Muhammad Irvan Junaedi
Psikologi Kognitif D
16410111
APA-APA TENTANG SENSASI, PERSEPSI, dan ATENSI
1.1
SENSASI
Kita mulai dengan membahas sensasi. Apa sih
sensasi? Sensasi secara bahasa berasal dari bahasa latin sensatus, yang artinya dianugerahi dengan indra, atau intelek.
Sensasi merupakan tahap pertama yg
dilalui stimuli ketika tertangkap oleh indra kita. Saat stimuli ditangkap oleh indra, infromasi yang terkandung dalam stimuli tersebut
diproses dan diterjemahkan menjadi
sinyal-sinyal neural yang bermakna.
Menurut Dennis Coon, seorang penulis di bidang psikologi, “Sensasi adalah pengalaman elementer yang
segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal. Simbolis, atau konseptual, dan
terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera.”
Jadi melalui alat indra lah, manusia memperoleh
pengetahuan dan semua kemapuan untuk berinteraksi dengan lingkungannya.
1.2 Indera Sensasi
Alat indera adalah organ yang berfungsi untuk menerima
jenis rangsangan tertentu. Setiap organisme hidup memiliki reseptor sebagai alat penerima informasi.
Informasi tersebut dapat berasal dari luar dan dari dalam dirinya. Seperti yang kita ketahui, alat indra terbagi
menjadi lima :
a.
Indera penglihatan (mata)
Penglihatan merupakan alat indera yang menggunakan mata sebagai penerima rangsangannya. Mata berfungsi untuk mendeteksi cahaya. Sedehananya, mata berfungsi hanya untuk mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang
atau gelap. Dalam proses penglihatan, kita membutuhkan cahaya untuk
menerjemahkan hasil penglihatan.
b. Indera pendengaran (telinga)
Telinga
berfungsi sebagai indera
pendengar dan alat keseimbangan. Telinga terdiri dari tiga bagian yaitu telinga
luar, telinga tengah dan rongga telingga dalam. Telinga bekerja dengan cara menangkap gelombang suara yang ada disekitar kita.
c.
Indera peraba (kulit)
Indra peraba menggunakan kulit
sebagai penerimanya. Kulit yang paling peka adalah ujung jari dan bibir. Kulit
memiliki dua lapisan yaitu lapsan epidermis dan lapisan dermis. Pada kulit rangsangan perabanya adalah tekanan, suhu,sakit
atau nyeri, dan gerakan.
Kulit adalah bagian penting yang terdapat pada paling luar dari jaringan
tubuh dan membungkus tubuh kita. Pada
saat kulit terluka, akan menimbulkan rasa perih yang menyengat. Hal itu
menunjukkan betapa kulit, selain membungkus tubuh, juga memberikan perlindungan
bagi jaringan jaringan di bawahnya.
d. Indera penciuman (hidung)
Hidung merupakan alat indera manusia yang menanggapi
rangsang berupa bau atau zat gas. Di dalam
rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan sel-sel
pembau. Setiap sel pembau mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di
ujungnya dandiliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga
hidung. Intinya, penciuman merupakan alat
penginderaan melalui hidung yang kemudian diterima oleh reseptor dan
dilanjutkan ke otak.
e.
Indera pengecap (lidah)
Perasa yaitu penginderaan melalui
lidah. Lidah merupakan reseptor yang banyak memiliki stuktur tunas pengecap.
Lidah mempunyai reseptor khusus yang berhubungan rangsangan kimia. Lidah
merupakan organ yang tersusun dari otot. Lidah
kita dapat merasakan berbagai macam rasa diantaranya ,yaitu rasa manis , asin,
asam dan pahit.
1.3 Teori Sensasi
Sensasi (sensation) mengacu
pada pendeteksian dini terhadap energi dari dunia fisik. Studi terhadap sensasi
umunya berkaitan dengan struktur dan proses mekanisme sensorik. beserta
stimulasi yang mempengaruhi mekanisme-mekanisme tersebut.
Deteksi energi fisik yang di
hasilkan atau di pantulkan oleh benda-benda fisik, sel-sel tubuh yang
melakuakan penderteksi ini, organ inderawi ( mata, telinga, hidung, kulit dan
jaringan tubuh ) proses penginderaan menyadarkan kita akan adanya suara, warna,
bentuk dan elemen kesadaran yang lain. Tanpa sensasi kita tidak dapat menyentuh
dalam arti sesungguhnya dunia nyata.Tapi untuk membuat dunia yang mendera
indera kita menjadi sesuatu yang masuk akal.
1.4 Proses Sensasi
Sistem saraf mengubah pesan pesan menjadi suatu kode, salah satnuya yaitu kode anatomis. Hal ini pertama kali dikemukakan pada
1826 oleh seorang ahli fisiologi Johannes Muller sebagai doktrin energi syaraf spesifik. Menurut doktrin, berbagai modalitas
sensorik yang berbeda muncul karena sinyal yang diterima oleh organ indera
merangsang beragam jalan syaraf yang menuju area otak yang beragam pula.
Sinyal dari mata menyebabkan impils berjalan sepanjang saraf optik, menuju ke
korteks visual. Sinyal dari telinga. Sinyal
dari telinga menyebabkan impuls berjalan dari saraf auditoris menuju ke korteks
auditoris. Gelombang cahaya dan suara menghasilkan sensasi berbeda karena
adanya perbedaan anatomi ini.
Konsep kita mengenai proses perseptual bahwa
pendeteksian dan penginterpretasian sinyal-sinyal sensori, di tentukan oleh
energi stimulus yang dideteksi oleh sistem-sistem sensorik dan oleh otak dan
hasil pemrosesan disimpan dimemori dalam bentuk pengetahuan, yang nantinya kemudian digunakan dalam suatu kejadian nyata.
2.1
PERSEPSI
Persepsi secara bahasa bersal dari bahasa Latin perceptio,
percipio yang berarti tindakan menyusun, mengenali, dan menafsirkan
informasi sensoris guna memeberikan gambaran dan pemahaman tentang lingkungan.
Menurut Davidoff, persepsi merupakan proses pengorganisasian dan
penginterpretasian terhadap stimulus oleh organisme atau individu, sehingga
didapat sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam
diri individu.
Setiap manusia berbeda antara satu dengan yang lain. Adanya perbedaan
ini sangat tergantung bagaimana individu menanggapi objek tersebut dengan
persepsinya. Pada kenyataannya, sebagian besar sikap, tingkah laku dan
penyesuaian ditentukan oleh persepsinya. Hasil interaksi antara dua faktor,
yaitu faktor rangsangan sensorik yang tertuju kepada individu atau seseorang
dan faktor pengaruh yang mengatur atau mengolah rangsangan itu dalam psikisnya
sendiri. Faktor-faktor pengaruh itu, dapat bersifat biologis, sosial, dan
psikologis.
Persepsi terjadi jika individu mengalami sensasi yang ditimbulkan dari
lingkungan eksternal maupun internal individu tersebut. Presepsi muncul ketika
objek-objek eksternal di lingkungan sekitar memengaruhi struktur medium
informasi yang ujung-ujungnya memengaruhi reseptor-reseptor inderawi individu,
sehingga mengarahkan atensi kita kepada pengidentifikasian objek tersebut
secara internal.
2.2 Objek dalam Persepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera. Stimulus dapat diterima
dari lingkungan luar ataupun dalam individu yang bersangkutan yang langsung
mengenai saraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Tetapi, sebagian besar
stimulus yang menyebabkan terjadinya persepsi datang dari faktor eksternal
individu.
Objek menimbulkan stimulus,dan stimulus mengenai alat indera atau
reseptor. Proses stimulus mengenai alat indera merupakan proses kealaman atau
proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf
sensorik ke otak. Proses ini yang disebut sebagai proses fisiologis. Kemudian
terjadilah proses diotak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari
apa yang dilihat, didengar, diraba, dirasakan, ataupun diciumnya.
3.1 ATENSI
Atensi merupakan pemusatan upaya mental pada
peristiwa-peristiwa sensorik atau peristiwa-peristiwa mental. Penelitian
terhadap atensi mencakup lima aspek utama yaitu :
1. Kapasitas pemrosesan dan seletivitas. Kita dapat
memperhatikan sejumlah stimuli eksternal dari dunia eksternal, namun kita tidak
dapat memperhatikan seluruh stimuli yang ada.
2. Kendali. Kita memiliki kendali terhadap pilihan
stimuli yang kita perhatikan.
3. Pemrosesan otomatis. Sejumlah besar proses rutin
telah menjadi proses yang amat familiar sehingga hanya memerlukan sedikit
atensi sadar dan dapat dilakukan secara otomatis.
4. Neurosains kognitif. Otak dan system saraf pusat
adalah pendukung anatomis bagi atensi.
5. Kesadaran. Atensi membawa peristiwa-peristiwa kea
lam kesadaran.
3.2 Pemrosesan Otomatis
Setiap orang menghadapi stimuli yang sangat banyak
secara bersamaan dan melakukan beberapa tugas sekaligus. Aktivitas-aktivitas
yang sering dilakukan menjadi otomatis sehingga memerlukan atensi lebih sedikit
daripada melakukan aktivitas yang baru.
Pemrosesan secara otomatis diteliti secara mendalam
oleh Posner dan Synder (1974, 1975), yang menyebutkan tiga karakteristik
pemrosesan otomatis :
a. Pemrosesan otomatis terjadi tanpa ada niat sadar.
b. Pemrosesan otomatis tersembunyi dari kesadaran.
c. Pemrosesan otomatis menggunakan hanya sedikit
sumber daya sadar atau bahkan tidak menggunakan sumber daya sadar sama sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar