mudah mengenali benda-benda disekitar
kita ? bagaimana ita tahu bahwa jika dalam suatu tempat ada teman kita yang
sedang berjalan kearah kita meskipun dari jarak jauh ? lalu bagaimana kita bisa
pulang ke kos-kosan tanpa tersesat ? bagimana pula kita bisa memilih baju yang
cocok untuk kita pakai ? Hal tersebut merupakan pengenalan objek dari bentuk yang paling sederhana dalam
berpikir yang sering kita lakukan setiap harinya, namun semua proses tersebut
merupakan suatu kemamuan istimewa yang dimiliki manusia.
kemampuan kita dalam mengenali
berbagai macam obejk yang sudah tidak asing lagi bagi kita adalah karakteristik
yang dimiliki oleh manusia. Pengenalan objek adalah sebuah kemampuan kognitif
yang umumnya kita laksanakan dengan mulus, cepat , dengan tanpa banyak
usaha. Saat kita melihat objek baru yang
belum pernah kita lihat sebelumnya otak kita berusaha memahaminya. Otak kita
menyadari bahwasanya kita belum pernah melihat objek tersebut sebelumnya. Otak
kita akan terus berpikir sampai pada akhirnya otak kita memahami dengan asumsi
yang didapatkan oleh otak.
Dalam pengenalan objek dan pola yang
kita lakukan sehari-hari melibatkan sebuah intetraksi rumit antara sensasi,
persepsi, memori, dan pencarian kognitif dengan tujuan pengenalan objek.
Terdapat dua teori yang telah dikembangkan oleh para psikolog tentang cara
manusia memahami dunia :
persepsi
Konstruktif
Teori
Konstruktif menyatakan bahwa manusia “mengkonstruksi” persepsi secara aktif
memilih stimuli dan menggabungkan sensasi dengan memori.
Persepsi
Langsung
Teori
ini menyatakan bahwa persepsi terbentuk dari perolehan informasi secara
langsung dari lingkungan.
PENGENALAN
POLA VISUAL
Ada
beberapa pendekatan teori yang menjelaskan tentang pengenalan pola visual.
Beberapa teori tersebut adalah sebagai berikut :
Organisasi
Subjektif
Otak
bersifat interpretative. Otak menggunakan heuristic dan algoritma untuk
memproses sinyal-sinyal informasi. Heuristik adalah penyelidikan atau perumusan
pikiran baru yang menuntun kepada penemuan sesuatu yang baru. Sejenis ilusi yang menggambarkan cara pikiran
mengorganisasikan stimuli visual sekaligus pentingnya pikiran dalam pengenalan
objek, adalah ilusi yang disebut kontur ilusoris yang merupakan persepsi
terhadap bentuk, namun bentuk itu hanya ada di sistem perseptual-kognitif bukan
stimuls. Para psikolog Gestalt mengajukan pendapat bahwa manusia membentuk
ilusi-ilusi subjektif karena adanya tendensi untuk melihat figure-figur
sederhana dan familiar dalam wujud yang baik di lingkungan kita yang dikenal
sebagai hukum Pragnanz.
TEORI
GESTALT
Teori
Gestalt yaitu suatu pandangan dalam psikologi yang didirikan oleh Max
Wheiteimer, Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka. Pandangan teori ini dalam suatu
persepsi ada organisasi pola yaitu yang melibatkan seluruh stimulus dalam
membentuk kesan dan pola-pola stimulus yang diorganisasikan secara spontan. Beberapa
hukum Gestalt yang lain meliputi hukum kedekatan (law of proximity), hukum
kesamaan (law of similarity), hukum penutupan (law of closure), hukum simetri (law
of symmetry), hukum kontinuitas (law of continuity), dan hukum nasib bersama
(law of common fate).
PERSPEKTIF
KANONIK
Perspektif kanonik merupakan sebuah pengembangan
gagasan para psikolog gestalt. perspektif kanonik adalah sudut pandang terbaik
untuk mempresentasikan suatu objek atau suatu citra yang pertama muncul di
pikiran pada saat mengingat suatu bentuk. Misalnya eksprimen yang dilakukan
oleh psikolog gestalt yang menyuruh orang untuk menggambar cangkir menurut
sudut pandangnya dan hasilnya semua orang menggambar dari sudut dari atas.
Itulah yang dinamakan respektif kanonik.
PEMROSESAN
BOTTOM-UP VS PEMROSESAN TOP-DOWN
Pemrosesan bottom-up yakni
teori yang berpendapat bahwa proses pengenalan diawali oleh identifikasi
terhadap bagian-bagian spesifik dari suatu pola yang menjadi landasan
pengenalan pola secara keseluruhan. Semisal kita mengenali seseorang
berdasarkan ciri fisik seperti hidung, suara, cara berjalan, gaya rambut, dll.
Setelah itu di persepsikan.
Pemrosesan top-down
yakni teori yang berpendapat bahwa proses pengenalan objek di awali oleh
hipotesis atau proses kognitif terhadap suatu pola, yang diikuti oleh
pengenalan terhadap suatu pola, yang diikuti oleh pengenalan terhadap
bagian-bagian pola. Semisal mengenali si A, kita pertama mengenali bahwa itu si
A, kemudian baru mengenalkan si A berdasarkan ciri fisiknya.
PERCOCOKAN
TEMPLATE
Sebuah teori mula-mula tentang cara otak
mengenali pola dan objek disebut teori pencocokan template (template maching).
Teori pencocokan template sebagai teori pengenalan pola, memiliki kelemahan dan
kelebihan. Kelebihan dari teori ini yakni dalam mengenali suatu pola
otak melaukan pembandingan stimuli visual dengan sesuatu yang berbentuk
internal yang tersimpan dalam memori. Kelemahannya, suatu interpretasi
dari teori pencocokan template akan menghadapi kesulitan. Teori pencocokan
template merupakan teori tentang cara otak mengenali sebuah pola atau objek.
Teori
Geon
Teori geon merupakan kependekan dari “Geometrikal
ions”. Teori ini memandang pola atau objek yang ada merupakan kumpulan geon
yang tersusun. Misalnya sebuah cangkir, bentuk cangkir yang sedemikian adalah
terdiri dari dua geon, yakni silinder dan sebuah elips.
ANALISIS
FITUR
Sebuah pendekatan terhadap problem
bagaimana kita menyaring informasi dari stimuli rumit disebut analisisi fitur (feature
analysis). Teori ini mengatakan bahwa pengenalan objek merupakan pemrosesan
informasi tingkat tinggi yang didahului oleh pengidentifikasian stimuli kompleks
yang masuk ke retina sesuai dengan fitur-fitur yang lebih sederhana. Dua aliran
utama penelitian – neurologis dan behavioral – telah mendukung hipotesis
analisis – fitural.
Pergerakan
mata dan pengenalan objek
Diasumsikan bahwa ketika anda melihat
sesuatu dalam jangka waktu yang lama, maka akan diperoleh banyak informasi di
banding dengan bila hanya melihat sekilas (Robert, Otto, Maclin).
PENCOCOKAN
PROTOTIPE
Pembahasan terakhir dari proses
pengenalan objek adalah pencocokan prototipe. Prototipe adalah jenis pola-pola
abstrak dalam memori. Sehingga sebuah pola yang di indera selanjutnya akan
dicocokkan dengan prototipe dalam memori. Jika pola tersebut cocok maka pola
tersebut dapat dikenali dan begitu sebaliknya.
Semisal kita melihat huruf S, dalam prototipe
S telah terukir dalam ingatan kita, sehingga meskipun terdapat bermacam-macam
bentuk huruf S kita tetap dapat mengenali huruf S. Sehingga dapat diasumsikan
bahwa sebuah pola diidentifikasi oleh sejumlah proses yang melibatkan
pencocokan informasi sensorik dengan sejumlah jejak ingatan (prototipe) yang
disimpan di dalam memori.
Teori ini mengasumsikan bahwa
membentuk template yang spesifik atau bahkan membentuk fitur-fitur berbagai
ragam pola yang harus diidentifikasi, kita akan menyimpan sejumlah pola
abstraksi dalam memori. Sebagai sebuah teori pengenalan pola, percocokan
template memiliki kegunaan dalam program-program computer, namun dalam
bentuknya yang kaku, pencocokan template tidak dapat menjelaskan pengenalan
objek manusia yang sangat beragam, akurat dan ekonomis.
Abstraksi
Informasi visual
Pencocokan template dapat terjadi
dalam tahap pengenalan visual. Namun pada tahap yang lebih tinggi atau tahap
yang lain mungkin akan menggunakan pencocokan prototipe. Prototipe adalah
sebuah abstraksi dari serangkaian stimuli yang mencangkup jumlah besar
bentuk-bentuk serupa dari pola yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar