FATIHATUN
NURIL MUGHNIA
16410037
TEORI-TEORI
KELUPAAN DAN MENGINGAT
Pernahkah
kita berpikir tentang bagaimana cara otak melupakan? Misalnya seperti mantan?
Teman lama? Atau yang sejenisnya.
Mengapa
harus ada lupa? Mengapa harus terjadi mengingat? Nah disini saya akan
menjelaskan sedikit mengenai teroi-teori kelupaan dan teori-teori mengingat
yang terjadi pada manusia.
Kelupaan terjadi akibat adanya kegagalan penyandian (failure
to encode) dan mengacu pada kegagalan memasukkan materi ke dalam LTM
yakni ketika informasi tidak memasuki otak kita melalui reseptor-reseptor
sensorik akibat pengaruh sistem atensi, akibatnya tidak ada informasi yang
dapat diingat. Tetapi, seringkali kita juga tidak menyadari bahwa informasi
yang diambil itu tidak sungguh-sungguh memasuki memori kita. Bukan hanya itu,
kegagalan ini juga dapat dipengaruhi oleh pengaruh stress.
Kegagalan konsolidasi (consolidation failure) adalah hilangnya memori akibat gangguan organik yang
terjadi saat pembentukan jejak memori (memory trace), yang menyebabkan
terbentuknya memori-memori yang tak sempurna atau lebih dikenal dengan
“kelupaan”. Dalam kegagalan konsolidasi, STM bekerja dengan normal namun
gangguan terjadi pada proses perpindahan informasi dari STM ke LTM.
Nah, seringkali kita juga mendengar kata amnesia, apa sih
amnesia itu? Amnesia adalah sejenis kelupaan yang terjadi akibat adanya problem
di otak. Amnesia tidak terjadi semudah ketika kita melihat pada film, dan
sangat jarang berakibat hilangnya informasi mengenai diri dan identitas
individu yang bersangkutan.
Tau nggak sih bagaimana proses
terjadinya kelupaan? Jadi, seseorang yang mengalami kehilangan memori tentang
bulan-bulan atau tahun-tahun masa lalunya terjadi akibat dari suatu gradien
temporal (temporal gradient).
Selain proses kelupaan, seseorang juga mengalami proses
mengingat. Kenapa harus ada kedua kemampuan ini? Karena keduanya dianggap
proses yang sangat penting dan sangat bermanfaat. Selain pada kemampuan
kelupaan, mengingat juga sangat dibutuhkan. Kenapa? Yup, karena kita perlu
untuk mengingat.dalam beberapa situasi kita dituntut untuk untuk menghapalkan
hal-hal tertentu agar tidak melupakannya, dengan demikian “mematikan tendensi
alamiyah kita untuk membiarkan ibformasi memudar (decay) seiring berlalunya
waktu.
Selain
itu, memori seringkali juga bisa
mengalami kekeliruan dalam mempelajari situasi-situasi ketika mengingat suatu
memori. Sebagian memori bersifat rekonstruktif. Memori juga dapat bersifat konstruktif, yaitu pengalaman sebelum pembentukan
memori, faktor-faktor reseptual, faktor-faltor sosial, dan bahkan hasrat untuk mengingat suatu
peristiwa melebihi pengaruh-pengaruh
lain, dapat mempengaruhi apa yang kita
ingat.
Apa aja
sih faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja memori, berikut penjelasannya. Jadi,
pemusatan perhatian kepada stimuli dalam lingkungan akan meningkatkan
kecenderungan memori memasuki sistem sensorik dan memasuki STM. Salahsatunua adalah teknik mnemonik, yaitu
suatu teknik yang memudahkan penyimpanan,
atau penyandingan, dan pengingatan (recall) terhadap informasi yang ada dalam memori.
Lalu
bagaimana mnemonik ini dikatakan berhasil?
Keberhasilan mnemonik dalam memudahkan kinerja memori diatribusikan pada
dukungan mnemonik dalam pengorganisasian informasi.
Studi
mengenai individu yang memiliki memori istimewa mengindikasikan bahwa kemampuan
mereka melibatkan sejumlah ragam kombinasi teknik mnemonik, yakni metode
loci, imagery, dan sistem kata
bergantung yang dimodifikasi, dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar