Nama : Nurul Amalia Syahrullah Yulianto
NIM : 16410165
Proses Pembentukan Kognitif
melalui Sensasi, Atensi dan Persepsi
Dari
kecil sampai sekarang, manusia mengalami proses pembentukan kognisi. Proses
pembentukan kognisi manusia juga dipengaruhi oleh sensasi, atensi, dan
persepsi.
Ketika
seseorang akan menerima suatu informasi, tahap pertama yang dilalui yaitu
sensasi. Informasi baru ditangkap oleh panca indera manusia. Panca indera
manusia membuat manusia dapat menerjemahkan suatu informasi dan memasukkannya
pada kognisi mereka. Misalnya seseorang dapat menerjemahkan suatu makanan itu
manis atau pahi setelah panca indera merasakan sensasi dari makanan tersebut.
Setelah panca indera menstimuli informasi, informasi tersebut kemudian
dipersepsikan melalui otak komputasional. Otak komputasional juga berfungsi
untuk memahami dan memproses informasi yang sudah diterima melalui proses
sensasi. Proses yang terjadi pada otak komputasional terbagi atas proses
internal dan proses eksternal. Proses internalnya antara lain sistem sensorik,
transduksi, penyimpanan sensorik ikonik atau echoic, aktivitas CNS dan
penyandian serta memori dan pemrosesan.
Proses-proses
persepsi seseorang terhadap informasi baru bisa menjadi persepsi yang positif
ataupun negatif. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain
pengalaman, pengetahuan, tingkat pendidikan, tempat tinggal, budaya, usia,
latar belakang keluarga, dan lain-lain. Misalnya, ketika seseorang bertemu
orang barat, seseorang itu mempersepsikan orang barat tersebut orang jahat
karena mempunyai pengalaman buruk dengan orang barat yang pernah dikenalnya.
Itulah salah salah satu contoh pengalaman mempengaruhi persepsi seseorang.
Persepsi
yang dihasilkan tiap individu berbeda satu sama lain, tergantung dari
faktor-faktor yang telah disebutkan di halaman sebelumnya. Stimulus yang sama
yang diterima oleh dua individu belum tentu menghasilkan persepsi yang sama,
bisa saja menghasilkan persepsi yang berbeda. Misalnya, Orang Gorontalo yang
baru pindah ke Malang mempersepsikan bahwa Kota Malang merupakan kota yang
dingin. Sedangkan Orang Jepang yang juga baru pindah ke Malang malah
mempersepsikan sebaliknya, bahwa Kota Malang itu panas. Mengapa hal itu bisa
terjadi? Hal ini karena asal tempat tinggal kedua orang ini berbeda, sehingga
menghasilkan persepsi yang berbeda pada stimuli yang sama. Orang Gorontalo
mempersepsikan bahwa Kota Malang itu dingin, karena berasal dari daerah yang
panas. Sedangkan Orang Jepang mempersepsikan bahwa Kota Malang itu panas,
karena suhu Jepang lebih dingin daripada Malang.
Ah
iya, sebelum seseorang melakukan persepsi terhadap sebuah stimuli, seseorang
melakukan atensi atau perhatian secara sadar terhadap stimuli yang baru saja
diterima. Ketika seseorang menerima stimuli berupa informasi baru, tidak semua
stimuli tersebut mendapatkan perhatian atau atensi lalu menghasilkan sebuah
persepsi. Ketika seseorang melalukan atensi terhadap suatu informasi baru,
informasi baru tersebut kemudian akan melekat pada otak yang kemudian
menghasilkan suatu persepsi, lalu informasi tersebut akan mudah diingat ketika
dipanggil kembali. Contohnya, ketika seorang mahasiswa memberi atensi yaitu
menyimak dengan seksama penjelasan dosen, mahasiswa tersebut akan mudah
mengingat informasi yang diberikan oleh dosen. Lain halnya, jika seorang
mahasiswa melakukan kegiatan lain misalnya bermain handphone ketika dosen
menyampaikan materi. Hal yang terjadi adalah mahasiswa tersebut tidak akan
ingat terhadap materi yang telah disampaikan dosen.
Sensasi,
atensi dan persepsi memang harus saling bekerja sama ketika membentuk kognisi
baru. Jika salah satunya tidak ada, maka tidak akan terbentuk kognitif baru
atau kognitif baru terbentuk namun tidak utuh. Lalu, bagaimana dengan seseorang
yang memiliki panca indera terbatas seperti tidak bisa melihat? Seseorang yang
terbatas dalam kemampuan visualnya masih bisa menangkap stimuli dengan panca
indera lain, misalnya telinga. Contohnya, seseorang yang buta menstimuli
kucing. Karena dia memiliki keterbatasan pada matanya, dia hanya bisa
menggunakan panca indera lainnya seperti telinga untuk menstimuli kucing. Jadi
seseorang tersebut bisa mempersepsikan suara kucing yang didengarnya, namun
tidak bisa menstimuli bagaimana fisik kucing. Artinya, seseorang yang memiliki
keterbatasan fisik masih bisa menstimuli informasi baru, namun kognitif yang
terbentuk tidaklah sempurna. Jadi, untuk membentuk kognisi yang baru dan utuh
diperlukan sensasi yang dilakukan oleh semua panca indera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar