Desi
Rahmawati
Nama: Desi Rahmawati
NIM: 16410003
Memori
Jangka Panjang dan Memori Jangka Pendek
Dimanakah tempat penyimpanan memori? Tempat
penyimpanan memori adalah diseluruh bagian otak, meskipun juga terpusat pada bagian-bagian
tertentu. Tanpa otak, kita akan menjadi makhluk yang tidak memiliki perasaan,
tidak memiliki pikirin, dan tidak memiliki memori. Saat kita berpikir tentang
memori, kita sering membanyangkan suatu penyimpanan luas yang berisi informasi
dan pengetahuan . Jenis memori semacam itu disebut memori jangka panjang (LTM;
long-term memory), dan itu merupakan dari memori kita. Meskipun memori jangka
pendek (STM; short-term memory) memiliki kapasitas yang lebih kecil
dibandingkan dengan memori jangka panjang, tetapi memori jangka pendek memiliki
peran penting dalam pemrosesan memori.
Memori adalah elemen pokok dari sebagian besar
elemen kognitif. Memori jangka pendek adalah kapasitas penyimpanan yang
terbatas diimbangi oleh kapasitas pemrosesan yang juga terbatas, dan bukan
hanya itu, terdapat pula pertukaran konstan antara kapasitas penyimpanan dan
kemampuan pemrosesan. Berapakah kapasitas memori jangka pendek? Memori jangka
pendek (STM) merupakan memori yang kapasitasnya terbatas pada 7 item,
namun kepadatan (density) atau jumlah informasi per item dapat ditingkatkan
dengan chuking (“Bongkahan” informasi yang memiliki makna). Menurut teknik
Brown-Peterson mendemonstasikan bahwa kapasitas kita untuk menyimpan informasi
dalam suatu area penyimpanan-sementara bersifat sangat terbatas dan rentan
terhadap memudarnya informasi dengan cepat, jika kita tidak memiliki kesempatan
untuk mengulang (rehearse).
Memori jangka panjang adalah unsur pusat
perkembangan kognitif yang memusatkan seluruh situasi yang didalamnya individu
menyimpan informasi yang ia terima sepanjang waktu. Jenis-jenis Memori jangka
panjang di bagi menjadi memori eksplisit (Deklaratif) dan memori implisit
(Non-deklaratif). Eksplisit yaitu mengacu pada ingatan masalalu seperti kita
disuruh membuat cerita tentang berlibur dirumah nenek, sedangkan implisit yaitu
mengacu pada informasi yang disimpan tanpa disadari seperti kita ditanya berapa
saudara kandung kita, kita akan menjawabnya dengan spontan.
Tidak sampai disitu saja memori eksplisit
diorganisasikan menjadi memori sematik dan memori episodik, sematik
adalah memori mengenai kata, konsep, peraturan, dan ide-ide abstrak, bisa
disebut juga dengan kejadian fakta sedangkan episodik adalah suatu system
memori neurokognitif yang memungkinkan seseorang mengingat peristiwa-peristiwa
pada masa lalunya, bisa disebut juga dengan peristiwa masa lalu. Sedangkan
memori implisit dibagi menjadi memori procedural dan memori emosional.
Sulit bagi kita untuk membayangkan kapasitas dan
durasi informasi yang ditampung dalam memori jangka panjang, namun kita masih
bisa memperkirakan karakteristik-karakteristik tersebut, bahkan informasi yang
paling samar sekalipun dapat kita ingat. Contohnya seperti, Anda mampu
mengingat nomor hp anda, anda mampu mengingat letak mobil anda di tempat
parkir, anda mengingat nama binatang peliharaan anda yang pertama, dan uniknya,
sebagian besar informasi tersebut tidak berada dalam jangkauan kesadaran anda
hingga dimunculkan ke memori sadar.Kapasitas otak manusia untuk menyimpan
informasi yang mendetail dalam jangka waktu lama tetaplah tidak tertandingi.
Ingatlah bahwa otak manusia adalah suatu struktur yang sedemikian kecilnya.
Seharusnya kita sebagai umat muslim harus banyak-banyak bersyukur karena Allah
swt telah memberikan nikmat yang sangat luar biasa kepada kita semua. Apabila
artikel ini kurang jelas bisa di lihat di buku psikologi kognitif edisi
kedelapan.
Penyimpanan
LTM
Sebuah
penjelasan tentang bagaimana memori jangka panjang dibentuk dan disimpan,
ditemukan dalam karya Donald Hebb yang menjadi klasik. Versi sederhana dari
gagasan Hebb tentang LTM menyatakan bahwa informasi dari STM akan dikirim ke
LTM apabila diulang-ulang (rehearsed) di STM dalam jangka waktu yang cukup
lama. Transformasi informasi dari STM ke LTM terjadi karena struktur STM diotak
memiliki sirkuit yang berisikan aktivitas-aktivitas neural yang bergema
(reverberating), yang memiliki neuron-neuron yang mampu bergerak dalam putaran
(loop) secara mandiri. Manaka sirkuit tersebut tetap aktif selama satu periode
tertentu, terjadilah perubahan kimiawi dan/atau perubahan structural, dan
memori akan disimpan secara permanen dalam LTM. Jika informasi tersebut
dikombinasikan dengan memori-memori lain yang bermakna, terjadilah peningkatan
memoribilitas (kemudahan memori untuk diingat).
Sejumlah
pengalaman lebih mudah diingat dibandingkan pengalaman lain. Sebagai contoh,
pengalaman-pengalaman yang menyenangkan, yang melibatkan ego, atau yang
bersifat traumatic, tampaknya bertahan lama dimemori dibandingkan memori yang
mengenai kuliah yang rumit. Penelitian terhadap hewan menunjukan peran
peningkatan kadar glukosa terhadap pembentukan memori. Lebih lanjut lagi ketika
peristiwa menyenangkan terjadi, medulla adrenal meningkatkan sekresi
epinephrine (adrenaline) kedalam darah sehingga meningkatkan konsolidasi memori
(Megaugh,1990). Diyakini bahwa epinephrine tidak secara langsung menstimulasi
sinapsis-sinapsis otak, melainkan mengubah jadangan glikogen menjadi glukosa
sehingga meningkatkan kadar glukosa dalam darah, yang menjadi nurisi dalam
otak. Sejumlah penelitial eksperimental telah mendukung gagasan bahwa
penyunting glukosa seketika setelah proses belajar akan meningkatkan memori
tentang materi yang dipelajari (Gold,1987; Hall & Gold, 1990)
Sandi
Dalam
LTM, informasi sidandikan secara akustik, secara visual, dan secara semantic.
Hakikat ketiga jenis sandi (codes) dalam LTM tersebut dapat diilustrasikan
dengan mudah. Sebgian besar dari kita pernah mengalami kondisi ti of the tongue
(TOT): di ujung lidan) (Brown,1991,Schwartz, 1999), yakni kondisi saat Anda
mengingat sejumlah aspek dari item tertentu, namun melupakan indetitas utama
item yang bersangkutan. Dalam kondisi TOT, Anda mampu mengingat atribut-atribut
item yang bersangkutan, namun nama item itu sendiri seolah berada diluar
jangkauan Anda. Sebagai contoh, pada suatu saat kami sedang mengendarai motor
menuju ke kampus, dan percapakan yang berlangsung diantara kami sempat
tersendat saat kami mencoba mengingat nama sebuah jenis minuman ringan (diet
soda). Kami tida mampu mengingat nma minuman tersebut, dan hal tersebut segera
menjadi hal perbincangan kami.
Level
pemrosesan
Sebagaimana
telah kami nyatakan, hal-hal yang bemakna akan disimpan dalam memori, namun hal
tersebut menimbulkan pertanyaan: Bagaimana otak mengenali bahwa informasi
adalah sebuah informasi yang syarat makna? Otak dapat menggunakan metode
heuristic (metode yang menutun pada penemuan sesuatu, atau penyelidikan
sesuatu, sehingga penyembabkan perumusan-perumusan pikiran-pikiran atau
kesimpulan baru).
Penelitian
Craik dan Lockhart (1972) terhadap level pemrosesan (level of processing)
menyertakan gagasan umum bahwa informasi yang diterima oleh indera harus
menjalani serangkaian analisis yang diawali dengan analisis sensorik dangkal
dan dilanjutkan oleh analisis-analisis yang semakin dalam, semakin
rumit,semakin abstrak,dan semakin bersifat semantic.
Dalam
pandangan Craik dan Lockhart, isu yang signifikan adalah bahwa kita mampu
menganalisis atau mempersepsi informasi pada level yang rumit, yang penuh makna
(meaningful) sebelum kita menganalisis informasi tersebut pada level yang
primitive.
Gagasan
bahwa kita dapat menganalisis informasi pada level yang lebih dalam sebelum
pada level yang lebih dangkal menyebabkan timbulnya keraguan-keraguan besara
terhadap teori asli yang menyatakan keberadaan sejumlah level pemrosesan. Jika
seluruh tipe pemrosesan dapat menerima stimulus (yang sma), akibatnya teori
mengenai keberadaan sejumlah level dapat digantikan oleh subuah sistem yang
melenyapkan konsep “sejumlah level” atau “sejumlah krdalaman pemrosesan” namun
tetap memepertahankan beberapa gagasan Craik dan Lockhart mengenai pengulangan
(rechearsal) dan mengenai pembentukan jejak-jejak memori
Level
Pemrosesan versus Pemrosesan informasi
Model-model
memori yang menggunakan konsep ppemrosesan informasi pada umumnya menekankan
kompenen-kompenen structural (seperti penyiman sensorik, STM, dan LTM) yang
berhubungan dengan pemrosesan (sperti atensi,penyandian,pengulangan,
transformasi informasi. Model memori dengan konsep pemrosesan informasi
menekankan keberadaan serangkaian terhadap yang didalamnya informasi dipindah
dan diproses, sedangkan pandangan alternative Craik dan Lockhart (yakni level
pemrosesan) menyatakan bahwa jejak-jejak memori dibentuk sebagai produk sampingan
dari pemrosesan perceptual.
Efek
Referensi Diri
Konsep
level pemrosesan mengalami kemajuan pesat ketika Rogers, kuiper, dan kirker
(1977) menemukan bahwa referensi diri
(self-reference) merupakan sebuah faktor yang kuat. Dengan menggunakan
suatu metode yang menyerupai metode craik dan Tulving (1975), para peneliti
meminta partisipasipan untuk mengevaluasi sebuah daftar yang berisi 40 kata
sifat (adjective) setelah para partisipan tersebut dibagi dalam empat kelompok
tugas (empat kondisi perlakuan): tugas structural,fonemik, semantic, dan
refensi sendiri.
Jenis-jenis
Memori
Secara umum kita dapat menganalogikan LTM
sebagai suatu tempat penyimpanan (repository) segala hal memori yang pada saat
itu tidak sedang digunakan namun memiliki makna yang penting dan dapat diambil
kembali (retrievable). Sejumlah kategori umum dari jenis informasi yang
disimpan dalam LTM (Bower,1975) disusun berdasarkan kemungkinan fungsi
adaptifinya.
·
Kemampuan spasial. Informasi mengenai
lokasi kita didunia dan objek-objek yang penting. Pengetahuan ini memungkinkan
kita melakukan pergerakan maneuver efektif dilingkukngan kita.
·
Karakteristik-karakteristik Fisik Dunia
Sekeliling Kita. Informasi ini memungkinkan kita berinteraksi secara aman
dengan objek-objek yang kita jumpai.
·
Hubungan Sosial. Penting untuk
mengetahui siapa kawan kita, siapa kerabat kita, dan siapa oramg yang dapat
kita percayai. Mengenai siapa musuh kita itu lebih pentung.
·
Nilai-nilai Sosial. Peengetahuan
mengenai apa yang dianggap penting oleh kelompok kita.
·
Keteramoilan-keteramoilan motorik.
Penggunaan alat, pemanipulasi objek.
·
Keterampilan-keterampialn perseptuail.
Memungkinkan kita memahami stimuli dalam lingkungan kita, mulai dari bhasa
hingga music.
Sebagaimana
telah kita diskusikan sebelumnya, sistem memori kita tidak hanya
menyimpaninformasi, melainkan juga memproses dan mengarahkan informasi.
Tergantung jenis informasi, atau drajat kepentingan, skema organisasi yang
berbeda-beda akan dilibatkan dalam LTM . anda dapat mengamati bahwa LTM dapat
dibagi menjadi memori ekspilit (deklaratif) dan memori implicit
(nondeklaratif). Memori eksplisit diorganisasikan lagi menjadi memori episodic
dan memori semantic. Memori implicit dibagi menjadi memori procedural dan
memori emosional. Terdapat pula sejumlah subtype dalam kategori memori implicit
dan memori eksplisit tersebut.
Memori
eksplisit (exposit memory) terutama mengendalikan pengembalian (retrieval)
pengalaman-pengalaman sadar dan menggunakan i syarat(cue) berupa rekognisi dan
tugas-tugas recall. Memori implicit (implicit memory), sebaliknya diekspresikan
dalm bentuk mempermudah kinerja dan tidak memerlukan kinerja dan tidak
memerlukan rekoleksi yang sadar.
Memori
Otobiografis
Isi LTM bukanlah menyerupai suatu
gudang yang menyimpan segala sesuatu yang kita alami. LTM memiliki suatu fungsi
kendali, yakni tempat informasi yang relevan dan bermakna mendapat perhatian
khusus. Memori otobiografis adalah memori yang dimiliki oleh seorang individu
mengenai masa lalunya. Meskipun memori pribadi telah menjadi minat sebagian
orang awam, sesungguhnya memori pribadi juga menjadi subjek sebuah penelitian
psikologis.
Memori
otobiografis pada umumnya memiliki kekuratan tinggi (bahkan sempurna). Pada
umumnya, memori biografis berisi informasi terkait emosi, deskripsi-diri,peristiwa-peristiwa
khusus, dan sejarah kehidupan sesorang yang bersangkutan.
Memori
Episodik dan Memori Semantik
Tulving
(1972,1986a,1989b, 1993) mengklasifikasikan memori kedalam dua jenis: memori
episodic dan memori semantic. Klasivikasi Tulving kita anggap penting sebab
kita amsusikan bahwa suatu kondisi memori tunggal eksis dalm LTM.
Memori Episodik adalah suatu “sistem
memori neurokognitif yang memungkinkan seorang mengingat peristiwa-peristiwa
pada masa lalunya”. (Tulving,1993,hal 67). Artinya memori pengalaman-pengalaman
khusus (misalnya melihat pemandangan indah, merasakan pegangan tangan)
membentuk memori episodic. Peristiwa tersebut disimpan sebagai” referansi
otobiografis”. Memori episodic tidak memiliki struktur formal sebagaimana yang
didapati dalam memori simantik.
Memori
semantic adalah memori mengenai kata, konsep, peraturan, dan ide-ide abstrak:
memori ini penting bagi penggunaaan bahasa. Dalam kata-kata Tulving :
Memori semantic adalah sebuah kamus mental,
sebuah pengetahuan tetorganisasi yang dimiliki seseorang, mengenai kata-kata
dan symbol verbal lainnya, makna dan acuanya;mengenai hubungan antara
symbol-simbol dan verbal tersebut berserta peraturan-peraturan, rumus dan
algoritma yang digunakan pemanipulasian terhadap symbol-simbol, konsep-konsep
dan hubungan-hubungan tersebut. Memori semantic tidak mencakup
karakteristik-karakteristik perceptual dari input, namun mencakup referensi
kognitif dari sinya-sinyal input. (hal 217).
Memori
semantic dan memori episodic berbeda tida hanya dalam isinya, namun juga dalam
keterangnanya terhadap kelupaan. Informasi dalam memori episodic lenyap dengan
cepat seiring masuknya informasi baru secara konstan. Meskipun demikian
pengetahuan yang diperlukan untuk mengalikan 5 x 3 (yakni memori simantik) lebih
“kebal” terhadap kelupaan. Memori episodic diaktifkan lebih sering (dan
akibatnya, lebih sering menglami perunbahan), sedangkan memori semantic tidak
diaktifkan sesering memori episodic dan kondisinya relative stlabil seiring
berlalunya waktu.
Tulving berpendapat bahwa sistem
memori yang baik menggambarkan kompleksitas dan adaptibilitas manusia adalah
sistem klasifikasi yang terdiri dari tiga bagian : memori procedural, memori
semantic, dan memori episodic. Ketiga sistem tersebut dianggap bersifat monohirarkis.
Artinya, dalam sistem yang paling rendah, memori procedural mencakup sistem
berikutnya, yakni memori semantic sebagai suatu entitas tunggal, sementara
memori semantic mencakup memori episodic sebagai suatu subsistem tunggal yang
terspesialisasi. Meskipun setiap sistem memiliki kemampuan yang unik.
Memori Prosedural, sebgai bentuk
memori terendah, mempertahankan hubungan-hubungan antara stimulus dan respondan
dapat disertakan dengan memori asosiatif sebagaimana yang disebutkan Oakley (1981).Memori semantic
memiliki kemampuan tambahan berupa mempresentasikan peristiwa internal
yang tidak ada saat kejadian,sementara
memori episodic memungkinkan adanya suatu kemampuan tambahan berupa kemampuan
memperoleh (dan mempertahankan) pengetahuan mengenai peristiwa yang dialami
secara pribadi.
Dukungan
Neurosains Kognitif
Bukti-bukti yang mendukung
keberadaan memori semantic dan memori episodic didemostrasikan secara dramatis
oleh Tulving, yang menyajikan dokumentasi fisikal mengenai sistem-sistem
memori. Terdapa dua jenis studi yang telah dilaporkan. Dalam sebuah studi,
tulving mendeskripsikan subuah studi khusus yang mengenai seseorang pria
bernama “K.C.,” yang mengalami cedera otak akibat kecelakaan frontal-parietal
kiri dalam otak K.C. studi kedua yang dilaporkan Tulving berkaitan dengan studi
pencitraan.
Studi
kedua mengindikasikan letak lokus (pusat) kortikal dari memori semantic dan
memori episodic, yakni melalui pengukuran terhadap aliran darah serebral
regional. Melalui pengukuran terhadap aliran darah dalam konteks (yang
diinterpretasikan sebagai indikasi adanya aktivitas moral yang terpusat dengan
menggunakan suatu prosedur pencitraan PET yang telah dimodifikasikan para
peneliti dapat menyusun sutu peta kortikal otak selama berlangsungnya proses
memori yang berbeda-beda. Ketika seseorang terlibat dalam aktivitas-aktivitas
memori semantic, sebagai contoh, region-region tertentu diotak akan “menyala,
sedangkan aktivitas-aktivitas episodic menyebabkan pengaktifan area lain dalam korteks.
Melalui
tenik-teknik mutrakhir. Para peneliti semakin memahami struktur arsitektual
otak manusia. Sebuah hal yang bahkan lebih menarik lagibagi para psikologi
kognitif adalah penemuan
karakteristik-karakteristik fungsional otak; hubungan internal antara
karakteristik tersebut, dan hubungan karakteristik dengan
memori,persepsi,emosi,bahasa, dan proses kognitif yang lain. Sebagai hasil dari
penemuan-penemuan tersebut, para psikolog mampu menyusun mengenai keberadaan
dua jeneis memori; memori jangka pendek dan memori jangka panjang. Sejumlah
data-data penelitian psikologi mendukung gagasan tersebut, namun pada masa kini
bukti-bukti tersebut ditambah dengan adanya bukti-bukti fisiologis berdasarkan
karakteristik structural dan karakteristik pemrosesan informasi di otak.
Sebagai
kesimpulan meskipun masih banyak hal yang perlu dipelajari lebih lanjut
mengenai hakikat neurobiologist pada memori, sesungguhnya kita telah mengetahui
sejumlah hal yang penting. Stimuli fisik dari dunia eksternal, seperti energy
cahaya dan energy suara, dideteksi oleh sistem sensorik, ditransduksikan
menjadi implus-implus saraf, dan ditransmisikan keotak. Di otak impuls-impuls
tersebut awalnya dianalisis dan secara serempak dikirimkan ke pusat-pusat
pengolahan informasi seperti hipokampus, yang salah satu fungsinya adalah
mengenali makna emosional dalam emosi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar