SENSASI, PERSEPSI, ATENSI, dan
PENGENALAN OBJEK
Vica Nahdiyatus Suaiba (16410092)
Vica Nahdiyatus Suaiba (16410092)
Psikologi kognitif kali ini akan
membahas tentang istilah yang tertera pada judul di atas. Semua istilah
tersebut sama – sama merupakan hasil dari kerja otak kita atau fungsi kognitif
kita. Lantas, apa perbedaan dari sensasi, persepsi, atensi, dan pengenalan
objek tersebut? Berikut ulasannya:
1. Sensasi
Sensasi menurut Wikipedia yaitu
deteksi energy fisik yang dihasilkan atau dipantulkan oleh objek – objek fisik
yang terjadi ketika energi dalam lingkungan eskternal atau dalam tubuh
merangsang reseptor dalam organ – organ indra. Sensasi meliputi penglihatan,
bunyi, bau, rasa, dan sentuhan. Sensasi merupakan salah satu dari tiga komponen
utama kesadaran menurut psikologi strukturalis selain citra dan afeksi.
Dari pengertian di atas, dapat
disimpulkan bahwa sensasi bekerja atas peran atau fungsi organ indera kita.
Penglihatan yang difungsikan oleh indera visual yaitu mata, bunyi yang difungsikan oleh indera
pendengar yaitu telinga, bau dari fungsi hidung, rasa berasal dari indera
pengecap yaitu lidah, dan sentuhan dari indera peraba atau kulit.
Misalnya, ketika kalian sedang
membantu ibu menyetrika baju, lalu kemudian tiba – tiba kalian secara tidak
sengaja menyentuh bagian konduktor setrika. Kemudian kulit kalian terasa panas.
Maka saat itulah sensasi kalian berfungsi yang didapat dari indera peraba
yaitu kulit. Rasa panas itulah yang disebut sensasi.
2. Persepsi
Persepsi berasal dari bahasa
Latin perception, percipio adalah tindakan
menyusun, mengenali, dan menafsirkan informasi sensoris guna memberikan
gambaran dan pemahaman tentang lingkungan. Persepsi meliputi semua sinyal dalam
sistem saraf, yang merupakan hasil dari stimulasi fisik atau kimia dari organ
pengindra. Seperti misalnya penglihatan yang merupakan cahaya yang mengenai
retina pda mata, pencium yang memakai media molekul bau (aroma), dan
pengengaran yang melibatkan gelombang suara. Persepsi bukanlah penerimaan
isyarat secara pasif, tetapi dibentuk oleh pembelajaran, ingatan, harapan, dan
perhatian.
Proses
perseptual merupakan pendeteksian realita sebagaimana yang telah ditentukan
oleh stimulus yang diindera, struktur sistem sensorik dan otak, dan pengetahuan
sebelumnya. Pengalaman-pengalaman kita di dunia menuntun persepsi kita, namun
demikian juga dengan kekuatan-kekuatan yang mengarahkan perkembangan sistem-sistem
biologis dan kognitifPersepsi
adalah suatu hasil pemikiran yang telah diolah oleh otak, yang memperoleh
stimulus dari indera dan dapat menimbulkan perilaku seperti halnya kita merasakan aroma masakan, mencicipi rasa masakan
tersebut dll.. Persepsi ada dua, yaitu persepsi negatif dan persepti
positif. Dalam kehidupan sehari – hari, persepsi dapat disebut dengan penilaian
terhadap sesuatu yang diinformasikan oleh indera dan telah diolah dalam otak..
Seperti misalnya, di kelas kita
mempunyai teman yang sangat pandai. Kita melihat ia selalu membawa buku
kemanapun ia pergi dan selalu membacanya. Ia juga menyelesaikan tugas – tugas
kuliah dengan baik dan tepat waktu. Selain pandai, ia ternyata juga rajin dan
disiplin. Tak jarang juga kalian mendengar orang lain membicarakan
kehebatannya. Hal ini mendorong kalian untuk ingin menjadi seperti dia. Kamu
mempersepsikan bahwa apa yang dia lakukan adalah hal yang positif sehingga
kalian mulai belajar bergaya hidup seperti dia. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa stimulus yang kalian dapat berasal dari mata (visual) dan pendengar
(auditori) kemudian dikirim ke otak dan diolah di sana, yang kemudian
diinterpretasikan menjadi persepsi tersebut.
3. Atensi
Atensi atau perhatian adalah
pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari sejumlah besar informasi
yang tersedia. Informasi didapatkan dari penginderan, ingatan maupun proses
kognitif lainnya. Proses atensi membantu efisiensi penggunaan sumberdaya mental
yang terbatas yang kemudian akan membantu kecepatan reaksi terhadap rangsang
tertentu. Atensi lebih sering dikatakan sebagai pemusatan pikiran terhadap
suatu hal.
Proses atensi adalah sebagai berikut:
Proses otomatis tidak melibatkan
kesadaran, misalkan mengarahkan pandangan pada rangsang yang menarik secara
kognisi. Memperhatikan secara otomatis dilakukan tanpa bermaksud untuk
memperhatikan suatu hal. Perhatian terhadap suatu hal atau tindakan dapat
dibentuk sehingga menjadi otomatis melalui latihan dan frekuensi melakukan
tindakan tersebut. Misalnya, ketika kita sedang olahraga pagi di sebuah taman
kota, tiba – tiba ada suara teriakan histeris seorang wanita. Kita secara
refleks dan otomatis akan mengarahkan pandangan dan memusatkan pemikiran pada
arah teriakan tersebut dan berusaha mencari informasi mengapa wanita itu
berteriak hingga histeris seperti itu.
Sedangkan proses terkendali
biasanya dikendalikan oleh kesadaran, bahkan membutuhkan kesadaran untuk dapat
mengarahkan atensi secara terkendali. Biasanya proses terkendali membutuhkan
waktu lebih lama untuk dilakukan, karena dilakukan secara bertahap. Misalnya,
ketika kita sedang bermain sepak bola. Secara sadar dan dari awal
4. Pengenalan
Objek
Indera kita dapat menganalisa dan mengenali objek yang
ditangkap. Setiap indra mempunyai objek masing – masing. Misalkan, ketika kita
sedang berada di taman yang di dalamnya ada berbagai jenis bunga. Meskipun ada
berbagai jenis bunga di dalamnya, tetapi kita tetap bisa mengenali bagaimana
dan manakah bunga matahari. Hal ini terjadi karena kita pernah melihat dan
mengetahui objek tersebut sebelumnya dan tersimpan di dalam memori. Sehingga
ketika kita melihat objek itu kembali, kita tidak sulit untuk menentukan apa
objek tersebut.
Proses dalam pengenalan objek dimulai dari pengenalan
pola (pattern recognition)yang melibatkan interaksi rumit
antara sensasi, persepsi, memori, dan pencarian kognitif. Seberapapun rumitnya
pengenalan objek tersebut, hanya dibutuhkan kurang dari sedetik dalam
menyelesaikannya. Sebuah teori, persepsi konstruktif (constructive perception) menyatakan
bahwa manusia “mengkonstruksi” persepsi dengan secara aktif memilih stimuli dan
menggabungkan sensasi dengan memori. Dalam teori ini tersusun atas anggapan
bahwa persepsi disini dihasilkan dari kombinasi informasi yang diterima indera
kita dengan pengetahuan yang telah diperoleh dari pengalaman kita. Teori yang
lain, persepsi langsung (direct perception) menyatakan bahwa persepsi
terbentuk dari perolehan informasi secara langsung dari lingkungan. Dengan kata
lain teori ini menyebutkan bahwa pembelajaran dan kognisi tidaklah penting
dalam persepsi, karena informasi yang terdapat dalam lingkungan dirasa sudah
cukup untuk interpretasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar