Selasa, 21 November 2017

Firyal Nabila

Kognisi Sepanjang Masa Kehidupan
Oleh : Firyal Nabila (16410143)
Kognisi manusia, ditinjau dari sudut pandang perkembangan, adalah hasil dari rangkaian tahap-tahap perkembangan yang dimulai sejak tahun-tahun awal permulaan pertumbuhan pada tahap awal. Persepsi, memori, bahasa, dan proses berpikir kita dikendalikan oleh struktur genetik dasar yang kita warisi dan perubahan yang kita alami sebagai tanggapan terhadap permintaan lingkungan yang muncul dalam berbagai interaksi fisik dan sosial. Intinya, kognisi berkembang dalam bentuk peningkatan mengikuti pola-pola yang teratur sejak bayi hingga masa dewasa, dan beberapa kemampuan kognitif mengalami penurunan pada masa tua. Perubahan-perubahan ini terjadi sebagai akibat proses-proses pematangan atau kemunduran neurologis dan fisik individu; keluarga, lingkungan sosial dan lingkungan pendidikannya; serta sebagai akibat interaksi antara perubahan fisik individu dengan lingkungannya.
Bagi Piaget, dua prinsip utama dalam perkembangan kognitif manusia adalah organisasi dan adaptasi. Organisasi (organization) mengacu pada sifat dasar struktur mental yang digunakan untuk mengeksplorasi dan memahami dunia. Pikiran dalam perspektif Piaget bersifat terstruktur atau terorganisasi, meningkat kompleksitasnya, dan terintegrasi. Tingkat berpikir yang paling sederhana adalah skema (scheme), yaitu representasi mental beberapa tindakan (fisik maupun mental) yang dapat dilakukan terhadap objek. Pada bayi yang baru lahir, menghisap, menggenggam, dan melihat adalah skema yang digunakan sebagai strategi kognitif bayi untuk mengetahui dunia. Dalam perkembangannya, skema-skema ini terintegrasi secara progresif dan terkoordinasi dalam pola-pola yang teratur, sehingga membentuk pikiran orang dewasa.
Adaptasi (adaptation) mencakup dua proses, yaitu asimilasi (asimilation) dan akomodasi (accomodation). Asimilasi adalah proses perolehan informasi dari luar, dan pengasimilasiannya dengan pengetahuan dan perilaku kita sebelumnya. Akomodasi meliputi proses perubahan (adaptasi) skema lama untuk memproses informasi dan objek-objek baru di lingkungannya. Piaget meyakini bahwa manusia memiliki struktur mental, mengasimilasikan peristiwa-peristiwa eksternal, dan mengonversikannya menjadi peristiwa-peristiwa mental atau pikiran. Dengan kata lain, manusia mengakomodasikan struktur biologis kita untuk menghadapi permasalahan yang muncul dari objek-objek baru. Dengan cara yang sama, kita mengakomodasi struktur mental kita terhadap aspek-aspek baru dan asing ke dalam lingkungan mental kita. Kedua proses ini, yaitu asimilasi dan akomodasi, merupakan representasi dua aspek yang saling melengkapi satu sama lain dalam proses adaptasi.
Ciri-ciri perkembangan kognitif (Piaget) adalah : bersifat kuantitatif, perubahannya linier dalam satu tahap, dan adanya perubahan kualitatif melintasi empat tahap utama, yaitu : tahap sensorimotor, pra-operasional, operasional konkret, dan operasional formal.
Tahap-tahap Perkembangan Kognitif – Piaget
Tahapan
Rentang Usia
Karakteristik
Sensori-motori
0-2 tahun
Dunianya terbatas pada saat sekarang dan di sini
Belum mengenal bahasa, belum memiliki pikiran pada masa-masa awal
Belum mampu memahami realitas objektif
Pra-operasional
2-7 tahun
Pikirannya bersifat egosentris
Pemikirannya didominasi oleh persepsi
Intuisinya lebih mendominasi daripada pikiran logisnya
Belum memiliki kemampuan konservasi
Operasional-konkret
7-11 tahun
Kemampuan konservasi
Kemampuan mengklasifikasikan dan menghubungkan
Pemahaman tentang angka
Berpikir konkret
Perkembangan pikiran tentang reversibilitas

Operasional-formal
11 tahun ke atas
Pikiran bersifat umum dan menyeluruh
Berpikir proposisional
Kemampuan membuat hipotesis
Perkembangan idealisme yang kuat

Teori lain mengenai perkembangan kognitif (Vygotsky) menolak determinisme biologis yang ketat dan menyatakan bahwa perkembangan didahului oleh proses belajar. Pikiran dan bahasa diyakini Vygotsky sebagai dua hal yang tidak saling tergantung, di mana pikiran terbentuk secara biologis, sementara bahasa merupakan bentukan sosial. Integrasi terjadi ketika anak menghubungkan pikiran, bahasa, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungannya melalui aktivitas pemberian nama.
Penelitian-penelitian yang membandingkan kognisi tingkat lanjut pada anak dan orang dewasa menunjukkan bahwa anak-anak menggunakan skematik cerita yang sama dengan cara yang dilakukan orang dewasa. Sementara orang dewasa lebih mengandalkan representasi semantik, anak-anak lebih mengandalkan representasi yang berdasarkan persepsi, seperti misalnya pembayangan (imagery). Pembentukan kategori konseptual mendahului akuisi bahasa, berdasarkan pembentukan prototipe pada bayi.
Akuisi informasi mula-mula membutuhkan persepsi dan perhatian (attention) pada informasi yang bersangkutan. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan antara kelompok subjek yang lebih muda dan kelompok subjek yang lebih tua dalam kemampuan-kemampuan seperti perhatian selektif dan kempuan untuk merespon tugas, meningkat seiring bertambahnya usia. Orang dewasa dan anak-anak yang lebih besar menggunakan strategi penyandian (encoding) yang berbeda (misalnya, berganda vs. Sederhana) dengan anak-anak yang lebih kecil, dan perbedaan ini muncul pada tahap awal rangkaian pemrosesan informasi sebagai register sensorik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar