Nama :
Esa Laili Sindiana
Nim :
16410097
Sensasi, Persepsi dan Atensi
Otak Komputasional
System
saraf perifer dan juga otak secara umum didesain untuk mempersepsi dan
memikirkan, menerima suatu informasi dan memahaminya. Steve Pinker
mengungkapkan hal tersebut dengan baik dalam bukunya How the Mind Works:
“pikiran (mind) adalah sebuah sistem yang didesain oleh seleksi alam untuk
memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh nenek moyang kita selama
hidup mereka sebagai pemburu-peramu, khususnya untuk memahami lain”. Melihat,
mendengar, mengecap dan merasakan sensasi dari dunia sebagai rantai pertama
dalam tahapan kejadian yang selanjutnya melibatkan penyandian stimuli,
penyimpanan informasi,pengubahan material, berpikir dan akhirnya memberikan
reaksi sesuai pengetahuan yang didapatkan. Konsep otak komputensional
didasarkan pad aide bahwa pikiran adalah apapun yang dilakukan otak yakni
pemrosesan informasi.
Sensasi dan
Persepsi
Sensasi
mengacu pada pendeteksi diri terhadap energy dari dunia fisik. Sensasi umumnya
berkaitan dengan struktur dan proses mekanisme sensorik. Beserta stimulus yang
mempengaruhi mekanisme tersebut.
Persepsi
melibatkan kognisi tingkat tinggi dalam menginterpretasian terhadap informasi
sensorik. Sensasi mengacu pada pendetaksi dini terhadap stimulus, persepsi
mengacu pada interpretasi hal-hal yang kita indera.
Penglihatan
Penglihatan
yakni pendeteksi sebuah gelombang kecil elektromagnetik (cahaya), dimungkinkan
terjadi karena mata kita melihat sesuatu yang unik, berkas cahaya memasuki mata
melalui kornea dan lensa, yang mengarahkan berkas citra dari objek yang dilihat
ke retina. Pengenalan pola baik hitam-putih dua dimensi, maupun tiga dimensi
berdasarkan representasi dua dimensi di retina tersebut. Kemampuan tiga dimensi
diaktifkan ketika impuls-impuls tersebut di transfer melalui jalur saraf
penglihatan ke korteks visual, dan di kombinasi dengan pengetahuan yang telah
ada, akhirnya menghasilkan pengenalan.
System
visual adalah system yang paling rumit dari seluruh system sensorik. Mata
manusia mempunyai sekitar 7 juta sel kerucut yang peka terhadap stimulus terang
dan memiliki sekitar 125 juta sel batang yang peka terhadap stimulus gelap. Sel
keruvut banyak didapati di fovea, dan berperan dalam mengenali warna dan objek
dalam cahaya terang. Sedangkan sel batang menjauh dari fovea, bahkan tidak ada
sel batang dalam fovea.
Sel
gangliot memiliki akson-akson yang cukup panjang, berbentuk jalinan yang
terhubung dengan “stasiun transfer” bernama nucleus genikulat lateral melalui
lubang di dalam retina. Lubang tersebut dinamakan titik buta.
Ilusi
Psikofisika menggunakan
pengukuran-pengukuran kualitas fisik dan kualitas psikologis dari stimuli
sensorik yang sama.terkadang realita dan sensorik tidak sama. Terjadinya ilusi
disebabkan karena pengalaman masa lalu kita, yang mengajarkan kita bahwa
bentuk-bentuk tertentu mungkin menunjukan bahwa objek terletak di kejauhan,
sedangkan bentuk lainya menunjukan objek dekat pada kita. Ilusi dianggap
penting bagi ilmuan psikofisika, karena ilusi justru menyediakan wawasan untuki
memahami cara kerja system persepsi kita.
Predisposisi Sensorik-Otak
System sensorik tersusun oleh
reseptoe-reseptor neuron penghubung dari kelima indera (pendengar, penglihatan,
peraba, perasa, dan pencium). Saraf dihubungkan ke fungsi sensori yang
spesifik. Jika saraf distimulasi maka otak mempersepsi seolah-olah informasi
berasal dari saraf yang terstimulasi tersebut.
Rentang Perseptual
Jumlah informasi yang dapat kita pahami
periode pemaparan yang singkat disebut rentang
perceptual yang merupakan suatukomponen awal dalam pemrosesan informasi.
Kita tampaknya memiliki sebuah penyimpanan sensorik yang mampu mengambil
keputusan dengan cepat berdasarkan pemaparan singkat terhadap suatu kejadia.
Kita mengetahui hal ini secara alamiah. Jika kita menutup mata kita kita masih
bisa terus melihat dunia, jika alunan music berhenti kita masih bisa
mendengarnya, jika kita mengangkat tangan kita dari sebuah objek kita masih
bisa merasakan tekstur objek tersebut. Meski demikian setiap ingatan sensorik
tersebut memudar dengan cepat dan sebagian besar akan kita lupakan.
Adanya
penyimpanan yang besar dari kemampuan mengingat, adalah bahwa dua tahap
kognitif terlibat ketika partisipan berusaha melaporkan kata-kata (1) tentang
perceptual dan (2) kemampuan mengingat kesan yang baru saja diindera. Fakta
memiliki dua dampak bagi psikologi kognitif. Pertama, pemahaman kita tentang
kapasitasrentang perceptual secara signifikan mengalami perubahan. Kedua, pemrosesan
informasi akhirnya dipahami sebagai proses yang berlangsung dalam tahap-tahap
yang berkesinambungan, yang masing-masing tahapanya bekerja mebggunakan prinsip
yang berbeda.
Penyimpanan Ikonik
Banyak peneliti menemukan bahwa informasi
yang diindera direpresentasikan dengan akurat dalam memori ikonik, namun
menghilang dengan cepat. (sekitar 250 milidetik hingga 4 detik) jika tidak
dikirimkan ke tahap-tahap pemrosesan selanjutnya.
George
Sperling (1960) member argument bahwa jika ikon (atau kesan visual) sedang
memudar saat partisipan berusaha melaporkan semua hurufdalam penyimpanan
ikoniknya, maka partisipan hanya melaporkan sebagai dari keseluruhan huruf
tersebut.
Penyimpanan Ekhoik
Penyimpanan ekhoik serupa dengan
penyimpanan ikonik dalam dua hal; (1) informasi sensorik mentah disimpan dalam
ruang penyimpanan agar informasi mentah dapat diproses lebih lanjut. (2) jangka
waktu penyimpananya sangatlah singkat. Fungsinya menyediakan waktu tambahan
untuk mengamati stimulus yang menghilang dari penglihatan, penyimpana ekhoik
memberikan waktu tambahan bagi kita untuk mendengarkan pesan.
Atensi
Atensi adalah pemusatan pikiran, dalam
bentuk yang jernih dan gambang, terhadap sejumlah objek stimulus atau
sekelompok pikiran. Pemusatan kesadaran adalah intisari atensi. Atensi
mengimplikasikan adanya pengabaian objek-objek lain agar kita sanggup menangani
objek-objek tertentu secara efektif. Lima isu tentang atensi diilustrasikan
seperti di bawah ini :
1. Kapasitas pemrosesan dan
selektivitas. Kita dapat memperhatikan sejumlah stimulus eksternal dari dunia
eksternal, namun kita tidak dapat memperhatikan seluruh stimulus yang ada.
2. Kendali. Kita memiliki kendali
terhadap pilihan stimulus yang kita perhatikan.
3. Pemrosesan otomatis. Sejumlah
besar proses rutin telah menjadi proses yang amat familiar sehingga memerlukan
hanya sedikit atensi sadar dan dapat dilakukan secara otomatis.
4. Neurosains kognitif. Otak dan
system saraf pusat adalah pendukung anatomi bagi atensi, sebagaimana kognisi.
5. Kesadaran. Atensi membawa
peristiwa-peristiwa ke dalam kesadaran.
Kesadaran menurut Freud mempengaruhi
pikiran dan persepsi, sedangkan ketidak sadaran mempengaruhi ketakutan dan
hasrat tidak senonoh.
Persepsi
subliminal
seringkali mengacu pada stimulus yang beradadi atas limen namun tidak memasuki
kesadaran.
Lokasi
filter model-model
atensi kontemporer berfokus pada tempat informasi diseleksi dalam proses
kognitif. Manusia tidak menyadari keberadaan sinyal-sinyal pada tahap-tahap
awal pemrosesan informasi, namun, setelah melalui sejumlah keputusan atau
penyeleksian sejumlah sinyal di kirim ketahap pemrosesan selanjutnya.
Kapasitas Pemrosesan
dan Atensi Selektif
Kapasitas saluran yakni ketidak mampuan
kita memproses seluruh stimulus sensorik secara bersamaan. Pada suatu tahap pemrosesan
informasi yang sebagian diakibatkan oleh keterbatasan neurologis.
Atensi
selektif dapat dianalogikan cahaya lampu senter ke tengah ke sebuah ruang gelap
mencari benda-benda lain tetap berada dalam kegelapan. Dari perspektif
komunikasi, kemampuan kita untuk bereaksi terhadap sebuah sinyal dan informasi
yang menganggu. Hal ini disebut rasio sinyal kegangguan.
Sinyal-sinyal
Auditori
Pendekatan
pemrosesan informasi terhadap atensi sebagian besar berawal dari penelitian
auditori, namun semenjak itu, penelitihan visual dan semantic juga berkembang.
Perkembangan prosedur eksperimental yang disebut pembayangan, yang sekarang
menjadi metode standar untuk mempelajari atensi auditorik.
Model-Model Atensi
Selektif
Model penyaringan: broadbant model
penyaringan ini berhubungan dengan teori saluran tunggal yang menyatakan
gagasan bahwa pemrosesan informasi dibatasi oleh kapasitas saluran yang
tersedia.
Broadbant
memberikan argument bahwa pesan-pesan yang dikirimkan melalui saraf tertentu dibedakan
berdasarkan; serabut saraf yang distimulus, jumlah impuls saraf yang
dihasilkan. Informasi diproses melalui saluran sensorik yang paralel.
Model Atensial:
Treisman
Perbandingan
antara teori model Breadbent dan Treismen. Penyaring Broadbent tidak
mengizinkan informasi yang diabaikan untuk menembus penyaringan. Model Treisman
memandang informasi yang diabaikan sebagai sinyal-sinyal lemah, yang dapat
menembus “kamus” perceptual, dan dapat menembus penyaringan jika “kamus”
perceptual menunjukan bahwa sinyal tersebut adalah sinyal yang penting.
Atensi Visual
Sejauh ini kita berfokus pada aspek-aspek
auditorik dari atensi, namun seluruh pengalaman sensorik dikendalikan oleh
peraturan atensi. Waktu dan tempat terjadinya penyaringan adalah suatu isu yang
tealah lama diperdebatkan dalam penelitian atensi.
Pemrosesan
Otomatis
Pemrosesan
informasi secara otomatis diteliti secara mendalam oleh Posnerdan Snyder yang
menyebutkan tiga karakteristik pemrosesan otomatis:
1. Pemrosesan otomatis terjadi
tanpa ada niat sadar. Dalam eksperimen priming, dampak terjadi tanpa adanya
niat atau tujuan sadar dari partisipan penelitian
2. Pemrosesan otomatis tersembunyi
dari kesadaran. Dampak-dampak priming sebagian besar tidak disadari. Kita tidak
“berpikir” mengenai pemrosesan otomatis.
3. Pemrosesan otomatis menggunakan
hanya sedikit sumber daya sadar. Kita dapat membaca kata-kata atau mengikat
tali sepatu kita tanpa berpikir. Tindakan tersebut terjadi secara otomatis
tanpa memerlukan usaha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar