|
Artikel Memori Jangka Pendek dan Memori Jangka Panjang
A. Model-model
Memori Ganda
1. James
William
James (1842-1910), seorang filsuf, dokter, dan psikolog yang mengembangkan konsep
memori ganda (dualistic model of memory),
membedakan memori langsung (immadiate
memory) yang disebutnya memori
primer (primary memory) (yang
sekarang disebut memori memori jangka
pendek (short-term memory/STM) -tidak
pernah meninggalkan kesadaran dan senantiasa menyediakan tayangan
peristiwa-peristiwa yang pernah dialami) dan memori tidak langsung (indirect memory) yang disebutnya memory sekunder (secondary memory) atau memori
jangka panjang (long-term memory/LTM)
yang merupakan tempat penyimpanan informasi yang gelap yang menyimpan informasi
atau pengalaman yang pernah dialami namun tidak dapat diakses lagi. Memori
memiliki sifat dualistik, yakni transistoris (sebagai pengantara) dan permanen.
Bukti-bukti ilmiah tentang hubungan
antara memori primer dan memori sekunder dideskripsikan oleh Waugh dan Norman
(1965). Perhatikan gambar 1.
Gambar 1. Model sistem memori primer dan sekunder.
Diadaptasi dari Waugh dan Norman (1965)
Keterangan:Dalam model awal tersebut, sebuah item memasuki
memori primer lalu disimpan disana (melalui latihan pengulangan) atau
dilupakan. Dengan pengulangan (rehearsal),
item tersebut memasuki memori sekunder dan kemudian menjadi bagian dari memori
permanen.
Proses pemindahan
informasi dari memori primer ke memori sekunder bisa dihambat (Weiskrantz,
1966). Berdasarkan penemuan Mary Calkins, seorang murid William James, suatu
efek “awal dan akhir (primacy and recency)
dalam item-item sejajar yang diasosiasikan (paired
associates) muncul -item-item yang berada di awal rangkaian (primacy) dan yang di akhir rangkaian (recency) adalah yang paling diingat.
Selain efek awal-akhir (primacy-recency effecf), terdapat efek von Restorff (von Restorff
effect) yang sama kuatnya. Prinsipnya adalah apabila di tengah-tengah
suatu rangkaian terdapat item yang unik dibandingkan item-item lainnya
(misalnya tersisip huruf A diantara deretan angka 1 sampai 20) maka item
tersebut cenderung diingat.
Dalam model memori ganda,
informasi dari sistem sensorik ditransfer dengan cepat ke penyimpanan memori
primer dan dapat tergantikan oleh informasi-informasi baru atau disimpan lebih
lama melalui pengulangan. Ketika sejumlah informasi memasuki sistem, informasi
yang tersimpan di dalam STM ditumpang-tindihi oleh informasi yang baru masuk.
Pada awalnya item-item tersebut masuk dan disimpan sesaat di STM. Pengulangan (rehearsal) berfungsi untuk mentransfer
informasi dari STM ke LTM sehingga item pertama dalam daftar memiliki lebih
banyak waktu pengulangan dan peluang untuk ditransfer ke LTM. Saat item-item
yang berada di tengah daftar memasuki STM, item-item tersebut saling berebutan
tempat (karena jakur pemindahan ke LTM sedang digunakan item awal) sehingga
item yang masui paling akhir memiliki waktu yabg cukup untuk pengulangan. Kapasitas penyimpanan (storage capacity) STM dapat dilacak mengebali batas kurva yang
menandai timbulnya efek akhir mulai muncul. Jumlah item dalam rentang efek
akhir terbatas (jarang melampaui 8 item dan hal ini menjadi dukungan bagi model
memori ganda).
2. Waugh
dan Norman
Model behavioral pertama diciptakan oleh
keduanya, yakni model dualistik yang
mencakup model primer dan sekunder. Keduanya melakukan eksperimen untik menguji
kapasitas memori primer dengan menyediakan 16 angka yang dibacakan kepada
partisipan dengan kecepatan satu atau empat angka per detik. Tujuan eksperimen
ini adalah untuk menentukan apakah kelupaan (forgetting) diakibatkan oleh decay
(memudar dan menghilang dari memori dengan sendirinya seiring berlalunya
waktu) atau karena akibat interferensi (interference) item-item yang lain
dalam daftar. Hasil yang didapat mengindikasikan bahwa interferensi merupakan
faktor paling berpengaruh dibandingkan decay.
3. Atkinson
dan Shiffrin
Model memori Atkinson dan Shiffrin
disusun berdasarkan gagasan bahwa struktur-struktur memori bersifat stabil dan
proses-proses kontrol berupa faktor-faktor tak tetap. Menurut keduanya,
model-model awal tentang memori bersifat terlalu menyederhanakan dan tidak
cujup kuat untuk menangani kerumitan proses atensi, membandingkan stimuli,
pengendalian dalam mengambil memori (retrieval
control), pemindahan dari STM ke LTM, pencitraan, memori penyandian
sensorik, dan lain sebagainya. Memori menurutnya memiliki 3 area penyimpanan:
(1) register sensorik, (2) penyimpanan jangka pendek, dan (3) penyimpanan
jangka panjang. Sebuah stimulus diproses seketika dalam dimensi sensorik yang
tepat dan selanjutnya bisa hilang atau diproses lebih lanjut.
Keduanya membuat perbedaan penting antara
konsep memori dan konsep penyimpanan memori; memori mengacu pada data-data yang
disimpan, sedangkan penyimpanan (store) mengacu pada komponen struktural yang berisi
informasi. Pengungkapan lamanya suatu item dalam memori tidak akan mengungkap
letak penyimpanan item tersebut dalam struktur memori. Informasi dalam
penyimpanan jangka pendek dapat ditransfer ke penyimpanan jangka panjang,
sedangkan informasi lain dipertahankan selama beberapa menit dalam penyimpanan
jangka pendek namun tidak memasuki penyimpanan jangka panjang. Penyimpanan
jangka pendek dipandang sebagai suatu sistem kerja (working system) dimana informasi yang masuk di dalamnya akan
memudar dan menghilang dengan cepat. Informasi tersebut dapat berbentuk beda
dengan wujud aslinya (misalnya sebuah kata yang dibaca oleh sistem visual akan
diubah dan direpresentasikan dalam memori secara auditorik). Sedangkan di dalam
jangka panjang, informasi yanh disimpan relatif permanen sekalipun terkadang
tidak dapat diakses akibat terjadi interferensi dari informasi-informasi baru.
Kegunaan penyimpanan ini adalah mengawasi stimuli dalam register sensorik
sehingga mengendalikan informasi yang masuk penyimpanan jangka pendek dan
menyediakan ruang penyimpanan bagi informasi disana.
B. Memori
Jangka Pendek
STM memiliki kapasitas yang jauh lebih
kecil dibandingkan LTM, kapasitas penyimpanannya diimbangi oleh pemrosesan yang
terbatas (yakni hanya terbatas pada tujuh item), dan di dalamnya terdapat
pertukaran (trade-off) konstan antara
kapasitas penyimpanan dan kemampuan pemrosesan. Teknik Brown-Peterson (karena penelitian J. A.
Brown (1958) dilakukan hampir bersamaan dengan penelitian Lloyd Peterson
dan Margaret Intons-Peterson [1959]) mendemonstrasikan bahwa kapasitas untuk menyimpan
informasi dalam suatu area penyimpanan-sementara bersifat terbatas dan
informasinya rentan pudar dengan cepat jika informasi tersebut tidak diulang (rehearse).
Berdasarkan hasil penelitian suami-istri
Lloyd-Margaret Intons Peterson serta penelitian-penelitian lainnya, maka
dirangkumlah sejumlah gagasan tentang keberadaan dua penyimpanan memori sebagai
berikut.
● Pengamatan sehari-hari menunjukkan bahwa
sejumlah hal diingat sesaat sedangkan yang lainnya diingat dalam jangka waktu
yang lama
● Eksperimen-eksperimen psikologis
menunjukkan bahwa pengambilan sejumlah informasi dalam memori adalah
karakteristik kinerja memori jangka pendek, sedangkan pengambilan informasi
yang lain merupakan karakteristik kinerja memori jangka panjang. Misalnya terkait
data awal dan data akhir (primacy and
recency data).
● Studi-studi fisiologis menunjukkan bahwa
kinerja memori jangka pendek dapat mengalami hambatan, sedangkan kinerja memori
jangka panjang relatif stabil.
C.
Dukungan Neurosains Kognitif
Penemuan-penemuan neurofisiologis
menunjukkan bahwa kedua penyimpanan memori (jangka pendek dan jangka panjang)
memiliki letak tertentu dalam struktur otak manusia. Sebuah kasus termasyhur,
kasus H.M. disajikan oleh Brendan Milner (1966), seirang peneliti Kanada. H.M.
adalah seorang penderita epilepsi yang menjalani operasi pemotongan bagian
lobus temporal (termasuk hipokampus) sebagai prosedur medis untuk mengurangi
simton epilepsinya. Cedera pada otaknya tersebut mengakibatkan ia mengalami
amnesia dan tidak mampu menyimpan informasi baru dalam LTM. Uniknya STM nya
tidak terganggu. Hipokampus merupakan tempat penyimpanan sementara bagi LTM
yang memproses informasi awal dan memindahkan informasi tersebut ke korteks
serebral sebagai tempat penyimpanan yang lebih permanen. Seseorang dengan
cedera lobus temporal seperti H.M. dapat mempelajari tugas-tugas implisit yang
melibatkan keterampilan perseptual dan motorik namun tidak dapat jenis
informasi lain ke dalam LTM.
Selain itu, terdapat pula kasus yang
dipelajari oleh Warrington dan Shallice (1969) dengan pasien K. F. yang
memiliki LTM normal namun ia mengalami kesulitan mengingat serangkaian angka
(hal ini mengindikasikan adanya masalah dengan STM-nya). Ini merupakan penemuan
penting karena menunjukkan fenomena disosiasi ganda (double dissociation) yang mendemonstrasikan keberadaan dua proses
yang terpisah, yakni STM dan LTM.
D.
Model Memori Kerja
Memori
kerja (working memory) merupakan suatu tipe meja kerja (workbench) yang secara konstan mengubah,
mengkombinasikan, dan memperbarui informasi baru dan lama. Menurut Baddeley
(seorang peneliti Inggris), rentang memori ditentukan oleh kecepatan kita
mengulang informasi. Dalam kasus materi verbal, kita memiliki putaran fonologis
(phonological
loop) yang berisi penyimpanan fonologis dan proses artikulatoris
sehingga kita mampu mengingat informasi sebanyak yang dapat kita ulangi (rehearse) dalam durasi terbatas. Kita dapat mengulang
hanya sejumlah informasi yang terbatas dalam putaran fonologis (phonological loop) dan determinannya
adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengucapkan kata-kata tersebut secara lisan.
Di dalam memori kerja juga terdapat alas sketsa visuospasial (visuospatial sketchpad) yang mirip
putaran fonologis namun berperang dalam mengendalikan kinerja visual dan
spasial, yakni meliputi kegiatan mengingat bentuk dan ukuran atau kecepatan dan
arah objek yang bergerak serta perencanaan pergerakan spasial seperti melarikan
diri dari bangunan yang roboh. Putaran fonologis dan alas sketsa visuospasial
dikendalikan oleh eksekutif sentral (central executive) yang menetukan
topik-topik yang perlu perhatian lebih, topik-topik yang seharusnya diabaikan,
dan apa yang seharusnya dilakukan saat sistem mengalamai masalah. Eksekutif
sentral ini mengkoordinasikan berbagai aktivitas terkait atensi dan respon.
E.
Lokalisasi dan Distribusi LTM
Lokasi tempat memori disimpan adalah di
seluruh otak meskipun ada yang terpusat di bagian-bagian tertentu, seperti area
frontal yang terlibat dalam pemrosesan mendalam terhadap informasi. Jenis-jenis
kinerja memori bersifat spesifik, namun dalam pemrosesan-pemrosesan yang
spesifik tersebut bagian otak yang lain juga terlibat.
Beberapa region otak seperti hipokampus,
korteks (yang berbatasan dengan hipokampus), dan thalamus memiliki fungsi
penting dalam pembentukan memori. Sekalipun model-model memori ditampilkan
sebagai suatu yang kotak, namun pada kenyataannya memori tersebar di seluruh
otak. Memori merupakan suatu proses aktif yang melibatkan sejumlah besar area
di otak dan sejumlah area memiliki fungsi lebih dominan dibandingkan area yang
lain.
F.
Kapasitas STM dan LTM
Berdasarkan berbagai eksperimen terkait
durasi STM, Miller membuat hipotesis bahwa STM hanya memuat 7 unit.
Keterbatasan tersebut diakibatkan oleh adanya mekanisme yang bersifat mendasar
dan umum yang dikenal sebagai STM.
STM
dan Chunking
Berdasarkan eksperimen Miller (1956)
dalam menjelaskan bagaimana cara item disandikan dalam STM, model memori memuat
7 chunk atau bongkahan unit
informasi. Meningkatnya kapasitas penyimpanan STM dicapai melalui proses Chunking, yaitu menggabungkan
huruf-huruf menjadi unit-unit kata yang bermakna. Proses chunking menjelaskan fenomena STM yang mampu memproses sejumlah
informasi tanpa menyebabkan kemacetan (bottleneck) dalam rangkaian pemrosesan informasi.
LTM dan Chunking
STM mampu menangkap informasi dalam
jumlah besar karena diperlancar oleh chunking
yang bisa terjadi karena LTM memaknai unit-unit tersebut. Dengan demikian, prosedur
chunking dalam memori jangka pendek
memerlukan pengaksesan informasi dari memori jangka panjang.
Penyandian
Informasi dalam STM
Segala informasi yang tersimpan dalam STM
baik berupa informasi auditorik, visual, semantik, akustik, dan yang lainnya
dapat disandikan secara semantik yang berkaitan dengan pemaknaan terhadap
objek. Bukti mengindikasikan bahwa penyandian visual terjadis sebelum
penyandian akustik dan semantik.
Pengambilan
Informasi dari STM
Pengambilan informasi dari memori jangka
pendek dalam kecepatan tinggi bekerja secara menyeluruh (exhaustive) alih-alih bekerja secara self-terminating (berhenti bekerja apabila telah menemukan
informasi yang diperlukan). Memori disimpan secara lokal (di tempat-tempat
tertentu) dan secara general (tidak ada tempat khusus untuk memori tertentu).
G. Kapasitas, Durasi, dan Penyimpanan LTM
Kapasitas otak manusia untuk meyimpan
informasi detail dalam jangka waktu yang lama tidak tertandingi oleh teknologi
apapun. Berdasarkan beberapa penelitian, hasilnya mendemonstrasikan bahwa
memori disandikan dalam LTM sekitar 3-7 hari dan mengalami penurunan memori
rekognisi setelah 4 bulan yang disebabkan oleh intervensi dari gambar-gambar
baru
Permastore—Very Long Term Memory atau memori jangka sangat panjang
berdasarkan sejumlah data peneltian memang ada dan bertahan dalam jangka waktu
yang sangat lama. Selain itu, stabilitas rekognisi memori terhadap
peristiwa-peristiwa yang terjadi jauh pada masa lalu dipengaruhi oleh tingkat
penyandian awal (saat peristiwa tersebut terjadi) dan distribusi rehearsal
(pengulangan; repetisi)
Informasi dari STM akan dikirim ke LTM
apabila diulang-ulang (rehearsed) di STM dalam jangka waktu yang cukup
lama. Transformasi informasi tersebut terjadi karena struktur STM di otak
memiliki sirkuit yang berisikan aktivitas-aktivitas neural yang bergema (reverberating)
yang memiliki neuron-neuron yang bergerak dalam putaran (loop) secara
mandiri. Ketika sirkuit tetap aktif selama suatu periode tertentu, terjadi
perubahan kimiawi dan/atau perubahan struktural dan memori akan disimpan secara
permanen di LTM. Jika informasi tersebut dikombinasikan dengan memori-memori
lain yang bermakna maka terjadilah peningkatan memorabilitas (kemudian emori
untuk diingat)
H. Jenis-jenis Memori
Kategori umum dari jenis informasi yang
disimpan dalam LTM disusun berdasarkan fungsi adaptifnya sebagai berikut.
·
Kemampuan
spasial. Informasi tentang
lokasi kita di dunia dan objek-objek yang penting. Pengetahuan ini memungkinan
kita melakukan gerakan atau manufer efektif di lingkungan sekitar
·
Karakteristik-karakteristik
Fisik Dunia Sekeliling Kita.
Untuk berinteraksi secara aman dengan objek yang kita jumpai
·
Hubungan
Sosial. Untuk mengetahui siapa
kawan kita, kerabat, musuh, dan siapa orang yang bisa kita percayai
·
Nilai-nilai
Sosial. Pengetahuan tentang apa
yang dianggap penting oleh kelompok kita
·
Keterampilan-keterampilan
Motorik. Penggunaan alat,
pemanipulasian objek.
·
Keterampilan-keterampilan
Perseptual. Untuk memahami stimuli
dalam lingkungan, mulai dari bahasa hingga musik.
LTM dapat dibagi menjadi 2, yaitu memori
eksplisit dan memori implisit. Memori eksplisit (explicit memory)
mengandalkan pengambilan (retrieval) pengalaman-pengalaman sadar dan
menggunakan isyarat (cue) berupa rekognisi dan tugas-tugas recall.
memori ini diorganisasikan menjadi memori episodik dan semantik. Memori
implisit (implicit memory) mempermudah kinerja dan tidak memerlukan
rekoleksi yang sadar. Memori ini dibagi menjadi memori prosedural dan memori
emosional. Terdapat pula sejumlah subtipe dalam kategori memori eksplisit dan
memori implisit.
Memori
episodik (episodic memory) merupakan sistem memori neurokognitif yang berperan dalam
proses mengingat peristiwa-peristiwa pada masa lalu. Memori semantik (semantic
memory) adalah memori mengenai kata, konsep, peraturan, dan ide-ide
abstrak; memori ini penting untuk penggunaan bahasa.
|
Jenis-jenis memori jangka
panjang
|
Menurut Tulving,
sistem memori yang paling baik menggambarkan kompleksitas dan adabtibiltas
,manusia adalah sistem klasifikasi yang terdiri dari 3 bagian: memori prosedural,
memori semantik, dan memori episodik. Ketiganya bersifat monohirarkis.
Maksudnya, sistem yang paling rendah, memori prosedural mencakup sistem
berikutnya, yakni memori semantik sebagai entitas tunggal, sementara memori
semantik mencakup memori episodik sebagai suatu subsistem tunggal yang
terspesialisasi. Mseskipun sistem yang lebih tinggi bergantung kepada sistem
yang lebih rendah, namun setiap sistem memiliki kemampuan yang unik.
Memori prosedural
sebagai memori terendah, mempertahankan hubungan antara stimuli dan respon dan
dapat disetarakan dengan memori asosiatif (associative memory). Memori
semantik mempresentasikan peristiwa internal yang tidak ada saat kejadian,
sementara memori episodik memperoleh dan mempertahankan pengetahuan tentang peristiwa
yang dialami secara pribadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar