What is remembering and forget???
oleh : Emha Ainun Najib 16410169
Sebagian besar
kemampuan mengingat dan melupakan adalah dikendalikan oleh proses neural yang
mengatur seluruh proses tsb tanpa upaya sadar. Terkadang kita harus
menghafalkan hal-hal tertentu agar kita tidak melupakan hal-hal tsb à
“mematikan” atau untuk membiarkan informasi memudar (decay) seiring waktu (kita
mengambil alih proses memori kita)
Menurut Dirgagunarsa (1975) menyatakan bahwa ingatan
atau sering disebutmemory adalah sebuah fungsi dari kognisi yang
melibatkan otak dalam pengambilan informasi. Ingatan akan dipelajari lebih
mendalam di psikologi kognitif dan ilmu saraf. Umumnya para ahli memandang
ingatan sebagai hubungan antara pengalaman dengan masa lampau. Apa yang telah diingat
adalah hal yang pernah dialami, pernah dipersepsinya, dan hal tersebut pernah
dimasukkan kedalam jiwanya dan disimpan kemudian pada suatu waktu kejadian itu
ditimbulkan kembali dalam kesadaran. Ingatanmerupakan kemampuan untuk menerima
dan memasukkan (learning), menyimpan (retention) dan menimbulkan
kembali apa yang pernah dialami (remembering).
Ingatan
merupakan suatu proses biologi, yakni informasi yang diberi kode, disimpan
serta dipanggil kembali.
Jenis-jenis
Ingatan
jenis-jenis memori berdasarkan lama waktu atau jangka
waktu dalam mengingat, yaitu:
a. Ingatan
jangka pendek
Ingatan jangka pendek merupakan
proses melupakan suatu stimulus secara cepat atau proses mengingat yang
dimiliki tidak mampu bertahan lama pada individu, serta penerimaan informasi
yang didapatkan begitu lama.
b. Ingatan
jangka panjang
Ingatan jangka
panjang merupakan proses mengingat stimulus yang diberikan dan mampu
bertahan lama hingga beberapa waktu tertentu.
Faktor yang Mempengaruhi
Ingatan
Mengingat merupakan proses mental
yang melibatkan banyak komponen dalam diri kita. Mulai dari (1) menerima
informasi yang akan kita ingat melalui panca indera kita, kemudian (2) disimpan
dalam otak kita yang melibatkan kerja otak dalam mengolah dan menyimpan informasi,
serta (3) memanggil atau memunculkan kembali informasi yang telah disimpan.
Jika kita mudah lupa dalam mengingat
sesuatu, maka kita harus dapat mengenali dimanakah kelemahan kita dalam
mengingat. Untuk itu maka kita perlu mengetahui faktor apa yang mempengaruhi
pada proses mengingat itu, baik ketika informasi itu datang, maupun ketika
informasi itu disimpan.
Menganggap suatu informasi itu
penting atau tidak penting merupakan alasan
paling umum mengapa informasi dilupakan. Kita hanya mengingat hal-hal yang
menarik minat kita saja. Jika informasi itu tidak dianggap penting maka
informasi itu tidak akan disimpan di dalam ingatan jangka panjang.
Faktor lain yang mempengaruhi
ingatan adalah adanya gangguan – suatu rangsangan lain muncul bersamaan dengan
tahap pemrosesan ingatan, jika gangguan terjadi, upaya untuk kembali
menampilkan ingatan akan menjadi gagal. Misalnya anda mengingat nomor telepon
yang tidak pernah diketahui sebelumnya, ucapkan nomor tersebut beberapa kali
sebelum disimpan dalam ingatan jangka pendek, kemudian mengobrollah sebentar
dengan seseorang. Apakah Anda masih ingat dengan nomor telepon tadi setelah
percakapan selesai? kemungkinan besar anda akan sulit untuk mengingatnya
kembali.
Faktor lain yang mempengaruhi
ingatan kita adalah kondisi psikologis kita. Kinerja ingatan kita akan mencapai
puncak jika berada dalam tingkatan stress yang memadai. Namun, kinerja tersebut
akan menurun jika stress menjadi berlebihan atau kronis. Salah satu aspek
penting dalam mengingat sesuatu adalah perhatian dan fokus. Cobalah bayangkan
bagaimana konsentrasi anda ketika merasa cemas. Dalam keadaan seperti itu
kemungkinan besar Anda akan membuat kesalahan, melupakan sesuatu, atau merasa
bingung.
Faktor lain yang juga dapat
mempengaruhi ingatan kita adalah faktor fisik atau kesehatan kita. Beberapa
penyakit memang mempengaruhi ingatan kita seperti Alzheimer (lupa pada hal-hal
yang baru tetapi ingat pada hal-hal yang lama), amnesia, dan lain sebagainya.
Selain itu kesehatan fisik kita juga mempengaruhi kemampuan kita dalam
mengingat. Untuk itu asupan makanan yang bergizi menjadi penting dalam menjaga
tubuh selalu dalam kesehatan yang prima sehingga proses mengingat dapat
dilakukan dengan baik.
Jika sudah memperhatikan sebuah
nama, atau informasi kemudian anda menyimpannya untuk masa depan. Saat
menempatkan data di bank ingatan Anda untuk disimpan, Anda tidak bisa
melemparkannya masuk begitu saja seolah otak anda adalah Taman Mini Indonesia
Indah. Bayangkan rasanya mencoba menemukan nomor telepon dokter yang anda tulis
di atas selembar kertas dan dilempar ke dalam hutan belantara yang sangat luas!
kita memerlukan patokan atau pedoman untuk membantu kita menyimpan semua
informasi yang kita perhatikan.
Kerapihan dalam menyimpan berbagai
informasi menjadi kunci apakah informasi itu tersimpan baik atau tidak.
Untuk menyimpan informasi dengan baik, kita dapat menggunakan
metode mnemonik atau (metode mengingat) yang akan Anda dapati pada bagian lain
dari tulisan ini.
Lupa
merupakan suatu proses fenomena psikologis yang terjadi di dalam kehidupan
mental suatu individu, Lupa
pada ranah kognitif umumnya berlawanan dengan mengingat, pesan yang dilupakan
belum berarti hilang dari ingatan. Kadangkala peserta didik memerlukan waktu
untuk membangkitkan kembali pesan yang terlupakan, dengan berbagai
pancingan dalam waktu tertentu pesan terlupakan dapat diingat kembali.
Faktor
Penyebab Lupa
Menurut
Purwanto mengemukakan faktor-faktor penyebab terjadinya lupa, yaitu: (1) Segala
sesuatu yang terjadi karena memori tidak pernah difungsikan lagi, dalam artian
tidak pernah dilatih atau tidak memiliki usaha untuk mengingat suatu fenomena;
(2) Lupa disebabkan oleh hambatan-hamabatan yang terjadi karena gejalan-gelaja
jiwa yang lain; (3) Lupa disebabkan oleh represi atau tekanan mengenai
tanggapan-tanggapan atau keadaan jiwa individu.
Menurut
Muhibbin menyatakan bahwa faktor–faktor penyebab lupa di antaranya
adalah :
a. Lupa
karena perubahan situasi lingkungan
Lupa dapat terjadi
pada peserta didik karena perubahan situasi lingkungan antara waktu belajar di
sekolah dengan waktu mengingat kembali di luar sekolah. Jika peserta didik
hanya mengenal hewan jerapah atau kudanil lewat gambar-gambar yang ada di
sekolah, maka kemungkinan peserta didik akan lupa menyebut nama hewan-hewan ketika
melihatnya.
b. Lupa
karena perubahan sikap dan minat
Lupa dapat terjadi
pada peserta didik karena perubahan sikap dan minat terhadap situasi belajar
tertentu. Meskipun peserta didik telah mengikuti pembelajaran dengan tekun,
tetapi karena sikap dan minat peserta didik menjadi sebaliknya (seperti
ketidaksenangan kepada guru yang memarahinya dengan kasar), maka materi
pelajaran itu akan mudah terlupakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar