Sensasi,
Persepsi dan Atensi
Nama : Rizka Amalia
Nim : 16410070
Kelas : psikologi kognitif D
Psikologi kognitif
menilai bahwa dalam proses mengolah informasi itu mengacu pada dua yaitu pada
dunia fisik (eksternal) sekaligus dunia mental (internal). Penghubung realitas
eksternaal dengan dunia mental berpusat di sitem sensorik, yakni sensasi dan
persepsi (Robert Solso, 2007). Pada
dasarnya sensasi merupakan tahap awal dalam penerimaan infomasi. Sensasi,
yang arti katanya adalah dianugerahi dengan indra atau intelek. Melalui
alat, manusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya. Secara sederhana
bahwa sensasi itu adalah hasil dari aspek kesadaran yang dihasilkan oleh indra
kita. Benyamin B. Wolman (1994) menyebutkan bahwa sensasi itu sebagai
“pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis
dan konseltual, dan terutama berhubungan dengan kesibukan dengan alat indra.”
Melalui alat indra manusuia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya. Bahkan
lebih dari pemahaman kualitas lingkungan tetapi dari alat indralah kita
mendapatkan pengetahuan dan kemampuan dalam berinteraksi pada dunia. Jadi sensasi
mengacu pada pendeteksian dini terhadap stimuli. Sensasi ialah penerimaan
stimulus yang telah ada di dalam otak.
Sensasi sering
disamakan dengan persepsi, padahal secara proses saja antara keduanya sudah
berbeda. Sensasi lebih berkonotasi pada sebuah hubungan dengan perasaan (tetapi
bukan dengan emosi), sedangkan persepsi lebih berhubungan dengan kognisi (Alex
Sobur, 2003). Sensasi ialah penerimaan stimulus melalui alat indra, sedangkan
persepsi adalah menafsirkan stimulus yang telah ada di dalam otak (Mahmud, 1990
:41). Walaupun alat yang digunakan dalam menerima stimulus itu adalah serupa
namun interpretasinya tetaplah berbeda.
Persepsi adalah
seperangkat proses yang dengannya kita mengenali, mengorganisasikan dan
memahami cerapan-cerapan indrawi yang kita terima dari stimulus lingkungan
(Pomerantz, 2003). Prinsip-prinsip Gestalt mengenai persepsi fokuskan diri
kepada aspek-aspek stimuli yang mempengaruhi persepsi. Ketika kita melihat
suatu objek seketika kita memberi cerapan terhadapnya, namun terkadang terjadi
distal berubah terhadap objek tersebut. Saat itulah ada usaha dalam diri untuk
mempertahankannya, inilah yang disebut dengan kekonstanan persepsi.
Karakteristik fisik dari objek distal mungkin tidak berubah. Namun, karena kita
mampu untuk menghadapi secara efektif dunia eksternal, maka sistem persepsi
kita mampu menyesuaikan dengan stimulus yang proksimal tersebut.
William James dalam bukunya Principles of
Psychology menyatakan bahwa atensi itu adalah pengambilalihan pikiran,
dalam bentuknya yang jelas dan terpilah-pilah, terhadap sesuatu yang berasal
dari apa yang serentak merupakan objek-objek sekaligus rangkaian pikiran yang
tepat. Ia berarti penarikan diri dari hal-hal lain agar dapat berurusan secara
efektif terhadap satu hal tertentu. Atensi hanya mengarah pada sejumlah
terbatas informasi pencerapan yang tersedia pada waktu tertentu. Dengan kata
lain, isi atensi bisa terletak entah di dalam atau di luar kesadaran.
Definisi umum atensi
adalah pemusatan upaya mental pada peristiwa-peristiwa sensorik atau
peristiwa-peristiwa mental (Robert Solso, 2007). Sekurang-kurangnya ada tiga
fungsi utama atensi alam-sadar. Pertama, pendeteksian sinyal (mendeteksi
penanaman stimulus). Kedua, atensi selektif (memilih stimulus mana yang
diikuti dan yang ditinggalkan). Ketiga, atensi terbagi (mengalokasikan
sumber daya atensi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar