Minggu, 26 November 2017

fikrotul barizah

Pembentukan Konsep, Logika dan Pengambilan Keputusan

Apa sih yang teman-teman ketahui tentang berpikir? Berpikir merupakan sebuah proses yang membentuk representasi mental baru melalui transformasi informasi oleh interaksi kompleks dari atribusi mental yang mencakup pertimbangan , pengabstrakan, penalaran, penggambaran, pemecahan masalah logis, pembentukan konsep, kreativitas dan kecerdasan. Konsep formasi melibatkan bentuk yang tajam untuk mengklasifikasikan objek dan pecarian tata cara yang relevan dengan proses tersebut. Aktivitas kogitif melibatkan proses-proses yang penting yakni meliputi belajar, asosiasi dan pengujian hipotesis. Dan strategi yang digunakan untuk formulasi dan pengujian hipotesis selama formasi tersebut meliputi scanning dan fokus pada prosedur, namun kemudian ada juga prosedur yang berfokus pada teknik yang dirasa lebih efektif dari pada strategi scanning.
Jika kita memahami berpikir merupakan proses umum untuk menentukan sebuah isu dalam pikiran, sementara logika adalah ilmu tentang berpikir. Walaupun antara dua orang sedang memikirkan hal yang sama, namun kesimpulan mereka pasti tidak akan sama. Berpikir dan logika telah menjadi subjek spekulasi untuk waktu yang lama. Lebih dari 2000 tahun lalu Aristoteles memperkenalkan suatu sistem penalaran atau validasi argumen yang biasa kita sebut silogisme. Sebuah silogisme mempunyai 3 langkah- sebuah premis mayor, premis minor, dan konklusi. Konklusi diraih ketika penalaran silogistik diakui valid atau benar. Jika premis-premisnya akurat dan bentuknya benar, maka sangat mungkin untuk menggunakan logika silogistik untuk validasi argumen. Konklusi yang tak logis dapat ditentukan dan sebab-sebabnya terisolasi. Dan ini merupakan pernyataan ringkas mengenai dasar teori dari banyak riset mengenai pikiran dan logika.

Penelitian mengenai penalaran deduktif mengindikasikan bahwa kesimpulan silogisme dipengaruhi oleh bentuk presentasi (visualvs verbal), banyaknya alternatif bagi premis umum, bentuk argumen (positif vs negatif), pengetahuan jangka panjang yang berhubungan dengan masalah, dan level intelegensi problem solving. Penalaran induktif menghasilkan kesimpulan yang sering di ekspresikan pada kemungkinan pernyataan dan kesesuaian lebih pada pengambilan keputusan sehari-hari daripada silogisme atau penalaran deduktif. Penelitian pada pengambilan keputusan menunjukan bahwa solusi untu suatu masalah dipengaruhi oleh faktor memori (keberadaan hipotesis), referensi sudut pandang yang mempengaruhi formulasi masalah, kegagalan untuk menyadari seberapa samakah sebuah kejadian pada populasinya, dan meremehkan signifikansi matematis dari kejadian yang mungkin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar