Mengenalan
Objek
Kemampuan kita untuk menengenali
jenis-jenis objek yang familiar bagi kita adalah suatu karakteristik
mengagumkan yang dimiliki manusia. Kemampuan tersebut mememapukan mengenali
seorang sahabt di tengah-tengah sekumpulan orang, mengenali sebuah lagu hanya
dari beberapa nada yang kita dengar, membaca kalimat-kalimat, mengenali
citarasa minuman tertentu, atau menyadari harumnya setangkai mawar. Pengenalan
pola dan kemampuan mengenali objek adalah sebuah kemampuan kognitif yang pada
umumnya kita laksanakan dengan mulus, cepat, dan tanpa banyak usaha.
Sebagaimana akan kita pelajari
pengenalan pola ( pattern recognition ) sehari-hari melibatkan sebuah interaksi
rumit antara sensasi, persepsi, memori, dan pencarian kognitif dengan tujuan
pengenalan terhadap pola tersebut.
1-Teori
Perseptual
Para
psikolog yang telah mempelajari persepsi mengembangkan dua teori utama tentang
cara manusia memahami dunia. Teori pertama, Persepsi Kongstruktif menyatakan
bahwa manusia “merekonstruksi “persepsi dengan secara aktif memilih stimuli dan
menggabungkan sensasi dengan memori. Para konstruktivis berpendapat bahwa
perubahan pola pada stimulus asli tetap dapat dikenali karena adanya interfensi
bawah sadar yakni sebuah proses pengintegrasian informasi secara spntan untuk
menyusun interpretasi. Sedangkan teori kedua, persepsi langsung menyatakn bahwa
persepsi terbentuk dari perolehan informasi secara langsung dari lingkungan.
Kedua teori tersebut sama-sama menjelaskan persepsi namun berfokus pada
tahap-tahap proses yang berbeda.
2- Pengenalan Pola Visual
Masing-masing
sudut pandang memiliki kesamaan dasar teori satu sama lain, sedangkan perbedaan
yang ada akan menyediakan sebuah kerangka organisisional. Seorang konstruktivis
akan menyakan bahwa otak bersifat interpretatif. Otak menggunakan heuristik dan
algoritma untuk memproses sinyal-sinyal informasi. Namun diantara keduanya otak
cenderung mengandalkan heuristik sehingga akan sering membuat kekeliruan.
Kekeliruan tersebut umumnya bersumber pada ilusi perseptual yang menyebabkan
kita melihat yang sesungguhny tidak ada di dunia fisik. Jenis ilusi
menggambarkan cara pikiran mengoranisasikan stimuli visual sekaligus
menggambarkan pentingnya pikiran dalam pengenalan objek adalah ilusi yang
disebut kontur ilusories. Dalam kontur ilusoris ini terdapat inihinisi laterial
yakni tendensi dari elemen-elemen neural yang saling berdekatan dalam retina
untuk merintangi sel-sel di sekelilingya sehingga memperkuat kesan terhadap
kontur. Para psikolog Gestalt mengajukan argumen bahwa manusia membentuk
ilusi-ilusi subjektif karena adanya figur sederhana dan familiar dalam wujud
yang baik di sebuah lingkungan. Gagasan ini dikenal sebagai hukum Pragnanz dan
dianggap hukum utama persept Gestalt.
3- Teori Gestalt
Organisasi
pola bagi psikolog Gestalt melibatkan kerjasama seluruh stimuli dalam
menghasilkan sebuah kesan yang melampaui gabungan seluruh sensasi. Beberapa
pola stimuli, menurut Max Wertheimer (1923) diorganisasikan secara natural.
4- Pemrosesan Bottom-Up Vs Pemrosesan
Top-Down
Terdapat
dua pla dalam mengenali suatu pola. Teori pertama, pemrosesan bottom-up yakni
teori yang mengatakan bahwa proses pengenalan diawali oleh identifikasi
terhadap bagian-bagian spesifik suatu pola sebagai landasanya. Teori kedua,
pemrosesan top-down mangukan gagasan bahwa prses pengenalan diawali oleh
hipotesis mengenai suatu pola yang diikuti oleh pengenalan bagian pola
tersebut.
Pemrosesan
top-down memerlukan sejumlah waktu pelaksanaan. Para peneliti menguji
pengenalan waja telah menemukan bahwa wajah dapat diinterpretasikan berdasarkan
sebagian-bagian secara fitural dan konfigurasinal.
5- Pencocokan template
Subuah
teori mula-mula tentang cara otak mengenali pola dan objek disebut teori
pencocokan template. Teori pencocokan template sebagai teori pengenalan pola,
memiliki kelemahan dan kelebihan. Kelebihan dari teori ini yakni dalam
mengenali suatu pol a otak melakukan pembandingan stimuli visual dengan sesuatu
yang berbentu internal yang tersimpan dalam memori. Kelemahannya, suatu
interpretasi dari teori pencocokan template akan menghadapi kesulitan.
6- Analisis fitur
Sebuah
pendekatan terhadap problem bagaimana kita menyaring informasi dari stimuli
rumit disebut analisis fitur. Teori ini mengatakan bahwa pengenalan objek
merupakan pemrosesan informasi tingkat tinggi yang didahului oleh
pengidentifikasian stimuli kompleks yang masuk ke retina sesuai dengan
fitur-fitur yang lebih sederhana. Dua aliran utama penelitian-neurologis dan
behavioral telah mendukung hipotesis analisis-fitural.
7- Pencocokan prototype
Teori
ini mengasumsikan bahwa membentuk template yang spesifik atau bahkan membentuk
fitur-fitur berbagai rangam pla yang harus diidentifikasi, kita akan menyimpan
sejumlah pola abstraksi dalam memori. Sebagai senuah teori pengenalan pola,
pencocokan template memiliki kegunaan dalam program-program komputer, namun
dalam bentuknya yang kaku, pencocokan tempate tidak dapat menjelaskan
pengenalan objek manusia yang sangat beragam , akurat dan ekonomis.
Laily
No
16410236
Kemboja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar