Selasa, 21 November 2017

Firyal Nabila

Representasi Pengetahuan Secara Verbal Dan Visual
Oleh : Firyal Nabila (16410143)
Pengetahuan adalah penyimpanan, pengintegrasian, dan pengorganisasian informasi dalam memori. Pengetahuan adalah informasi yang telah diorganisasikan dalam memori; pengetahuan adalah bagian dari sebuah sistem atau jaringan informasi yang terstruktur; dengan kata lain, pengetahuan adalah informasi yang telah diproses dan memori adalah sistem yang kita gunakan untuk mengakses pengetahuan tersebut.
Bahasa dan Pengetahuan
Sebuah alasan yang menyebabkan kata-kata dan bahasa dipelajari secara mendalam adalah bahwa tingkat perkembangan kemampuan verbal manusia jauh melampaui spesies-spesies lain; oleh sebab itu, kemampuan berbahasa berfungsi sebagai demarkasi (batas pemisah) filogenetik. Sebuah alasan lain yang menyebabkan kata-kata dan bahasa dipeajari secara mendalam dalam psikologi kognitif adalah bahwa stuktur semantik memungkinkan kita mengidentifikasi jenis-jenis “benda” yang tersimpan dalam memori dan bagaimana “benda” yang tersimpan tersebut saling berhubungan dengan “benda” yang lain. Studi terhadap kata-kata menjadi menarik bukan karena nilai instrinksiknya, melainkan karena konsep-konsep dan hubungan-hubungan yang ditemukan dalam studi-studi tersebut, dan penemuan-penemuan tersebut mengungkap berbagai fakta sehingga struktur pengetahuan menjadi jelas dan kaya makna. Dengan mempelajari cara kata-kata direpresentasikan dalam memori, kita dapat mempelajari sejumlah hal mengenai isi, struktur, dan proses representasi pengetahuan.
Model-model kognitif mengorganisasikan data yang dihasilkan dari eksperimen-eksperimen semantik menjadi teori-teori memori yang komprehensif dan mencakup model-model set-teoretik, model perbandingan fitur, model-model jaringan, dan jaringan proposisional. Model-model set teoretik berisi gagasan bahwa konsep-konsep diorganisasikan melalui sejumlah besar set informasi, yang meliputi kategori-kategori dan atribut-atribut. Model perbandingan fitur semantik mengasumsikan bahwa sebuah struktur set-teoretik namun membedakan atribut-atribut sebagai atribut penegas (yakni fitur-fitur yang hakiki) dengan fitur-fitur karakteristik (yang bersifat deskriptif atau komplementer). Model-model jaringan mengasumsikan bahwa konsep-konsep disimpan dalam memori sebagai unit-unit independen yang saling terhubung oleh koneksi-koneksi yang spesifik dan bermakna (misalnya, “Murai adalah burung”). Terdapat pula asumsi-asumsi tambahan, yakni mengenai pengambilan memori melalui verifikasi kedua sasaran dan verifikasi konsep-konsep yang berhubungan. Asumsi lainnya menyatakan bahwa pergerakan instrastruktural selama retrieval akan membutuhkan waktu.

Jaringan-jaringan Proposisional
Sebuah proposisi (proposition) didefinisikan oleh Anderson (1985) sebagai “unit pengetahuan terkecil yang dapat berdiri sendiri sebagai suatu pernyataan terpisah (misalnya, bayi menangis).” Proposisi adalah unit terkecil yang masih mempunyai makna. Banyak ahli teori menganut konsep representasi proposisional pengetahuan.
Human Associative Memory (HAM) dan Representasi Pengetahuan
Anderson dan Bower (1973) mengkonseptualisasikan pengetahuan dalam suatu jaringan asosiasi-asosiasi semantik yang mereka sebut memori asosiatif manusia (human associative memory; HAM). Sebuah ciri utama HAM adalah penggunaan proposisi, yang berupa ungkapan-ungkapan atau pernyataan-pernyataan mengenai sifat-sifat dunia. Proposisi adalah suatu representasi atau abstraksi yang berupa kalimat; sejenis struktur lemah yang menghubungkan ide-ide atau konsep-konsep. Proposisi pada umumnya dilustrasikan dengan contoh-contoh semantik, namun bentuk-bentuk informasi lainnya, seperti representasi visual, dapat pula ditampilkan dalam memori dengan menggunakan proposisi. HAM merupakan suatu model asosiasionistik dasar dan mempengaruhi representasi pengetahuan dalam jumlah terbatas.
Model-model jaringan proposisional berisi gagasan bahwa memori diorganisasikan oleh sebuah jaringan asosiatif rumit yang berisi kontruksi-kontruksi proposisional, yang merupakan unit-unit terkecil yang masih memiliki informasi yang bermakna (misalnya, “New York sungguh besar”). Adapun model representasi pengetahuan dan pemrosesan informasi yang komprehensif telah dikembangkan oleh Anderson (1983); model tersebut dinamai pengendalian pikiran secara adaptif (adaptive control of thought; ACT). Teori ACT dari Anderson ini mengajukan gagasan tentang keberadaan tiga jenis memori, yakni: memori kerja, representasi deklaratif dan memori produksi.
Memori kerja (working memory) adalah sejenis memori jangka pendek yang aktif bekerja, yang berisi informasi yang dapat diakses sistem pada saat itu juga, termasuk informasi yang diambil dari memori deklaratif jangka panjang.
Memori deklaratif (declarative memory) adalah pengetahuan yang kita miliki mengenai dunia. Tampaknya, dalam pandangan Anderson, informasi episodik dan semantik disertakan dalam memori deklaratif.
Memori produktif adalah komponen utama yang terakhir dalam sistem ACT. Memori produktif sangatlah menyerupai memori prosedural, yang mengacu pada pengetahuan yang diperlukan untuk melakukan hal-hal fisik.
Dalam ACT, Anderson mengajukan suatu teori yang representasi pengetahuan yang bersifat trisandi (tricode). Ketiga sandi tersebut meliputi sebuah string temporal, sebuah citra spasial dan sebuah proposisi abstrak.
Koneksionisme dan Representasi Pengetahuan
Koneksionisme (connectionism) dapat didefinisikan sebagai sebuat teori tentang pikiran yang mengajukan gagasan mengenai keberadaan sebuah set besar berisi unit-unit sederhana yang saling berhubungan dalam sebuah jaringan yang terdistribusi secara paralel. Teori tersebut disusun berdasarkan asumsi bahwa unit-unit saling meragsang (excite) atau menghambat (inhibit) satu sama lain dalam sistem tersebut, secara bersamaan maupun paralel. Teori ini bertentangan dengan teori-teori pemrosesan serial, yang lazimnya digambarkan dalam diagram dengan kotak-kotak dan anak panah, yang menyatakan bahwa pemrosesan antara unit-unit dilakukan hanya secara berurutan (in sequence).
Representasi pengetahuan dalam model-model kognisi yang bersifat koneksionistik sangatlah berbeda dengan model-model yang menyimpan objek, citra, dan sebagainya. Pertama, dalam model-model koneksionistik, pola-pola itu sendiri tidaklah disimpan; item-item yang disimpan adalah kekuatan koneksi atara unit-unit, yang memungkinkan pembentukan pola-pola tersebut.
Kedua, model-model koneksionistik melakukan pendekatan terhadap pembelajaran secara berbeda. Dalam model-model representasi yang bersifat tradisional, sasaran proses pembelajaran adalah terbentuknya peraturan-peraturan eksplisit yang memungkinkan pengambilan informasi dan generalisasi isyarat-isyarat atau petunjuk-petunjuk.
Ketiga, tampaknya penting untuk mengulang bahwa model PDP adalah neurally inspired (dibuat berdasarkan asumsi-asumsi neurologis); meski demikian, model PDP tidaklah sama dengan tindakan mengidentifikasi jalur-jalur neural yang spesifik. Fakta bahwa model-model PDP bersifat neurally inspired membawa dampak langsung terhadap representasi pengetahuan.
Pengetahuan direpresentasikan dalam model-model PDP sebagai koneksi-koneksi antara unit-unit, yang secara teoritik serupa dengan cara jaringan neural merepresentasikan informasi.
Teori-teori Representasi Pengetahuan Secara Visual
1. Hipotesis Penyandian Ganda (dual-coding hypothesis), yakni hipotesis mengenai keberadaan dua sandi dan dua sistem penyimpanan—sandi dan sistem penyimpanan pertama bersifat khayalan (imaginal) dan yang lainnya bersifat verbal. Hipotesis ini juga menyatakan bahwa informasi dapat disandikan dan disimpan secara imajinal maupun verbal, atau keduanya. Hipotesis ini terutama didapati dalam karya Paivio.
2. Hipotesis Proposisional-konseptual (conceptual-propositional hypothesis), yang mengajukan gagasan bahwa informasi visual dan verbal dipresentasikan dalam bentuk proposisi-proposisi abstrak mengenai objek-objek beserta hubungan-hubungannya. Hipotesis ini terutama didapati dalam karya Anderson dan Bower, dan juga dalam karya Pylyshyn.
3. Hipotesis Ekuivalensi-fungsional (functional-equivalency hypothesis), yang mengajukan gagasan bahwa imagery dan persepsi melibatkan proses-proses yang serupa. Hipotesis ini terutama didapati dalam karya Shepard dan Kosslyn.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar