Nama
: Esa Laili Sindiana
Nim
: 16410097
Pengenalan
Objek
Kemampuan kita untuk mengenali
jenis-jenis objek yang ada disekitar kita adalah suatu karakteristik
mengagumkan yang dimiliki manusia. Kemampuan tersebut memampukan kita mengenali
seorang sahabat di tengah-tengah sekumpulan orang. Pengenalan pola dan
kemampuan mengenali objek adalah sebuah kemampuan kognitif yang pada umumnya
kita laksanakan dengan mulus, cepat dan tanpa banyak usaha yang dilakukan
sepanjang waktu.
Teori Perseptual
Para psikolog yang mempelajari
telah mengembangkan dua teori utama tentang cara manusia memahami dunia. Teori
pertama yaitu persepsi
konstruktif (constructive
perception) yang menyatakan bahwa manusia “mengkonstruksi”
persepsi dengan secara aktif memilih stimuli dan menggabungkan sensasi dengan
memori. Teori persepsi konstruktif disusun berdasarkan anggapan bahwa selama
persepsi, kita membentuk dan menguji hipotesis-hipotesis yang berhubungan
dengan persepsi berdasarkan apa yang kita indera dan apa yang kita ketahui. Dengan
demikian persepsi adalah sebuah efek kombinasi dari informasi yang diterima
sistem sensorik dan pengetahuan yang kita pelajari tentang dunia, yang kita
dapatkan dari pengalaman. Para konstruktivis berpendapat bahwa
perubahan-perubahan pola pada stimulus asli tersebut tetap kita kenali karena
adanya intervensi bawah-sadar
(unconscious
interference), yakni
sebuah proses ketika kita secara spontan mengintegrasikan informasi dari
sejumlah sumber untuk menyusun suatu interpretasi. Teori yang kedua yaitu persepsi langsung (direct perception) menyatakan bahwa persepsi
terbentuk dari perolehan informasi secara langsung dari lingkungan. Infrmasi
dalam stimuli adalah elemen penting dalam persepsi dan bahwa pembelajaran dan
kognisi tidaklah penting dalam persepsi karena lingkungan telah mengandungcukup
informasi yang dapat digunakan untuk interpretasi.
Organisasi subjektif
Seorang konstruktivis akan
menyatakan bahwa otak bersifat interpretatif. Otak menggunakan heuristik dan
algoritma untuk memproses sinyal-sinyal informasi. Heuristk adalah penyelidikan
atau perumusan-perumusan pikiran baru yang menuntun kepada penemuan sesuatu
yang baru.
Sejenis ilusi yang menggambarkan
cara pikiran mengorganisasikan stimuli visual sekaligus menggambarkan
pentingnya pikiran dalam pengenalan objek, adalah ilusi yang disebut kontur ilusoris (illusory contour) kontur
ilusoris adalah persepsi terhadap bentuk, namun bentuk itu hanya ada di sistem
perseptual-kognitif, bukan di stimulus.
Para psikolog Gestalt mengajukan
argumen bahwa manusia membentuk ilusi-ilusi subjektif karena adanya tendensi
untuk melihat figur-figur sederhana dan familiar dalam wujud yang baik di
lingkungan kita. Gagasan ini dikenal sebagai hukum Pragnanz dan dianggap sebagai hukum utama persepsi
Gestalt.
Teori Gestalt
Cara kita mengoranisasi dan
mengklasifikasi stimuli dipelajari oleh para penganut psikologi Gestalt selam
awal abad ke-20, meskipun persepsi itu sendiri hanyalah bagian kecil dari
keseluruhan teori Gestalt. Beberapa hukum Gestalt yang lain meliputi hukum kedekatan
(law of proximity), hukum
kesamaan (law of similarity), hukum
penutupan (law of closure), hukum
simetri (law of symmetry), hukum
kontinuitas (law of continuity), dan
hukum nasib bersama (law of
common fate).
Perspektif kakonik
Perspetif kakonik (cannonic perspective) adalah
sudut pandang terbaik untuk mempresentasikan suatu objek atau suatu citra yang
pertama muncul saat kita mengingat suatu bentuk. Representasi kakonik dibentuk
melalui pengalaman dengan anggota-anggota sejenis dari suatu kategori, atau
disebut eksemplar.
Sebuah penjelasan teoritis
tentang generalitas perspektif kakonik adalah bahwa kita, berdasarkan
pengalaman keseharian dengan objek-objek, mengembangkan memori permanen tentang
pandangan atau pandangan paling representatif dari suatu objek dan tentang
suatu pemandangan yang memberikan informasi terbanyak.
Pemrosesan Bottom-up
versus pemrosesan Top-down
Pemrosesan bottom-up yaitu teori
yang mengajukan gagasan bahwa proses pengenalan diawali oleh identifikasi
terhadap bagian-bagian spesifik dari suatu pola, yang menjadi landasan bagi
pengenalan pola secara keseluruhan. Sedangkan pemrosesan top-down adalah teori
yang mengajukan gagasan bahwa proses pengenalan diawali oleh suatu hipotesis
mengenai identitas suatu pola yang diikuti oleh pengenalan terhadap
bagian-bagianpola tersebut berdasarkan asumsi yang sebelumnya bisa dibuat.
Pencocokan template
Sebuah teori mula-mula tentang
cara otak mengenali pola dan objek disebut teori pencocokan template. Sebuah
template, dalam konteks pengenalan pola pada manusia merujuk pada suatu
konstruk internal yang ketika disesuaikan atau dicocokkan dengan sensorik
menyebabkan terjadinya pengalaman terhadap objek.
Teori pencocokan template,
sebagai sebuah teori pengenalan pola yang memiliki kekuatan dan kelemahan.
Kekuatannya adalah kita mampu mengenali suatu bentuk, suatu huruf, atau suatu
wujud visual, otak perlu melakukan pembandingan stimuli visual tersebut dengan
suatu bentuk internal yang tersimpan dalam memori jangka panjang. Kelemahannya
adalah suatu interpretasi dari teori pencocokan template akan menghadapi suatu
kesulitan.
Analisis fitur
Sebuah pendekatan terhadap
problem bagaimana kita menyaring informasi dari stimuli rumit disebut analisis
fitur (feature analysis). Teori ini mengatakan bahwa pengenalan
objek merupakan pemrosesan informasi tingkat tinggi yang didahului oleh
pengidentifikasian stimuli kompleks yang masuk ke retina sesuai dengan fitur –
fitur yang lebih sederhana.Dua aliran utama penelitian – neurologis dan
behavioral – telah mendukung hipotesis analisis – fitural.
·
Pergerakan Mata dan Pengenalan Objek
Jenis penelitian ini
mengasumsikan bahwa mata membuat gerakan sakadik (gerakan mata yang meloncat
dari satu titik fiksasi/tatapan ke titik fiksasi lainnya) yang berhubungan
dengan informasi visual yang sedang diindera.
·
Pencocokan Prototipe
Pencocokan prototipe
pada manusia tampaknya sesuai dengan asas keekonomisan neurologis dan juga
lebih sesuai dengan proses-proses pencarian memori, dibandingkan pencocokan
template. Selain itu pencocokan prototipe memungkinkan pengenalan pola-pola
yang tidak lazim namun tetap memiliki hubungan dengan prototipe.
- Abstraksi
Informasi Visual
Gagasan ini
menyatakan bahwa suatu prototipe adalah sebuah abstraksi dari suatu rangkaian
stimuli yang mencakup sejumlah besar bentuk-bentuk serupa dari pola yang sama.
- Pseudomemori
Pseudomemori atau
memori semu. Solso dan McCharty mengajukan hipotesis bahwa sebuah prototipe
dibentuk berdasarkan fitur-fitur yang sering dijumpai partisipan.
- Teori-teori
Pembentukan Prototipe
Sejumlah eksperimen
diatas pada akhirnya memunculkan dua model teoretis tentang pembentukan
prototipe, yakni teori tendensi sentral dan teori frekuensi atribut. Dalam
teori tendensi sentral, sebiuah prototipe dikonseptualisasikan mewakili nilai
rata-rata suatu seteksemplar. Sedangkan teori frekuensi atribut mengajukan
gagasan bahwa sebuah prototipe mewakili mode atau kombinasi atribut-atribut
yang paling sering dialami seseorang.
- Pengenalan Pola pada Para Pakar
- Para pemain catur
Chase dan Simon (1973a,
1973b) memepelajari problem yang rumit dengan cara menganalisis pola rumit yang
dihasilkan oleh buah-buah catur diatas sebuah papan catur. Selain itu, para
peneliti tersebut menganalisis perbedaan antara maestro-maestro catur dengan
para pemain amatir. Dalam studi tersebut pola tersusun dari kumpulan sejumlah
objek (jadi bukan fitur-fitur yang membentuk objek).
- Pengenalan Objek – Peran Pengamat
Satu-satunya sistem
yang tampaknya selalu terlibat dalam pengenalan objek adalah memori. Pengenalan
onjek melibatkan sejumlah sistem tingkat rendah, seperti penyimpanan visual,
analisis dan sintesis terhadap fitur dan pencocokan prototipe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar