Sukma
bayyinah
16410074
Memori Manusia
Memori
merupakan proses belajar yang bertahan dari waktu ke waktu, informasi yang
telah disimpan, dan dapat di panggil kembali (recall). Memori adalah rantai
penghubung antara masa lalu dan saat ini. Apabila memori ini rusak maka kita
akan tertinggal, tidak mampu meninggalkan masa kini, dan tidak dapat mencapai
masa depan.
Secara
umum, memori dapat diakses kembali melalui 3 cara, yaitu :
1)
Recall : proses ini mendeskripsikan bagaimana kita
memanggil kembali informasi yang pernah kita ketahui. Proses ini dianalogikan
seperti saat kita melengkapi pernyataan yang memiliki kata-kata yang hilang.
2)
Recognition : proses saat dimana kita hanya butuh untuk
mengidentifikasi informasi yang disajikan bersamaan dengan informasi lain.
Proses ini dianalogikan seperti saat kita mengerjakan soal pilihan ganda.
3)
Relearning : proses mempelajari kembali hal-hal yang
telah disimpan beberapa waktu lalu. Contohnya saat belajar untuk ujian, kita
akan lebih mudah belajar dengan mengingat kembali materi-materi yang hampir
dilupakan.
Pada tahun 1960-an, psikolog
Amerika, Richard Atkinson dan Richard Shiffrin mengemukan bahwa dalam memori
terdapat tiga tahapan dalam formasi memori, yaitu, register sensorik, memori
jangka pendek, dan memori jangka panjang.
Sebuah stimulus ditangkap oleh alat
indera kita kemudian dilanjutkan menuju ke otak ke memori jangka pendek.
Kemudian disimpan menuju memori jangka panjang yang nantinya akan dimunculkan
kembali. Pernyataan tersebut tampak sederhana namun bukan berarti memori itu
tidak rumit.
Sesuai dengan model yang dibuat oleh
Atkinson dan Shiffrin, pertama-tama kita merekam informasi yang ingin kita
ingat melalui alat indera kita (sensory memory). Setelah itu akan disalurkan
dan dibawa menuju short-term memory (STM). Memori yang muncul dalam STM dapat
bertahan apabila kita melakukan ‘latihan’ untuk mengingat informasi tersebut.
Informasi yang berada pada STM hanya akan bertahan sekitar 30 detik saja,
sehingga apabila tidak di-‘latih’ akan sangat mungkin bagi kita untuk melupakan
informasi tersebut. Hal tersebut
dikarenakan ingatan kita sebenarnya hanya mampu menangkap 4-7 informasi yang
berbeda dalam satu waktu. Maka dari itu informasi lain yang tidak diinginkan
akan hilang dan atau ditransfer menuju long-term memory (LTM).
Long-term memory (LTM) merupakan
tempat penyimpanan pada otak yang kekal, dimana disana tersimpan semua
pengetahuan, skill, dan pengalaman yang pernah kita alami.
Definisi mengenai STM dari Atkinson
dan Shiffrin dianggap tidak melingkupi semua proses yang berkembang pada
transformasi informasi dari STM ke LTM. Sehingga para psikolog pada masa kini mengkaji
kembali ide-ide tentang STM yang kemudian di-update menjadi konsep yang
lebih komprehensif, yaitu working memory.
Working memory melibatkan seluruh
proses antara pengambilan informasi dari STM dan transformasi penyimpanan pada
LTM. Adapun yang dinamakan memori eksplisit dan memori implisit pada proses
ini. Memori ekspilist adalah keadaan dimana dengan sadar kita menyimpan
sebuah informasi, contohnya yaitu belajar, menghafal angka, dll. Sedangkan
memori implisit adalah dimana kita menyimpan informasi dalam keadaan tidak
sadar. Seperti tiba-tiba kita teringat hal-hal kecil dalam kejadian
sehari-hari.
Perlu diketahui bahwa memori
sejatinya tidak dapat hilang begitu saja dalam ingatan kita. Selain karena
seiring berjalannya waktu, adapun informasi-informasi baru yang menindih
informasi lama sehingga mungkin informasi yang lama akan sulit untuk diingat
kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar