Model
model memori dan memori jangka pendek
Indah
noor mazaya hurin’in (16410079)
Memori
merupakan elemen pokok dalam sebagaian besar proses kognitif. Memori manusia
terdiri dua unsur yaitu memori primer atau momori jangka pendek
(short-term-memory/STM) dan memori skunder atau memori jangka panjang
(long-term-memory/LTM). Memori memiliki sifat dan permanen. Penemuan penemuan
neuorofisiologis menunjukkan bahwa kedua penyimpanan memori yang berbeda
tersebut memiliki letak tertentu dalam struktur otak manusia. Struktur memori
manusia yang paling penting adalah lobus temporal dan hipokampus. Secara khusus
hipokampus adalah sebuah tempat penyimpanan sementara bagi LTM, yang memproses
informasi awal dan memindahkan informasi informasi tersebutke korteks serebral
sebagai tempat penyimpanna yang lebih permanen.
Formulasi
teknik Brown dalam mengkur kapasitas STM beserta kasus H.M memperkuat konsep
STM sebagai sistem memori yang mandiri. STM tidak hanya dianggap terpisah dari
LTM , namun konsep STM juga memiliki landasan fisiologis yang ditegaskan oleh
studi studi neurologis terhadap pasien yang mengalami kerusakan otak. Memori kerja (working memory) didefinisikan
secara konseptual sebagai suatu tipe kerja yang secara konstan mengubah,
mengkombinasikan dan memperbarui informasi baru ataupun lama. Model memori
kerja menyanggah pandangan bahwa STM hanyalah sekedar “kotak” dikepala dan
konsep memori kerja juga menyanggah gagasan bahwa kapasitas STM terbatah hanya
pada tujuh item. Baddley menyatakan bahwa rentang memori ditentukan oleh
kecepatan kita mengulang informasi. Intisari dari gagasan Baddely adalah bahwa
kita dapat melakukan pengulangan hanya
sejumlah informasi yang terbatas dalam putaran fonologis (phonological loop),
dan satu satunya determinan adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengucapkan
kata-kata tersebut secara lisan. Komponen kedua dalam memori kerja adalah “alas
sketsa visuospasial (visuospatial sketchpad) yang memiliki kemiripan
dengan putaran fonologis namun berperan mengendalikan kinerja visual dan spasisal.
Eksekutif
sentral (central executive) berperan layaknya seorang penyelia yang
menentukan topik topik yang seharusnya diabaikan dan apa yang harus dilakukan
apabila sistem mengalami masalah. Tidak lamasetelah model memori kerja
diperkenalkan, para peneliti mengungkapkan lebih banyak informasi mengenai
putaran fonoligis, visuopital dan hakikat eksekutif sentral menggunakan standar
pengukuran dalam ilmu psikologi. Cabeza dan Nyberg (1997) menemukan bahwa
putaran fonologis memiliki kaitan aktivasi bilateral pada lobus frontal dan
parietal, alas sketsa visuospital mengaktifkan area area yang berbeda dalam
korteks. Penahan episodik adalah suatu sistem berkapasitas terbatas yang
menggabungkan informasi dari LTM, dari alas sketsa visuopasial, serta dari putaran
fonologis kedalam eksekutif sentral.
Menurut
Miller kapasitas STM memuat tujuh unit, dalam hipotesis Miller keterbatasan
keterbatasan di akibatkan oleh adanya sejumlah mekanisme yang bersifat mendasar
dan umum adapun mekanis tersebut adalah STM
dan CHUNKING gagasan bahwa STM memuat tujuh unit terlepas dari data apaun
yang masuk kedalamnya adalah gagasan yang paradoks. Kita lebih mudah mengingat
informasi dalam rangkaian kata dibandingkan huruf. Meningkatnya kapasitas STM
di capai melalui proses chungking yakni mengubah huruf huruf menjadi unit kata
yang bermakna.proses chunking adalah suatu proses yang penting karena
menjelaskan fenomena STM yang mampu memproses sejumlah besar informasi tanpa
menyebabkan “kemacetan” dalam rangka informasi. Hubungan LTM dan chunking di
ilustrasikan dengan eksperimen yang dilakukan Bower dan spingston (1970) bahwa
partisipan lebih mudah mengingat unit chunk terdiri dari huruf huruf yang bila
digabungkan menjadi makna. Hal ini menunjukkan peran LTM dalam STM dan chunking.
Sandi Penyandian informasi dalam STM terbagi menjadi tiga, sandi auditorik,
sandi visual sandi semantik
Era
modern pemrosesan informasi sangat dipengaruhi oleh sebuah teknik eskperimental
yang dikembangkan oleh saul sternberg. Teknik ini melibatkan sebuah tugas
pemindaian serial yang ada di dalam partisipan mendapat stimuli berupa
serangkaian item. Diasumsikan bahwa setiap item disimpan dalam STM partisipan.
Setelah pertisipan menghafal daftar, ia menekan sebuah tombol untuk memunculkan
sebuah angka yang ada atau tidak dalam daftar yang telah dilihat sebelumnya.
Tugas partisipan adalah membandingkan angka tersebut dengan daftar yang telah
di ingatnya dan menjawab apakah angka tersebut memang ada di daftar atau tidak.
Pada dasarnya tugas ini mengaruskan partisipan mencari angka dalam suatu daftar
untuk menemukan jawab yang tepat. Pencarian seperti ini dapat berhenti dengan
sendirinya saat partisipan telah menemukan angka tersebut dan memberikan
jawaban. Sebaliknya partisipan mungkin melakukan pencarian menyeluruh terhadap
daftar di memori sebelum melaporkan jawabannya, terlepas ia menemukan angka itu
atu tidak. Waktu reaksi mencerminkan waktu yang diperlukan pertisipan untuk
melakukan pencarian angka pada daftar dalam memori an waktu reaksi dapat
beperan sebagai dasar untuk mengammbarkan struktur STM sekaligus mengammbarkan
hukum hukum pengambilan informasi dari strukur tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar