Minggu, 26 November 2017

Dina Rahmawati

NAMA                        : Dina Rahmawati
NIM                : 16410089
KELAS                        : Psikologi Kognitif “D”
PEMBENTUKAN KONSEP, LOGIKA dan PENGAMBILAN KEPUTUSAN
       Berpikir adalah proses yang membentuk representasi mental baru melalui transformasi informasi oleh interaksi kompleks dari atribusi mental yang mencakup pertimbangan, pengabstrakan, penalaran, penggambaran, pemecahan masalah logis, pembentukan konsep, kreativitas, dan kecerdasan. Ada tiga ide dasar tentang berpikir: (1) Berpikir adalah kognitif yang terjadi secara “internal” dalam pemikiran, namun keputusan diambil lewat perilaku. (2) Berpikir adalah proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan dalam sistem kognitif. (3) Berpikir bersifat langsung dan menghasilkan perilaku yang “memecahkan’ masalah atau langsung menuju pada solusi.
Pembentukan Konsep
       Pembentukan konsep berhubungan dengan pengasahan sifat-sifat yang sesuai dengan kelas objek atau ide. Pembentukan konsep yang digunakan lebih kecil cakupannya dari pada berpikir dan mudah untuk dipelajari secara eksperimental bahwa ada pengetahuan yang dapat dipertimbangkan dengan hukum dan proses pembentukan konsep. Definisi awal konsep adalah penggambaran mental, ide, atau proses. Ini secara normal tersingkap melalui metode instropeksi eksperimen yang telah secara luas diterima sebagai teknik utama psikologi. Konsep didefinisikan dalam ciri-cirinya adalah karakteristik suatu objek atau kejadian yang juga merupakan karakteristik objek atau kejadian lain.
            Asosiasi (asosiasisme) merupakan teori tertua dan paling berpengaruh dalam pembentukan konsep. Pembelajaran konsep adalah hasil dari : (1) Menguatkan pasangan tepat dari sebuah stimulus, dengan respon yang mengidentifikasikan sebagai konsep. (2) Non-penguatan (bentuk hukuman) pasangan yang tidak tepat dari sebuah stimulus dengan respon untuk mengidentifikasikannya sebagai konsep.
            Pendapat umum menegnai pengujian hipotesis bahwa orang terkadang memecahkan masalahnya dan membentuk konsep dengan memformulasikan dan menguji hipotesis yang telah muncul dalam psikologi eksperimen. masing-masing partisipan boleh memilih subtipenya: (a) Pemindaian stimulant yaitu mulai dengan seluruh hipotesis dan mengeliminasi yang tak dapat dipertahankan. (b) Pemindaian berturut-turut yaitu mulai dengan hipotesis tunggal, mengembangkannya jika berhasil dan jika tidak berhasil, dapat menggantinya dengan hipotesis lan berdasarkan pengalaman sebelumnya. (c) Pemusatan konservatif yaitu memilih kejadian positif sebagai fokus, lalu membuat urutan penyusunan kembali.
            jadi, tahap awal dalam pembentukan konsep ini yakni memilih hipotesis atau strategis yang konsisten dengan objek penyelidikan.
Logika
       Logika yakni ilmu berpikir. Aristoteles memperkenalkan sistem penalaran atau validasi argument yakni silogisme. Silogisme ini memiliki 3 langkah : Premis mayor, Premis minor, dan Konklusi. Konklusi diperoleh ketika penalaran silogistik diakui valid, jika premis-premisnya akurat dan bentuknya benar.
            Penalaran Deduktif dan Silogistik dalam hal ini ada 4 kemungkinan di dalamnya (Johnson-Laird. 1995) yaitu (1) Kesimpulan relasional berdasarkan perangkat logis dari hubungan sebagai lebih dari, di sebelah kanan, dari, dan setelah. (2) Kesimpulan preposisional berdasarkan negasi dan dalam koneksi seperti jika, atau, dan. (3) Silogisme berdasarkan pasangan premis yang masing-masing berisi pemberi sifat tunggal seperti seluruh atau sebagian. (4) Menjumlahkan kesimpulan kuantitatif berdasarkan premis yang berisi lebih dari satu kesimpulan.
            Penalaran Silogistik di dalamnya terdapat Bentuk, Atmosfer, dan Isi. Bentuk adalah bentuk dasar salah satu cara untuk memecahkan silogisme dengan menggambar diagram venn. Atmosfer adalah kecenderungan untuk menerima atau menolak suautu argument berdasarkan bentuknya. Perbedaan dalam memasangkan anggota A dan B akan menciptakan atmosfer berbeda dan ujungnya kesimpulannya pun berbeda. Penelitian menunjukkan bahwa orang cenderung menarik kesimpulan dalam permasalahan silogistik berdasarkan gambaran internal yang pertama kali terbentuk mengenai premis , dan terkadang gambaran yang tidak sebenarnya. Isi dalam silogistik dapat mempertahankan bentuk argument sambil mengubah-ubah isinya.

Pengambilan Keputusan
            Penalaran Induktif adalah salah satu bentuk lain dari penalaran. Dalam penalaran induktif sebuah kesimpulan biasa dinyatakan secara implisit atau eksplisit dalam konteks pernyataan kemungkinan.
            Pengambilan keputusan dalam kehidupan sehari-hari atau nyata, kita bisa membuat keputusan yang tidak terlalu mencerminkan hasil paradigma silogistik yang sudah dipikirkan baik-baik, tapi dalam konteks penlaran induktif, yang keputusannya berdasarkan pengalaman masa lalu dan kesimpulannya berdasarkan yang dirasa sebagai pilihan terbaik dari sejumlah alternative. Jadi, dalam mengambil keputusan kita memilih alternative dengan cara mengeliminasi pilihan yang kurang menarik secara bertahap(eliminasi oleh aspek).
            Percakapan/dialogue Penalaran dalam kehidupan, manusia biasa masuk dalam perakapan yang melibatkan argumentasi. Mengidentifikasi komponen structural pokok argument (Rips, dkk , 1999).
            Kekeliruan Reifikasi. reifikasi suatu ide itu menganggap bahwa ide itu nyata padahal sebenarnya ide tersebut bersifat hipotesis atau metafora.contoh “ seorang mahasiswa yang kesulitan menyelesaikan S2, berkata padaku “Universitas ini tidak mau memberiku gelar!” Dia menganggap bahwa Universitas bertindak seperti individu padahal kenyataanya tidak seperti itu. namun karena adanya alasan yang masuk akal yang membuatnya tidak bisa memberi gelar. Ciri utamanya ada ciri yang difokuskan dan dipentingkan untuk mengalihkan tujuan utama argument. Beberapa argument diantaranya:
1.      Argumen ‘Ad Hominem’  yakni argument yang menyerang karakter seseorang dan bukan isi argumennya. argument yang disahkan berdasarkan pengalaman seseorang atau pengetahuan yang didapat dari seseorang.
2.     Argumen yang Menggunakan Paksaan dan Kekuatan yakni yang mempertimbangkan kekuatan dan tenaga.
3.     Mempertimbangkan Wibawa/kekuasaan atau Ketenaran
4.     Argumen Mayoritas-Pasti-Benar yakni jika banyak orang yang melakukan sesuatu maka hal itu pasti benar.
5.     Argumen Manusia Jerani yakni membangun suatu argument yang lemah dan menghubungkannya dengan orang lain sehingga bisa mengalahkannya.
            Dukungan Neurosains Kognitif Desain untuk melihat apakah seseorang bisa menemukan peraturan awal dari pembentukan konsep dan cukup fleksibel untuk mengabaikan peraturan yang telah ditegakkan sebelumnya dan menemukan peraturan baru. Penelitian kemampuan problem-solving pada pasien cedera otak bahwa hasilnya pasien dengan cedera operasi dihemisfer kanan lebih buruk dari pada dengan yang cedera di hemisfer kiri.
            Bingkai Keputusan atau kerangka keputusan adalah konsepsi tindakan, hasil keluaran serta kontingensi pembuat keputusan yang diasosiasikan dengan pilihan-pilihan tertentu. Kerangka diadopsi seseorang saat akan membuat keputusan, dikendalikan oleh formulasi masalah serta norma, kebiasaan, dan karakteristik  personal. Kerangka sangat berperan kuat dalam menentukan kesimpulan yang dicapai individu dengan fakta-fakta esensial yang diberikan tapi dalam konteks yang berbeda.
            Memperkirakan Kemungkinan (Probabilitas) itu setiap keputusan berkaitan dengan perkiraan kemungkinan sukses. Penelitian tversky dan Kahneman mengidentifikasikan strategi yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan umum.
            Heuristik Keterwakilan ini yang mempengaruhi dalam mengukur probabilitas kejadian iu dalam hubungan dengan seberapa sama kejadian tersebut dengan ciri esensial populasinya.
            Toerema Bayes dan Pengambilan Keputusan (Thomas Bayes abad 18) menyatakan bahwa model matematika yang menyediakan metode untuk mengevaluasi hipotesis perubahan nilai probabilitas. Probabilitas kondisional yaitu peluang informasi baru adalah benar jika hipotesis-hipotesis tertentu benar. Dan kita cenderung menduga kemungkinan kondisi lingkungan yang lebih konservatif dari pda teori Bayes (Edwards, 1968).
Pembuatan Keputusan dan Rasionalitas

            Pembentukan konsep menunjukkan bahwa keseluruhan makhluk hidup membentuk konsep menggunakan ketentuan rasional. Validitas Sebuah argument dapat ditentukan oleh ketentuan logis, bahkan jika kita dikelabuhi oleh salah satu dari struktur atau isi dari argument yang salah. Menurut subbab pengambilan keputusan ini kita belajar bahwa kaum manusia yang “rasional” pada umumnya bertindak irrasional ketika mengambil keputusan tentang sekumpulan peristiwa yang besar. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar