Pengenalan
Objek
Marisatia Risma N.
16410073
Apa sajakah
benda yang kalian telah liat hari ini? Apakah kalian telah mampu mengenali dan
mengidentifikasinya? Apa kalian melakukannya dengan tepat dan akurat? Jika
jawaban dari ketiga pertanyaan ini adalah ‘ya’ berarti anda telah melakukan
suatu proses berpikir. Menurut Plato pengenalan terhadap objek yang dilihat
adalah bentuk paling sederhana dari berpikir. Kemampuan kita untuk mengenali
jenis-jenis objek yang familiar bagi kita adalah suatu karakteristik
mengagumkan yang dimiliki manusia. Kemampuan tersebut memampukan kita mengenali
seorang sahabat ditengah-tengah sekumpulan orang, mengenali sebuah lagu hanya
dari beberapa lagu yang kita dengar, membaca kalimat-kalimat, mengenali cita
rasa minuman tertentu, atau menyadari harumnya setangkai mawar. Pengenalan pola
dan kemampuan mengenali objek adalah sebuah kemampuan kognitif yang pada
umumnya kita laksanakan dengan mulus, cepat, dan tanpa banyak usaha. Kita
menggunakan pengenalan objek dan pola sepanjang waktu, namun ironisnya
pemahaman tentang struktur kognitif yang mendukung pengenalan tersebut baru dikembangkan
belakangan ini.
Teori-teori
perseptual membahas tentang karakteristik fisik dunia. Melalui lima panca
indera, kita dapat menangkap informasi sehingga kita memerlukan penyimpanan
sensorik sementara dan penyaringan sensorik yang rumit untuk membantu menerima
jenis dan informasi yang ditangkap oleh otak. Para psikolog berpendapat bahwa
persepsi tentang pemahaman manusia untuk memahami dunia itu ada dua macam yaitu
persepsi kontruktif (construction perception) yang menyatakan bahwa manusia “mengkonstruksi”
persepsi dengan cara aktif, dan persepsi langsung (direct perception)
menyatakan bahwa persepsi terbentuk dari perolehan informasi secara langsung
dari lingkungan. Masing-masing teori tentang persepsi tersebut memiliki
pendukung masing-masing. Pandangan yang dapat kita simpulkan bahwa kedua teori
tersebut dengan baik menjelaskan persepsi,, namun berfokus pada tahap-tahap
proses yang berbeda. Pandangan persepsi langsung adalah penting bagi pemahaman
kita terhadap persepsi karena dua alasan, petama karena teori tersebut
menekankan pentingnya stimuli sensorik, mengindikasikan bahwa pemrosesan
stimuli berlangsung secara sederhana dan langsung, dan bahwa kognisi dan
persepsi langsung membantu kita memahami beberapa persepsi awal terhadap
kesan-kesan sensorik. Dan teori persepsi konstruktif berguna dalam pemahaman
kita tentang bagaimana kesan-kesan sensorik dipahami oleh otak. Kecenderungan
deduktif manusia (dan hewan lain) dalam memahami “realita” tidaklah berguna
hanya pada pemahaman stimuli yang tidak lengkap (misalnya mengenali teman anda
meskipun ia telah mencukur bersih jenggotnya), namun penting bagi kelanggengan
hidup spesies yang bersangkutan.
1.
Teori Perseptual
Para psikolog
yang telah mempelajari persepsi mengembangkan dua teori utama tentang cara
manusia memahami dunia. Teori pertama, persepsi konstruktif (constructive
perception) menyatakan bahwa manusia “merekonstruksi” persepsi dengan secara
aktif memilih stimuli dan menggabungkan sensansi dengan memori. Para
konstruktivis berpendapat bahwa perubahan pola pada stimulus asli tetap dapat
dikenali karena adanya interfensi bawah – sadar (unconscious interference),
yakni sebuah proses pengintegrasian informasi secara spontan untuk menyusun
interpretasi. Sedangkan teori kedua, persepsi langsung (direct perception),
menyatakan bahwa persepsi terbentuk dari perolehan informasi secara langsung
dari lingkungan. Kedua teori tersebut sama – sama menjelaskan persepsi namun
berfokus pada tahap – tahap proses yang berbeda.
2.
Pengenalan pola visual
Masing –
masing sudut pandang memiliki kesamaan dasar teori satu sama lain, sedangkan
perbedaan yang ada akan menyediakan sebuah kerangka organsiasional. Seorang
konstruktivis akan menyatakan bahwa otak bersifat interpretatif. Otak
menggunakan heuristik dan algoritma untuk memproses sinyal – sinyal informasi.
Namun diantara keduanya otak cenderung mengandalkan heuristik sehingga akan
sering membuat kekeliruan. Kekeliruan tersebut umumnya bersumber pada ilusi
perseptual yang menyebabkan kita melihat yang sesungguhnya tidak ada di dunia
fisik. Jenis ilusi menggambarkan cara pikiran mengorganisasikan stimuli visual
sekaligus menggambarkan pentingnya pikiran dalam pengenalan objek adalah ilusi
yang disebut kontur ilusoris (ilusory contour). Dalam kontur ilusoris ini
terdapat inhibisi lateral (lateral inhibition) yakni tendensi dari elemen –
elemen neural yang saling berdekatan dalam retina untuk merintangi sel - sel di
sekelilingnya, sehingga memperkuat kesan terhadap kontur. Para psikolog Gestalt
mengajukan argumen bahwa manusia membentuk ilusi – ilusi subjektif karena
adanya figur sederhana dan familiar dalam wujud yang baik di sebuah lingkungan.
Gagasan ini dikenal sebagai hukum Prägnanz dan dianggap hukum utama persepsi
Gestalt.
3.
Teori Gestalt
Organisasi
pola (pattern organization) bagi psikolog Gestalt melibatkan kerjasama seluruh
stimuli dalam menghasilkan sebuah kesan yang melampaui gabungan seluruh
sensasi. Beberapa pola stimuli, menurut Max Wertheimer (1923) diorganisasikan
secara natural. Hukum – hukum Gestalt meliputi :
a.
Hukum keterdekatan (law of promiximity)
b.
Hukum kesamaan (law of similarity)
c.
Hukum penutupan (law of closure)
d.
Hukum simetri (law of symetry)
e.
Hukum kontinuitas (law of continuity)
f.
Hukum nasib bersama (law of common fate)
Asumsi yang
dikemukakan oleh Kohler, awalnya, bahwa pengorganisasian spontan terhadap suatu
pola adalah suatu fungsi natural dari stimulus itu sendiri. Namun demikian,
teori ini mengalami kontroversi yang masih terus berlanjut.
Studi terhadap
pengenalan pola yang telah dilakukan oleh para psikolog kognitif telah
memperluas bidang penelitian para psikolog Gestalt awal. Beberapa psikolog
kognitif modern berkonsentrasi pada struktur – struktur dan proses – proses
internal yang berhubungan dengan pengenalan pola yang rumit, alih – alih menekankan
pada karakteristik dari stimuli sederhana.
4.
Pemrosesan Bottom – Up Vs Pemrosesan Top – Down
Terdapat dua
pola dalam mengenali suatu pola. Teori pertama, pemrosesan bottom – up (bottom
– up processing) yakni teori yang mengatakan bahwa proses pengenalan diawali
oleh identifikasi terhadap bagian – bagian spesifik suatu pola sebagai
landasannya. Teori kedua, pemrosesan top – down (top – down
processing)mengajukan gagasan bahwa proses pengenalan diawali oleh hipotesis
mengenai suatu pola yang diikuti oleh pengenalan bagian pola tersebut.
Pemrosesan top
– down memerlukan sejumlah waktu pelaksanaan. Para peneliti menguji pengenalan
wajah telah menemukan bahwa wajah dapat diinterpretasikan berdasarkan bagian –
bagian secara fitural dan konfigurasional.
5.
Pencocokan template
Sebuah teori
mula – mula tentang cara otak mengenali pola dan objek disebut teori pencocokan
template (template maching). Teori pencocokan template sebagai teori pengenalan
pola, memiliki kelemahan dan kelebihan. Kelebihan dari teori ini yakni dalam
mengenali suatu pola otak melakukan pembandingan stimuli visual dengan sesuatu
yang berbentu internal yang tersimpan dalam memori. Kelemahannya, suatu
interpretasi dari teori pencocokan template akan menghadapi kesulitan.
6.
Analisis fitur
Sebuah
pendekatan terhadap problem bagaimana kita menyaring informasi dari stimuli
rumit disebut analisis fitur (feature analysis). Teori ini mengatakan bahwa
pengenalan objek merupakan pemrosesan informasi tingkat tinggi yang didahului
oleh pengidentifikasian stimuli kompleks yang masuk ke retina sesuai dengan
fitur – fitur yang lebih sederhana.Dua aliran utama penelitian – neurologis dan
behavioral – telah mendukung hipotesis analisis – fitural.
7.
Pencocokan prototype
Teori ini
mengasumsikan bahwa membentuk template yang spesifik atau bahkan membentuk
fitur – fitur berbagai ragam pola yang harus diidentifikasi, kita akan
menyimpan sejumlah pola abstraksi dalam memori. Sebagai sebuah teori pengenalan
pola, pencocokan template memiliki kegunaan dalam program – program komputer,
namun dalam bentuknya yang kaku, pencocokan template tidak dapat menjelaskan
pengenalan objek manusia yang sangat beragam, akurat dan ekonomis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar