Pembentukan
Konsep, Logika dan Pengambilan Keputusan
Apa sih yang teman-teman ketahui tentang
berpikir? Berpikir merupakan sebuah proses yang membentuk representasi mental
baru melalui transformasi informasi oleh interaksi kompleks dari atribusi
mental yang mencakup pertimbangan , pengabstrakan, penalaran, penggambaran,
pemecahan masalah logis, pembentukan konsep, kreativitas dan kecerdasan. Konsep
formasi melibatkan bentuk yang tajam untuk mengklasifikasikan objek dan
pecarian tata cara yang relevan dengan proses tersebut. Aktivitas kogitif
melibatkan proses-proses yang penting yakni meliputi belajar, asosiasi dan
pengujian hipotesis. Dan strategi yang digunakan untuk formulasi dan pengujian
hipotesis selama formasi tersebut meliputi scanning dan fokus pada prosedur,
namun kemudian ada juga prosedur yang berfokus pada teknik yang dirasa lebih
efektif dari pada strategi scanning.
Jika kita memahami berpikir merupakan proses
umum untuk menentukan sebuah isu dalam pikiran, sementara logika adalah ilmu
tentang berpikir. Walaupun antara dua orang sedang memikirkan hal yang sama,
namun kesimpulan mereka pasti tidak akan sama. Berpikir dan logika telah
menjadi subjek spekulasi untuk waktu yang lama. Lebih dari 2000 tahun lalu
Aristoteles memperkenalkan suatu sistem penalaran atau validasi argumen yang
biasa kita sebut silogisme. Sebuah silogisme mempunyai 3 langkah- sebuah premis
mayor, premis minor, dan konklusi. Konklusi diraih ketika penalaran silogistik
diakui valid atau benar. Jika premis-premisnya akurat dan bentuknya benar, maka
sangat mungkin untuk menggunakan logika silogistik untuk validasi argumen.
Konklusi yang tak logis dapat ditentukan dan sebab-sebabnya terisolasi. Dan ini
merupakan pernyataan ringkas mengenai dasar teori dari banyak riset mengenai pikiran
dan logika.
Penelitian mengenai penalaran deduktif
mengindikasikan bahwa kesimpulan silogisme dipengaruhi oleh bentuk presentasi
(visualvs verbal), banyaknya alternatif bagi premis umum, bentuk argumen
(positif vs negatif), pengetahuan jangka panjang yang berhubungan dengan
masalah, dan level intelegensi problem solving. Penalaran induktif menghasilkan
kesimpulan yang sering di ekspresikan pada kemungkinan pernyataan dan
kesesuaian lebih pada pengambilan keputusan sehari-hari daripada silogisme atau
penalaran deduktif. Penelitian pada pengambilan keputusan menunjukan bahwa
solusi untu suatu masalah dipengaruhi oleh faktor memori (keberadaan
hipotesis), referensi sudut pandang yang mempengaruhi formulasi masalah,
kegagalan untuk menyadari seberapa samakah sebuah kejadian pada populasinya,
dan meremehkan signifikansi matematis dari kejadian yang mungkin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar