Kelupaan
dan Mengingat
Oleh : Firyal Nabila (16410143)
Seringkali kita mengalami kelupaan,
mengapa demikian? Di sini kita akan membahas alasan-alasan mengapa memori kita
terkadang “tidak berfungsi”, sehingga menempatkan kita pada situasi tidak mampu
mengingat informasi yang kita inginkan. Sebenarnya, kelupaan terjadi ketika
informasi yang kita dapat tidak memasuki otak kita melalui reseptor-reseptor
sensorik akibat pengaruh sistem atensi, akibatnya tidak ada informasi yang
dapat diingat. Hal ini disebut kegagalan penyandian (failure to encode) dan mengacu pada kegagalan memasukkan materi ke
dalam long term memory atau disebut
juga dengan memori jangka panjang. Terkadang kita juga tidak menyadari bahwa
informasi yang kita “pelajari” tidak sungguh-sungguh masuk dalam memori kita.
Sebuah faktor lain yang menyebabkan
tejadinya kegagalan penyandian adalah faktor stress. Hukum Yerkes-Dodson
(Yerkes dan Dodson, 1908) mendalilkan bahwa tingkat arousal yang sangat rendah atau sangat tinggi menghambat kinerja
memori dan proses-proses kognitif yang lain. Ketika tingkat arousal sedemikian kuatnya, ha tersebut
menyebabkan kelupaan karena memori yang disimpan mungkin hanya berupa bagian
emosional dari pengalaman tersebut, tanpa detail yang jelas (Metcalf, 1998).
Kegagalan konsolidasi (consolidatidon failure) adalah hilangnya
memori akibat gangguan organik yang terjadi saat pembentukan jejak memori (memory trace), yang berakibat pada
terbentukya memori-memori yang tidak sempurna, yang bagi individu yang
bersangkutan dirasakan sebagai “kelupaan”. Dalam kegagalan konsolidasi, short term memory bekerja dengan normal
namun gangguan terjadi pada proses perpindahan infomasi dari STM ke LTM.
Adapun menyebabkan kelupaan adalah
amnesia. Amnesia adalah sejenis kelupaan yang terjadi akibat adanya problem di
otak. Amnesia dapat disebabkan oleh penyakit (seperti Alzheimer dan sindrom
Korsakoff), dan dapat pula diakibatkan cidera traumatik di otak (traumatic brain injury).
Faktor-faktor
lain yang menyebabkan kelupaan, yaitu :
1. Decay (secara harfiah berarti
“pembusukkan”) adalah memudarnya memori seiring berlalunya waktu atau akibat
jarang digunakannya memori tersebut.
2. Interferensi (interference) adalah bercampur-baurnya memori-memori yang serupa.
3. Interfensi retroaktif (retroactive interference) adalah
terjadinya penghambatan pengambilan memori-memori lama akibat memori baru.
4. Interferensi proaktif (proactive interference) adalah
terjadinya penghambatan pengambilan memori baru akibat memori-memori lama.
5. Kegagalan pengambilan (retrieval failure) adalah ketidakmampuan
menemukan isyarat memori (memory clue)
yang diperlukan bagi pengambilan memori tersebut.
6. Kelupaan yang disengaja (motivated
forgetting) adalah represi yang disadari terhadap memori, yang pada umumnya
dilakukan seseorang untuk menghindari kenangan akan pengalaman-pengalaman
traumatik.
7. Represi (repression) adalah tindakan mendorong pemikiran-pemikiran,
memori-memori, atau perasaan-perasaan yang mengancam keluar dari kesadaran.
Walaupun seringkali kita kelupaan
akan suatu hal, kita juga akan berusaha untuk mengingat. Mnemonik adalah suatu
teknik yang memudahkan penyimpanan, atau penyandian, dan pengingatan (recall) terhadap informasi dalam memori.
Para peneliti telah merancang sejumlah ragam teknik mnemonik, dan teknik-teknik
tersebut melibatkan strategi-strategi seperti imagery dan mediasi (misalnya metode loci dan sistem kata
bergantung), karakteristik-karakteristik fonemik dan ortografik (seperti
mengingat kata dan mengingat angka), isyarat-isyarat atau pemicu fonemik (fonemic cues) dan imagery mediation (seperti mengingat nama dan metode kata kunci),
dan pengorganisasian semantik. Keberhasilan mnemonik dalam memudahkan kinerja
memori diatribusikan pada dukungan mnemonik dalam pengorganisasian informasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar