NAMA :
Dina Rahmawati
NIM :
16410089
KELAS :
Psikologi Kognitif “D”
PEMBENTUKAN KONSEP, LOGIKA dan
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Berpikir adalah proses yang membentuk
representasi mental baru melalui transformasi informasi oleh interaksi kompleks
dari atribusi mental yang mencakup pertimbangan, pengabstrakan, penalaran,
penggambaran, pemecahan masalah logis, pembentukan konsep, kreativitas, dan
kecerdasan. Ada tiga ide dasar tentang berpikir: (1) Berpikir adalah kognitif
yang terjadi secara “internal” dalam pemikiran, namun keputusan diambil lewat
perilaku. (2) Berpikir adalah proses yang melibatkan beberapa manipulasi
pengetahuan dalam sistem kognitif. (3) Berpikir bersifat langsung dan
menghasilkan perilaku yang “memecahkan’ masalah atau langsung menuju pada
solusi.
Pembentukan
Konsep
Pembentukan konsep berhubungan dengan
pengasahan sifat-sifat yang sesuai dengan kelas objek atau ide. Pembentukan
konsep yang digunakan lebih kecil cakupannya dari pada berpikir dan mudah untuk
dipelajari secara eksperimental bahwa ada pengetahuan yang dapat
dipertimbangkan dengan hukum dan proses pembentukan konsep. Definisi awal
konsep adalah penggambaran mental, ide, atau proses. Ini secara normal
tersingkap melalui metode instropeksi eksperimen yang telah secara luas diterima
sebagai teknik utama psikologi. Konsep didefinisikan dalam ciri-cirinya adalah
karakteristik suatu objek atau kejadian yang juga merupakan karakteristik objek
atau kejadian lain.
Asosiasi (asosiasisme)
merupakan teori tertua dan paling berpengaruh dalam pembentukan konsep.
Pembelajaran konsep adalah hasil dari : (1) Menguatkan pasangan tepat dari
sebuah stimulus, dengan respon yang mengidentifikasikan sebagai konsep. (2)
Non-penguatan (bentuk hukuman) pasangan yang tidak tepat dari sebuah stimulus
dengan respon untuk mengidentifikasikannya sebagai konsep.
Pendapat umum menegnai pengujian
hipotesis bahwa orang terkadang memecahkan masalahnya dan membentuk konsep
dengan memformulasikan dan menguji hipotesis yang telah muncul dalam psikologi
eksperimen. masing-masing partisipan boleh memilih subtipenya: (a) Pemindaian
stimulant yaitu mulai dengan seluruh hipotesis dan mengeliminasi yang tak dapat
dipertahankan. (b) Pemindaian berturut-turut yaitu mulai dengan hipotesis
tunggal, mengembangkannya jika berhasil dan jika tidak berhasil, dapat
menggantinya dengan hipotesis lan berdasarkan pengalaman sebelumnya. (c)
Pemusatan konservatif yaitu memilih kejadian positif sebagai fokus, lalu
membuat urutan penyusunan kembali.
jadi, tahap awal dalam pembentukan konsep
ini yakni memilih hipotesis atau strategis yang konsisten dengan objek
penyelidikan.
Logika
Logika yakni ilmu berpikir. Aristoteles
memperkenalkan sistem penalaran atau validasi argument yakni silogisme.
Silogisme ini memiliki 3 langkah : Premis mayor, Premis minor, dan Konklusi.
Konklusi diperoleh ketika penalaran silogistik diakui valid, jika
premis-premisnya akurat dan bentuknya benar.
Penalaran Deduktif dan Silogistik
dalam hal ini ada 4 kemungkinan di dalamnya (Johnson-Laird. 1995) yaitu (1)
Kesimpulan relasional berdasarkan perangkat logis dari hubungan sebagai lebih
dari, di sebelah kanan, dari, dan setelah. (2) Kesimpulan preposisional
berdasarkan negasi dan dalam koneksi seperti jika, atau, dan. (3) Silogisme
berdasarkan pasangan premis yang masing-masing berisi pemberi sifat tunggal
seperti seluruh atau sebagian. (4) Menjumlahkan kesimpulan kuantitatif
berdasarkan premis yang berisi lebih dari satu kesimpulan.
Penalaran Silogistik di dalamnya terdapat
Bentuk, Atmosfer, dan Isi. Bentuk adalah bentuk dasar salah satu cara untuk
memecahkan silogisme dengan menggambar diagram venn. Atmosfer adalah
kecenderungan untuk menerima atau menolak suautu argument berdasarkan
bentuknya. Perbedaan dalam memasangkan anggota A dan B akan menciptakan atmosfer
berbeda dan ujungnya kesimpulannya pun berbeda. Penelitian menunjukkan bahwa
orang cenderung menarik kesimpulan dalam permasalahan silogistik berdasarkan
gambaran internal yang pertama kali terbentuk mengenai premis , dan terkadang
gambaran yang tidak sebenarnya. Isi dalam silogistik dapat mempertahankan
bentuk argument sambil mengubah-ubah isinya.
Pengambilan
Keputusan
Penalaran Induktif adalah salah satu
bentuk lain dari penalaran. Dalam penalaran induktif sebuah kesimpulan biasa
dinyatakan secara implisit atau eksplisit dalam konteks pernyataan kemungkinan.
Pengambilan keputusan dalam
kehidupan sehari-hari atau nyata, kita bisa membuat keputusan yang tidak
terlalu mencerminkan hasil paradigma silogistik yang sudah dipikirkan
baik-baik, tapi dalam konteks penlaran induktif, yang keputusannya berdasarkan
pengalaman masa lalu dan kesimpulannya berdasarkan yang dirasa sebagai pilihan
terbaik dari sejumlah alternative. Jadi, dalam mengambil keputusan kita memilih
alternative dengan cara mengeliminasi pilihan yang kurang menarik secara
bertahap(eliminasi oleh aspek).
Percakapan/dialogue Penalaran dalam kehidupan, manusia biasa
masuk dalam perakapan yang melibatkan argumentasi. Mengidentifikasi komponen
structural pokok argument (Rips, dkk , 1999).
Kekeliruan Reifikasi. reifikasi suatu ide itu
menganggap bahwa ide itu nyata padahal sebenarnya ide tersebut bersifat
hipotesis atau metafora.contoh “ seorang mahasiswa yang kesulitan menyelesaikan
S2, berkata padaku “Universitas ini tidak mau memberiku gelar!” Dia menganggap
bahwa Universitas bertindak seperti individu padahal kenyataanya tidak seperti
itu. namun karena adanya alasan yang masuk akal yang membuatnya tidak bisa
memberi gelar. Ciri utamanya ada ciri yang difokuskan dan dipentingkan untuk mengalihkan
tujuan utama argument. Beberapa argument diantaranya:
1. Argumen ‘Ad Hominem’ yakni argument yang menyerang karakter
seseorang dan bukan isi argumennya. argument yang disahkan berdasarkan
pengalaman seseorang atau pengetahuan yang didapat dari seseorang.
2. Argumen yang Menggunakan Paksaan
dan Kekuatan yakni
yang mempertimbangkan kekuatan dan tenaga.
3. Mempertimbangkan Wibawa/kekuasaan
atau Ketenaran
4. Argumen Mayoritas-Pasti-Benar yakni jika banyak orang yang
melakukan sesuatu maka hal itu pasti benar.
5. Argumen Manusia Jerani yakni membangun suatu argument
yang lemah dan menghubungkannya dengan orang lain sehingga bisa mengalahkannya.
Dukungan Neurosains Kognitif Desain
untuk melihat apakah seseorang bisa menemukan peraturan awal dari pembentukan
konsep dan cukup fleksibel untuk mengabaikan peraturan yang telah ditegakkan
sebelumnya dan menemukan peraturan baru. Penelitian kemampuan problem-solving
pada pasien cedera otak bahwa hasilnya pasien dengan cedera operasi
dihemisfer kanan lebih buruk dari pada dengan yang cedera di hemisfer kiri.
Bingkai Keputusan atau kerangka
keputusan adalah konsepsi tindakan, hasil keluaran serta kontingensi pembuat
keputusan yang diasosiasikan dengan pilihan-pilihan tertentu. Kerangka diadopsi
seseorang saat akan membuat keputusan, dikendalikan oleh formulasi masalah
serta norma, kebiasaan, dan karakteristik
personal. Kerangka sangat berperan kuat dalam menentukan kesimpulan yang
dicapai individu dengan fakta-fakta esensial yang diberikan tapi dalam konteks
yang berbeda.
Memperkirakan Kemungkinan
(Probabilitas) itu setiap keputusan berkaitan dengan perkiraan kemungkinan
sukses. Penelitian tversky dan Kahneman mengidentifikasikan strategi yang
digunakan dalam menyelesaikan permasalahan umum.
Heuristik Keterwakilan ini yang
mempengaruhi dalam mengukur probabilitas kejadian iu dalam hubungan dengan
seberapa sama kejadian tersebut dengan ciri esensial populasinya.
Toerema Bayes dan Pengambilan
Keputusan (Thomas Bayes abad 18) menyatakan bahwa model matematika yang menyediakan
metode untuk mengevaluasi hipotesis perubahan nilai probabilitas. Probabilitas
kondisional yaitu peluang informasi baru adalah benar jika hipotesis-hipotesis
tertentu benar. Dan kita cenderung menduga kemungkinan kondisi lingkungan yang
lebih konservatif dari pda teori Bayes (Edwards, 1968).
Pembuatan
Keputusan dan Rasionalitas
Pembentukan konsep menunjukkan bahwa
keseluruhan makhluk hidup membentuk konsep menggunakan ketentuan rasional.
Validitas Sebuah argument dapat ditentukan oleh ketentuan logis, bahkan jika
kita dikelabuhi oleh salah satu dari struktur atau isi dari argument yang
salah. Menurut subbab pengambilan keputusan ini kita belajar bahwa kaum manusia
yang “rasional” pada umumnya bertindak irrasional ketika mengambil keputusan
tentang sekumpulan peristiwa yang besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar