SENSASI, PERSEPSI, ATENSI dan
PENGENALAN OBJEK
Oleh : Nurul Ikhwana (16410177)
Sensasi pada dasarnya merupakan tahap awal dalam penerimaan
informasi. Sensasi dalam bahasa inggris sensation, berasal dari kata
latin sensatus, yang artinya di anugerahi dengan indra atau intelek.
Secara luas, sensasi dapat diartikan sebagai aspek kesadaran yang paling
sederhana yang dihasilkan oleh indra kita, seperti temperatur tinggi, warna
hijau, rasa nikmatnya sebatang coklat. Benyamin B. Wolman (1973, dalam rahmat,
1994)menyebut sensasi sebagai “pengalaman elementer yang segera, yang tidak
memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali
berhubungan dengan kegiatan alat indra”.
Sensasi sering dibedakan dengan dari persepsi, yang melibatkan
penilaian, inferensi, interpretasi, bias, atau prakonseptualisasi,
sehingga bisa salah. Sensasi dipandang
sebagai pasti, ditentukan secara mendasar, fakta kasar. Menurut beberapa
pendapat, sensasi lebih berkonotasi pada sebuah hubungan dengan perasaan
(tetapi bukan dengan emosi). Sedangkan persepsi lebih berhubungan dengan
kognisi. Sensasi sering digunakan secara sinonim dengan kesan indrawi, sense
datum, sensum, dan sensibilium.
Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa inggris perception
berasal dari bahasa Latin perceptio; dari percipere yang artinya
menerima atau mengambil. Persepsi (perception) dalam arti sempit ialah
penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu . Sedangkan dalam arti
luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu (Leavit,1978). Menurut DeVito (1997:75), persepsi adalah
proses ketika kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang memengaruhi indra
kita.
Menurut rumusan teori stimulus-respon/SR, persepsi merupakan bagian
dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah rangsangan
diterapkan kepada manusia. Subproses psikologis lainya yang mungkin adalah
pengenalan, perasaan, dan penalaran.
Proses sensasi dan persepsi itu berbeda. Dalam ungkapan lain
disebutkan “sensasi adalah penerimaan stimulus lewat alat indra, sedangkan
persepsi adalah menafsirkan stimulus yang telah ada di dalam otak”
(Mahmud,1990:41). Meskipun alat untuk menerima stimulus itu serupa pada setiap
individu, interpretasinya berbeda. Untuk membedakan yang dimaksud sensasi dan
persepsi secara lebih jelas, kita bisa membandingkan potret sebuah pemandangan
dengan lukisan pemandangan. Potret itu berupa pemandangan sebagaimana yang
diterima alat indra, sedangkan lukisan pemandangan bergantung pada
interpretasinya pelukis. Dengan kata lain, mata “menerima”, sedangkan pikiran
“menginterpretasi”. Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponen utama yaitu:
1.
Seleksi adalah
proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan
jenisnya dapat banyak atau sedikit.
2.
Interpretasi,
yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi
seseorang.
3.
Interpretasi
dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi
(Depdikbud, 1985, dalam Soelaeman, 1987). Jadi, proses persepsi adalah
melakukan seleksi, interpretasi, dan pembulatan terhadap informasi yang sampai.
Atensi merupakan cara-cara kita secara aktif memproses sejumlah
informasi yang terbatas dari sejumlah besar informasi yang disediakan indra,
memori yang yang tersimpan, dan oleh proses-proses kognitif kita yang lain.
Atensi mencakup proses-proses sadar maupun bawah sadar. Proses sadar relatif
lebih mudah dipelajari, sementara proses bawah sadar lebih sulit karena tidak
didasari oleh inividu.
Kita lebih mudah mengingat informasi yang mendapatkan atensi kita
ketimbang informasi yang kita abaikan. Contohmya, kita mampu mengingat
informasi yang kita lihat di tv saat kita menyimak dengan seksama (memberi
atensi), sementara saat kita melakukan kegiatan lain sembari menonton tv,
atensi tidak mampu mengingat informasi yang terdapat tv.
Dahulu psikolog yakin atensi sama dengan kesadaran, namun sekarang
mereka menemukan bahwa sejumlah pemrosesan atensi yang aktif terhadap
pemrosesan indrawi, informasi yang di ingat-ingat, dan informasi kognitif, bisa
berjalan diluar kesadaran kita. Contoh: pada saat ini anda dapat menyetir mobil
sambil secara sadar melakukan aktivitas yang lain, misalnya mengobro , meskipun
hal ini tidak dapat dilakukan jika anda tidak sadar sepenuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar